TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Saya teringat kalimat classic soal bangsa Jerman masa lalu. “Deutschland, Deutschland über alles, über alles in der Welt”. [Jerman, Jerman di atas segalanya, di atas segalanya di dunia].
Sejatinya, seruan itu, untuk berbagai raja Jerman agar memberikan prioritas lebih tinggi pada pembentukan Jerman bersatu daripada kemerdekaan negara-negara kecil mereka.
Tapi, tagline itu, dalam sejarah dunia, diimplementasikan ke dalam bentuk lain. Sejarah perang dunia mencatat. Pada bulan Maret 1944, misalnya, Hongaria diinvasi dan diduduki oleh Wehrmacht. Invasi ini secara resmi dikenal sebagai Operasi Margarethe (Unternehmen Margarethe). Wehrmacht (kekuatan pertahanan) adalah angkatan bersenjata Nazi Jerman yang bersatu dari tahun 1935 hingga 1945. Wehrmacht terdiri dari Heer (tentara), Kriegsmarine (angkatan laut) dan Luftwaffe (angkatan udara memaksa).
- BACA JUGA: EURO 2024: Ini Hasil, Jadwal, Klasemen, Pencetak Gol Terlengkap
- BACA JUGA: EURO 2024: Ronaldo Mandul, Portugal Nyaris Dipermalukan Ceko
Begitu pun ketika melihat Timnas Jerman tampil. Semangat itu seperti ‘menetap’ dalam diri para pemain. Mereka memenangkan empat Piala Dunia FIFA (1954, 1974, 1990, 2014), imbang dengan Italia, dan hanya kalah satu dari tim tersukses, Brasil.
Bahkan salah satu legenda sepak bola Inggris pun mengakui. “Sepak bola itu permainan sederhana: 22 orang mengejar bola selama 90 menit, tapi, pada akhirnya, Jerman {yang] menang.” kata Gary Lineker, pemain yang mencetak gol melawan Jerman Barat di semifinal Piala Dunia 1990. Jerman mengalahkan Inggris setelah adu penalti dan kemudian memenangkan turnamen. Sebuah kekecewaan besar bagi striker Inggris yang kemudian datang dengan kutipan legendaris itu tentang bagaimana Jerman sepertinya selalu menang.
Setelah memenangkan tiga Piala Eropa (1972, 1980, 1996), Jerman –dan Spanyol– menjadi pemegang rekor dalam kompetisi internasional tersebut. Jerman juga memenangkan Piala Konfederasi pada tahun 2017. Mereka juga menjadi runner-up di Piala Eropa tiga kali, dan empat kali di Piala Dunia, dengan empat kali finis di tempat ketiga di Piala Dunia.
Jerman Timur memenangkan emas Olimpiade pada tahun 1976. Jerman juga merupakan salah satu dari dua negara yang memenangkan Piala Dunia FIFA dan Piala Dunia Wanita FIFA (yang lainnya adalah Spanyol). Dengan gabungan Piala Dunia, Jerman menjadi negara sepak bola paling sukses dalam sejarah dengan enam Piala Dunia – empat untuk tim putra dan dua untuk tim putri.
Bahkan, pada akhir Piala Dunia 2014, Jerman memperoleh peringkat Elo tertinggi kedua dari tim sepak bola nasional mana pun dalam sejarah, dengan 2.223 poin. Jerman juga satu-satunya negara Eropa yang memenangkan Piala Dunia FIFA di benua Amerika.
Meski sempat terseok-seok pada era 2006-2021, yang mereka sebut low era, kini, predikat Jerman itu tak pupus. Nampaknya begitu. Mereka kini memperlihatkan. Pada laga pertama Piala Eropa 2024 atau EURO 2024, misalnya, Skotlandia dibantai [5-1]. Gambaran keperkasaan Die Mannschaft, rasanya, benar adanya: Deutschland über alles.” “Saya pikir tim Jerman luar biasa,” tutur Steve Clarke, pelatih Skotlandia. “Jerman tim kelas dunia. Kami akan belajar darinya.” ujar Ryan Christie, penyerang Skotlandia.
Jadi, rasanya, pernyataan Steve Clarke, seperti mengamini ucapan Franz Beckenbauer. “Sepak bola Jerman tidak akan terkalahkan di tahun-tahun mendatang.” Kata-kata percaya diri itu diucapkan legenda Bayern München dan Jerman [Franz Beckenbauer] usai Jerman menjuarai Piala Dunia 1990.
Rabu (19/6), pukul 23:00 WIB, di EURO 2024 atau Piala Eropa 2024, The Panzer akan menghadapi Hongaria, yang tidak terkalahkan dalam tiga pertemuan terakhir mereka melawan Jerman, setelah bermain imbang 2-2 di babak penyisihan grup EURO 2020 dan 1-1 di UEFA Nations League di kandang sendiri. “Tomorrow it’s up to how we present ourselves,” kata Julian Nagelsmann, pelatih Jerman.
Pelatih Marco Rossi mengakui anak asuhnya membuat terlalu banyak kesalahan dalam kekalahan hari Sabtu dari Swiss di Cologne. Namun, mengingat kemampuan Hongaria baru-baru ini untuk menggagalkan lawan yang paling sulit, dia mungkin yakin bisa mengecewakan tuan rumah turnamen di Stuttgart.