TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Badan Meteorologi Klilmatologi Geofisika (BMKG) memprediksi kondisi iklim dan cuaca di Indonesia pada 2024 akan berjalan dengan normal.
Prediksi BMKG tersebut termuat dalam laporan bertajuk Climate Outlook 2024 atau Pandangan Iklim 2024.
Perkiraan itu dapat menjadi panduan bagi kementerian atau lembaga, pemerintah daerah dan seluruh pihak untuk menyusun perencanaan dan kegiatan pembangunan pada sektor yang terkait atau terdampak oleh fenomena iklim.
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, gangguan iklim yang berasal dari Samudera Pasifik yaitu ENSO berada dalam fase El Nino Lemah—Moderat pada awal tahun. Selanjutnya, gangguan ENSO pada akhir tahun2024 menyebabkan El Nino Netral.
Meski begitu, masih ada peluang tetapi kecil, kondisi alam itu berkembang menjadi fenomena La Nina yang menjadi pemicu anomali iklim basah.
Hal serupa yang berlaku dengan Indian Ocean Dipole (IOD) sebagai penyebab gangguan iklim dari Samudra Hindia. Fenomena alam itu diprediksikan akan berada pada fase Netral dari awal hingga akhir tahun 2024.
BACA JUGA: Dana KJP November dan Desember 2023 Gelombang 2 Cair, Ada 80 Ribu Penerima
CURAH HUJAN NORMAL
Dari dinamika atmosfer yang bakal berlangsung pada 2024 itu, menurut Dwikorita Karnawati, BMKG memprediksi jumlah curah hujan tahunan pada di Indonesia pada tahun ini akan berkisar di kondisi normal.
Meski begitu, hujan tahunan di beberapa wilayah di Tanah Air bisa saja berada di fase di atas normal. Berikut ini sebaran wilayahnya:
– Sebagian kecil Aceh
– Sumatra Barat bagian selatan
– Sebagian kecil Riau
– Sebagian kecil Kalimantan Selatan
– Sebagian kecil Gorontalo
– Sebagian kecil Sulawesi Tengah
– Sulawesi Barat bagian utara
– Sebagian kecil Sulawesi Selatan
– Sebagian kecil Papua Barat
– Papua bagian utara.
Sementara itu, ada kemungkinan beberapa wilayah justru mengalami hujan tahunan di bawah normal yang tersebar di beberapa wilayah seperti:
– Sebagian Banten
– Sebagian kecil Jawa Barat
– Sebagian kecil Jawa Tengah
– Sebagian Yogyakarta
– Sebagian kecil Jawa Timur
– Sebagian kecil Nusa Tenggara Timur
– Papua bagian selatan.
BACA JUGA: KJP Bulan Januari 2024 Kapan Cair, Pantau Saldo JakOne Bank DKI Tanggal 2
Dalam Climate Outlook 2024 atau Pandangan Iklim 2024, BMKG juga menyertakan prediksi kemungkinan terjadi hujan tahun yang masuk kategori rendah.
Kemungkinan tersebut bisa berlangsung di sebagian Lampung, sebagian Jawa, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur dan Papua bagian selatan
“Meskipun kemarau 2024 diprediksi berlangsung dengan normal, namun terdapat wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan karena secara iklim memang memiliki curah hujan yang rendah,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Climate Outlook 2024 atau Pandangan Iklim 2024 BMKG juga menyertakan sejumlah rekomendasi umum untuk sektor terkait atau terdampak oleh fenomena iklim tersebut.
Rekomendasi tersebut antara lain melakukan langkah antisipatif terhadap potensi jumlah curah hujan tahunan yang melebihi rata-ratanya atau melebihi batas normalnya.
POTENSI BENCANA
Fenomena itu, menurut Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan, dapat memicu bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
Sementara, potensi curah hujan di bawah normal, menurut dia, dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya berupa kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau 2024.
Selanjutnya, tutur Ardhasena Sopaheluwakan, meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan terhadap banjir, seperti penyiapan kapasitas pada sistem drainase.
Antisipasi lainnya adalah menyiapkan sistem peresapan dan tampungan air agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir.
Selain itu juga perlu dipastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau.
“Terkait penanganan musim kemarau, meskipun kemarau 2024 diprediksi tidak sekering kemarau 2023, maka tetap perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di tahun 2024 khususnya pada periode kemarau pertama di bulan Februari 2024,” kata Ardhasena Sopaheluwakan.
Kebakaran hutan, menurut Ardhasena Sopaheluwakan, berpotensi terjadi di wilayah pesisir Sumatera bagian Timur, maupun periode kemarau periode kedua mulai Mei 2024 untuk wilayah lainnya yang rawan kebakaran hutan dan lahan.***