TENTANGKITA.CO– Gelandang Everton, Dele Alli akhirnya berani untuk membuka tabir masa kelamnya yang mengalami pelecehan seksual dan menjadi kurir narkoba.
Dengan agak terbata-bata, Dele Alli menceritakan kembali masa kecilnya yang membuatnya trauma saat menjadi tamu dalam podcast The Overlap bersama legenda Man United, Gary Neville pada Kamis 13 Juli 2023.
Pemain nasional timnas Inggris ini mengungkapkan, dirinya mengalami pelecehan seksual pada usia enam tahun dan pernah menjual narkoba pada usia 8 tahun.
“Pada usia enam tahun saya dianiaya oleh teman ibu saya yang ada di rumah dan ibuku adalah seorang pecandu alkohol. Itu terjadi pada pukul enam,” katanya.
Baca Juga; Pramusim Liga Inggris 2023-2024, Manchester United vs Real Madrid
Kemudian, pada umur tujuh tahun dirinya mulai merokok dan kenakalannya berlanjut di tahun berikutnya, ia bahkan sampai mengedarkan narkoba.
Pengalaman pahitnya belum berhenti di situ, karena Dele Alli juga membeberkan pernah digantung di jembatan oleh seorang pria.
Punya Orangtua Asuh
Kondisi Dele Alli membaik saat dirinya tidak lagi bersinggungan dalam lingkungan yang sangat buruk di kampung halamannya.
Baca Juga: WASPADA Potensi Hujan Petir di Jaksel Pada Jumat (14 Juli) Malam
Dele Alli akhirnya diadopsi oleh orang tua asuh yang mengharuskannya terbang ke tanah Inggris pada usia 12 tahun.
“Saya diadopsi oleh keluarga yang luar biasa, saya tidak bisa meminta orang yang lebih baik untuk melakukan apa yang telah mereka lakukan untuk saya. Jika Tuhan menciptakan manusia, itu adalah mereka,” katanya.
Namun, masa kecilnya yang begitu kelam tidak bisa dilupakannya begitu saja dan terus saja menghantui, sehingga mengharuskannya meminum obat setiap beranjak tidur.
Kecanduan Obat Tidur
Karena penggunaan yang berlebih, membuat Dele Alli kecanduan obat tidur dan tidak jarang menambahkan dengan obat di luar resep dokter.
Hal ini dialaminya hingga menjadi pemain profesional saat membela klub London, Tottenham Hotspurs.
Teman dan mantan rekan setim Tottenham, seperti Eric Dier dan Harry Kane, berusaha membantu, tetapi ditolaknya.
Baca Juga: 100 Persen Bisa Kerja Remote! 12 Bisnis Online Tanpa Modal Tapi Tetap Cuan, Bisa Kamu Coba!
“Saya tidak peduli, dan tidak akan menerima bantuan dari siapa pun. Saya sangat mati rasa kepada semua orang. Bangga saya melewatinya sekarang,” katanya.
Ia mencoba menghadapi semuanya sendiri, bahkan orang-orang terdekatnya sekalipun tidak digubrisnya.
“Keluarga angkat saya, saudara laki-laki saya, ada kalanya mereka membawa saya sambil menangis, meminta saya untuk berbicara dengan mereka tentang apa yang saya rasakan, tetapi saya tidak bisa melakukannya,” katanya.
Dengan permasalahannya ini, ia merasa seperti kehilangan identitas dirinya sendiri selama beberapa tahun dan menganggap tidak ada yang bisa menolongnya.
Alli bahkan tidak lagi berbicara kepada ibu atau ayah kandungnya saat dia berusia 18 tahun dengan munculnya masalah antara keluarga angkat dan orangtua kandungnya.
Performa Turun
Masalah bertambah lagi saat Mauricio Pochettino pergi dari Spurs pada 2019 yang membuat performanya di lapangan semakin buruk.
“Sulit bagi saya ketika dia pergi dan sangat sulit bagi saya untuk membiarkan orang lain masuk pada saat itu,” katanya.
Dele Alli yang sempat menerima dua penghargaan Pemain Muda Terbaik Asosiasi Pesepakbola Profesional tahun 2016 dan 2017 ini terpinggirkan saat Jose Maurinho mengambil alih Spurs.
Baca Juga: 10 Pekerjaan yang Cocok untuk Golongan Darah A, si Introvert Wajib Tahu Ini!
Menurutnya, ia tidak mencapai performa terbaiknya karena kurannya komunikasi dengan sang pelatih baru yang membuatnya merasa dipinggirkan.
“Mungkin momen paling menyedihkan bagi saya adalah ketika Jose Mourinho menjadi manajer dan dia berhenti memainkan saya,” katanya.
Frustasi akan posisinya dalam tim saat itu, Delle Ali bahkan sempat memutuskan akan pensiun dini pada usia 24 tahun.
“Saya ingat saya dalam kondisi yang buruk dan saya hanya melihat ke cermin menanyakan apakah saya bisa pensiun sekarang pada usia 24 tahun,” katanya.
Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Temui PM Malaysia Anwar Ibrahim Di Putrajaya
Menurutnya, bagi pemain sepakbola yang memiliki pemikiran seperti itu adalah hal yang sangat memilukan dan membuatnya semakin terpuruk.
“Itu memilukan bagi saya, bahkan memiliki pemikiran itu; itu sangat menyakiti saya dan merupakan hal lain yang harus saya tanggung,” katanya.
Rehabilitasi Kesehatan Mental
Alli juga sempat dipinjamkan ke klub Turki, Besiktas pada musim lalu dan terkena cedera yang membuatnya harus dioperasi.
Sembari untuk menyelesaikan proses operasi cederanya, usai dari Besiktas, ia memutuskan untuk bisa pergi ke fasilitas rehabilitasi modern kesehatan mental.
Ia menjalani proses rehabilitasi itu selama enam minggu dan saat ini diakui kondisinya menjadi lebih baik.
“Di dalam diri, saya benar-benar kalah dalam pertempuran dan sudah waktunya bagi saya untuk mengubahnya,” katanya.
Menurutnya, keputusannya untuk pengobatan ini mendapat dukungan penuh dari Everton.
Baca Juga: Sudah Cair 4 Juli 2023 Lalu, Ini Sebab Dana KJP Plus Tahap 1 Belum Masuk Rekeningmu
“Mereka mendukung saya 100% dan saya akan berterima kasih kepada mereka selamanya,” katanya.
Playmaker ini masih memiliki kontrak 12 bulan di Everton dan tidak bisa dipastikan apakah dia merupakan bagian dari rencana Sean Dyche untuk musim depan.