TENTANGKITA.CO – DKI Jakarta lagi-lagi menempati ranking pertama 10 kota besar dengan kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan data IQAir di laman iqrair.com.
Menurut IQAir, tingkat polusi udara di DKI Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat dengan indeks kualitas udara di tingkat 169. Tercatat sebagai polutan utama adalah PM2.5
Berdasarkan penelusuran tentangkita.co ke laman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Konsentrasi Partikulat atau Particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5mikrometer.
Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik.
Dengan indeks kualitas udara di tingkat 169, menurut IQAir, konsentrasi PM2.5 di DKI Jakarta saat ini 17.9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
BACA JUGA: Ini Biang Kerok Polusi Udara di DKI Jakarta dan Sekitar Versi KLHK: Ada 161 Perusahaan
Mengantisipasi memburuknya kualitas udara DKI Jakarta, IQAir menyarankan empat langkah ini:
– Kenakan masker di luar
– Nyalakan penyaring udara
– Tutup jendela anda untuk menghindari udara luar yang kotor
– Hindari aktivitas outdoor
Berikut ini daftar 10 kota besar dengan kualitas udara terburuk di dunia sampai dengan pukul 08.05 WIB, Selasa 29 Agustus 2023 versi IQAir:
SUMBER POLUSI UDARA DI JAKARTA
Sementara itu tercatat 161 perusahaan disebut sebagai sumber polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya atau Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek) versi KLHK.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah menjatuhkan sanksi kepada 11 entitas industri dari 161 perusahaan tersebut yang disebut sebagai sumber polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Menurut Menteri LHK, Siti Nurbaya, pemberian sanksi terhadap sumber polusi udara di Jabodetabek tersebut merupakan bentuk penegakan hukum di lapangan.
BACA JUGA: Pendaftaran DTKS DKI Jakarta 2023 Secara Online Kalau Sudah Dibuka: Kunjungi dtks.jakarta.go.id
Siti Nurbaya mengungkapkan sejumlah sumber yang berkontribusi dalam penurunan kualitas udara di Jabodetabek, antara lain, kendaraan bermotor sebesar 44 persen, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 34 persen, rumah tangga, pembakaran, dan lain-lain.
Menteri LHK mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap sekitar 351 industri, termasuk PLTU dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), dan berhasil mengidentifikasi 161 sumber pencemaran yang akan diperiksa di enam stasiun pemantauan kualitas udara.
“Kami telah melakukan indentifikasi kira-kira 161 yang akan kita periksa di enam titik lokasi yang dekat dengan pengamatan oleh peralatan yang ada di kementerian,” ungkap Siti seusai rapat bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Senin 28 Agustus 2023.
Menteri KLHK menegaskan lokasi yang konsisten masuk kategori udara tidak sehat berada di Sumur Batu, Bantar Gerbang ada 120 unit usaha. Lubang Buaya 10 unit usaha, Tangerang 7 unit usaha, Tangerang Selatan 15 entitas usaha, dan Bogor 10 entitas usaha.
BACA JUGA: Belum Terjawab KJP Plus Bulan September 2023 Kapan Cair: Yang Resmi Cuma dari P4OP dan Disdik DKI
“Sampai dengan tanggal 24 (Agustus) dan sudah dikenakan sanksi administratif yaitu 11 entitas. Kami akan melanjutkan langkah-langkah ini untuk kira-kira 4 sampai 5 minggu lagi deh ke depan untuk sebanyak yang tadi saya laporkan,” ujar Menteri Siti Nurbaya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Siti Nurbaya menambahkan Presiden Jokowi meminta KLHK tegas dalam kebijakan dan operasi lapangan. Termasuk pengetatan terhadap penerapan uji emisi.
“Ini tentu dalam konteks kementerian LHK terkait penegakan hukum terhadap sumber-sumber pencemaran terutama dari industri pembangkit listrik dan lain-lain, dan juga uji emisi kendaraan yang harus ketat,” katanya.
Presiden Jokowi dalam rapat terbatas meminta jajarannya untuk melakukan upaya peningkatan kualitas udara di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dengan berbasiskan pada kesehatan.
Kepala Negara juga meminta kementerian/lembaga (K/L) terkait untuk mengambil langkah tegas dalam penanganan tersebut.
TEKNIK MODIFIKASI CUACA
Selain melakukan pengawasan dan penegakan hukum terhadap sumber pencemaran serta uji emisi kendaraan, kata Menteri LHK, pemerintah juga melakukan teknik modifikasi cuaca (TMC).
BACA JUGA: Pendaftaran DTKS DKI 2023 Kapan Dibuka: Begini Kata Dinsos DKI
TMC yang salah satunya dilakukan pada tanggal Minggu (27 Agustus 2023) ini, papar Siti Nurbaya, membutuhkan awan dan syarat klimatologi tertentu.
“Mulai hujan kan di Bogor jam kira-kira jam 05.33 menit ya, kita KLHK mengikuti terus perkembangan-perkembangannya. Dan, dalam record-nya KLHK, setelah hujan itu pada jam 15.30 [WIB] dari angka ISPU 97 untuk PM 2,5 itu pada jam 18.30 [WIB] angkanya drop menjadi 29. Artinya, kualitas udaranya jadi baik,” kata Menteri Siti Nurbaya.
Selanjutnya, di Bogor Tanah Sareal, itu pada jam 16.00 [WIB] juga terjadi penurunan dari angka 87 menjadi angka di 13.
“Jadi, artinya memang seperti saya pernah bilang bahwa kalau pencemaran udara itu naik ke udara lalu berputar-putar di situ saja kan jadi susah, tapi ketika dia tercuci memang jadi baik,” ujarnya seperti dilansir laman Sekretariat Kabinet.
Selain itu, pemerintah juga telah melakukan ujicoba TMC mikro menggunakan mist generator di Gedung Pertamina, Jalan Merdeka Timur dan secara mobile di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) – Gerbang Pemuda – Asia Afrika – Sudirman Thamrin, Jakarta.
“Ada lagi yang namanya tirai air. Tirai air itu sirkulasi air, tetapi perlu dipasang di teras-teras gedung-gedung besar yang menghadap ke ruang publik. Jadi kalau sirkulasi airnya terus kayak air mancur, tapi terus-terusan begitu ya, namanya pakai tirai begitu, itu juga akan memberikan uap air sebetulnya, sehingga itu juga bisa mempengaruhi,” ujar Siti Nurbaya.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah dengan bersama seluruh elemen masyarakat menggalakkan penanaman pohon untuk menyerap karbondioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2) sekaligus mengurangi polusi.
“Ini sesuatu yang sangat baik, jadi sekaligus kita bersama-sama seluruh elemen masyarakat, termasuk dunia usaha, pegawai pemerintah, pemerintah, kemudian masyarakat, rumah tangga, itu kita bicara cinta lingkungan. Jadi kita menanam pohon sedapat-dapatnya, nah sehingga bisa memberikan kesejukan,” ujarnya.