TENTANGKITA.CO – Prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan hujan dengan intensitas ringan akan turun di sebagian wilayah DKI Jakarta hari ini, Rabu 25 Oktober 2023.
Prakiraan cucaca BMKG menyatakan pada pagi hari seluruh wilayah Ibu Kota akan cerah berawan. Meski begitu, BMKG meminta masyarakat mewaspadai perubahan cuaca yang mungkin terjadi.
Nah pada siang hari, hujan dengan intensitas ringan berpotensi membasahi wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Sementara itu, di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat cuaca akan berawan, serta di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu cerah berawan.
Pada malam hari, prakiraan cuaca BMKG menyatakan seluruh wilayah di Jakarta bakal berawan. Hal yang sama terjadi pada dini hari.
Untuk rata-rata suhu udara hari ini di Jakarta, BMKG menyebut akan akan berada di kisaran 24-34 derajat celcius dengan kelembapan udara mencapai 55-90 persen.
BACA JUGA: Berita KLJ Terbaru Hari Ini Rabu 25 Oktober 2023, FIX Bansos Batal CAIR Bulan Ini
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa informasi prediksi cuaca berbasis aplikasi di smartphone atau HP kadang kurang akurat.
Menurut dia, kekurangakuratan informasi tersebut terjadi karena sumber data dan informasi tersebut bersifat global.
Tidak sedikit masyarakat yang menganggap data dan informasi yang diberikan berasal dari BMKG, kata Dwikorita Karnawati, karena menampilkan informasi seputar cuaca di Indonesia.
Padahal setelah ditelurusi data dan informasi tersebut bersumber dari institusi di luar Indonesia, bukan dari institusi resmi pemerintah”, ungkap Dwikorita di Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023.
Sekarang ini, di Google Play atau App Store memang banyak tersedia aplikasi prakiraan cuaca yang tersedia, selain aplikasi resmi dari pemerintah Indonesia ‘Info BMKG’.
Meski berbeda nama aplikasinya, fungsi perangkat keluaran lembaga nonpemerintah kurang lebih sama yakni untuk memprakirakan cuaca.
PRAKIRAAN CUACA RESMI
Dwikorita menerangkan bahwa prakiraan cuaca di wilayah Indonesia dikeluarkan secara resmi oleh BMKG yang dapat menjadi patokan untuk masyarakat beraktivitas.
BACA JUGA: Hasil Liga Champions UEFA Selasa (24/10) Bayern Munchen dan Inter Milan Menang
BMKG, kata dia, merupakan satu-satunya institusi resmi Indonesia yang berwenang untuk memberikan prakiraan cuaca bagi publik di Indonesia, sesuai dengan UU No. 31 tahun 2009, tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, rendahnya tingkat akurasi aplikasi nonpemerintah karena prakiraan cuaca dibuat dengan data global yang diolah dengan pemodelan matematis dan kemudian di-downscale khusus untuk Indonesia.
Data global tersebut, kata dia, merupakan data cuaca yang berasal dari negara-negara di seluruh dunia yang menjadi anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organisasi – WMO)
BMKG saat ini selalu mengirimkan data ke WMO secara otomatis melalui jaringan komunikasi satelit untuk dihimpun menjadi data global.
“Namun, perlu dipahami bahwa data dan informasi yang dikirimkan oleh BMKG hanya terbatas data dari 59 stasiun pengamatan di Indonesia yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa dan Sumatra,” katanya.
Lembaga nonpemerintah itu, tambah Guswanto, kemudian mengolah data global tersebut selanjutnya dimodelkan, dan di-downscale guna menghasilkan prakiraan cuaca di kota-kota atau di berbagai daerah di Indonesia.
“Terbatasnya data tersebut tentu saja tidak mampu merepresentasikan kondisi cuaca dan iklim di seluruh wilayah Indonesia,” tambah Guswanto.
Fakta tersebut di atas, kata Dwikorita Karnawati, menjadi jawaban mengapa informasi cuaca yang dikeluarkan aplikasi smartphone tidak jarang meleset dan menimbulkan kebingungan masyarakat.
BACA JUGA: Menohok, Begini Tanggapan Ahok Soal Gibran Jadi Cawapres Prabowo Subianto
Data tersebut tidak divalidasi atau diverifikasi dengan data observasi faktual di lapangan yang lebih merepresentasikan kondisi dan dinamika cuaca di Indonesia.
Dwikorita menambahkan pemodelan global yang di-downscale tersebut tentunya tidak cukup akurat untuk merepresentasikan kondisi faktual di Indonesia yang sangat kompleks dan dinamis.
“Terlebih, kondisi cuaca dan iklim Indonesia sangat dipengaruhi oleh Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta Benua Asia dan Benua Australia,” katanya.
NEGARA KEPULAUAN
Selain itu, menurut Dwikorita Karnawati, wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh garis khatulistiwa dengan kondisi topografi yang kompleks. Realitas ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap dinamika cuaca dan iklim di wilayah Indonesia.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan BMKG memiliki ribuan titik observasi yang diperlukan untuk asimilasi dan validasi model Prakiraan Cuaca di seluruh wilayah Indonesia.
Data tersebut kemudian diolah oleh para pemantau (observer) dan Prakirawan (forcaster) sebelum akhirnya disebarluaskan secara resmi oleh BMKG melalui berbagai kanal komunikasi yang dimiliki, salah satunya melalui aplikasi smartphone bernama infoBMKG.
BMKG sendiri memiliki fasilitas observasi cuaca dan iklim dengan berbagai sistem dan peralatan cuaca, antara lain puluhan radar cuaca dan ribuan peralatan operasional, yang dilengkapi sistem komputasi dengan “High Performance Computer”.
Oleh karena ditanggung pemerintah, menurut Andri Ramdhani, BMKG mampu untuk menyediakan sistem dan peralatan tersebut, juga mengoperasikan dan memeliharanya.
“Sebaliknya, institusi non pemerintah tersebut, mungkin tidak mempunyai kapasitas untuk memasang ratusan peralatan dengan sistem processing yang telah diset-up khusus sesuai dengan keunikan dinamika cuaca di wilayah Indonesia,” ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG itu.
Andri Ramdhani menerangkan metode pemodelan untuk prakiraan cuaca yang dilakukan BMKG adalah dengan mengintegrasikan data dari ratusan titik-titik observasi, ke dalam pemodelan matematis.
Meski metode tersebut hampir sama dengan metoda yang diterapkan oleh institusi lainjya, namun dari segi data, BMKG memiliki data yang lebih lengkap untuk mengasimilasi atau memvalidasi model Prakiraan Cuaca ya.
Akhirnya Dwikorita menekankan bahwa data di BMKG, jauh lebih merepresentasikan kondisi di Indonesia yang diambil dari ratusan stasiun observasi atau ribuan peralatan observasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Sistem processing dan pemodelan yang digunakan pun telah di-set-up sesuai dengan keunikan kondisi dan dinamika cuaca di Indonesia, sehingga hasilnya bisa jauh lebih tepat dan akurat. Dwikorita berharap, masyarakat bisa memanfaatkan data dan informasi yang dikeluarkan secara resmi oleh BMKG.