Jumat, 22 November 2024

Mengenal Sesar Opak dan Potensi Ancaman Tsunami Setinggi 8—10 Meter di Pantai Selatan Jawa

Sesar Opak adalah merupakan patahan aktif yang membentang di tengah Provinsi DIY. Sesar ini bergerak aktif sehingga kerap kali menjadi penyebab terjadinya gempa yang mengguncang Yogyakarta.

Hot News

TENTANGKITA.CO – Sumber gempa yang diberi sebutan Sesar Opak dengan Magnitudo tertarget  dengan skala M 6,6 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan Magnitudo tertarget M 8,7 di selatan Jawa masih terus aktif.

Ternyata ancaman bencana alam di Yogyakarta tak cuma itu karena Pantai Selatan Jawa harus waspada juga dengan potensi tsunami setinggi 8—10 meter.

Demikian penjelasan dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, terkait dengan potensi bencana alam di bagian selatan Jawa.

Dwikorita menyampaikan hal itu seusai pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Royal Ambarrukmo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, baru-baru ini.

“Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan ini memang aktif dan belum berhenti aktivitasnya,” ujarnya seperti dilansir laman BMKG.

BACA JUGA: Inikah Sebab KJP Agustus 2023 dan KLJ Tahap 2 Tak Kunjung Cair? DPRD Minta Benahi Data Penerima Bansos

Untuk itu, menurut Kepala BMKG, pelatihan mitigasi kebencanaan kepada masyarakat di wilayah Yogyakarta harus terus dilakukan secara berkelanjutan.

Begitu pula dengan potensi gempa yang berasal dari Samudera Hindia. “ Di Samudera Hindia selatan Yogyakarta juga terdapat sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust, yang juga masih sangat aktif,” ungkap Dwikorita.

Langkah tersebut penting, kata Dwikorita, agar meningkatkan ketangguhan yang berkelanjutan (sustainable resilience).

“Jadi tidak boleh berhenti upaya mitigasi dan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat. Khususnya yang tinggal di wilayah pesisir karena ancaman tsunami juga menghantui selain gempa bumi,” ungkap Dwikorita.

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan bahwa saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya adalah gempa dengan Magnituda 6.0 di Kabupaten Bantul 30 Juni 2023 lalu.

Namun demikian, gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan. Menurut Dwikorita, hal ini salah satunya berkat antisipasi struktur bangunan yang cukup baik di daerah Bantul.

BACA JUGA: Info Terbaru KJP Plus Bulan Agustus 2023 Kapan Cair dari P4OP dan Disdik DKI Ditunggu

“Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiap-siagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan ketangguhan sangat diperlukan.

Negara-negara di ASEAN dapat saling bertukar nilai, ilmu, serta pengalaman terutama terkait kebencanaan yang melibatkan sipil-militer, menuju One ASEAN, One Response.

“Terkait penanggulangan bencana, kita telah bekerjasama dengan seluruh negara yang ada di wilayah ASEAN ini. Semuanya sudah terjalin dengan kokoh dengan saling membantu jika terjadi bencana di negara-negara kawasan Asia Tenggara,” tuturnya.

ARDEX 2023 merupakan tindak lanjut dari pertemuan Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) tahun lalu di Bali, di mana Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menggelar simulasi latihan penanggulangan darurat bencana.

BACA JUGA: Penerimaan CPNS 2023: PPPK Jadi Prioritas Rekrutmen CASN 2023, Tersedia 543 Ribu Formasi

Kegiatan itu juga bertujuan untuk membangun kapasitas dan menjalin solidaritas kerjasama negara-negara ASEAN dalam kebencanaan.

ALIRAN SUNGAI OPAK

Pada awal Januari 2022, BMKG menyisir jalur Sesar Opak sebagai bagian dari upaya mitigasi potensi gempa di wilayah DI Yogyakarta.

Ada enam titik yang menjadi lokasi survei dan kajian geologi yang dilakukan BMKG yakni di daerah:

  1. Kalidadap
  2. Goa Cerme
  3. Lenteng Satu
  4. Kedungrejo
  5. Kedung Tolok
  6. Sungai Kaliurang.

Sesar Opak adalah merupakan patahan aktif yang membentang di tengah Provinsi DIY. Sesar ini bergerak aktif sehingga kerap kali menjadi penyebab terjadinya gempa yang mengguncang Yogyakarta.

“Keenam lokasi tersebut dipilih karena termasuk dalam jalur Sesar Opak,” ungkap Kepala BMKG. Dwikorita Karnawati, di Yogyakarta, ketika itu.

BACA JUGA: Meski Tidak Tenar dan Jarang Peminat, Ternyata 15 Jurusan Ini Berpeluang Tinggi Diterima CASN CPNS 2023

Survey dan kajian geologi itu bertujuan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang tampak dipermukaan sebagai bagian dari proses validasi hasil pengolahan data seismik yang dilakukan oleh Tim BMKG dengan melibatkan pakar geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yaitu Prof Dr Subagyo Pramumijoyo, DEA, dan Gayatri Indah Marliyani PhD.

“Hasil survey ini menjadi pijakan untuk mengenali lebih detil Sesar Opak dan mengantisipasi dampak dan kemungkinan yang timbul dari sesar ini. Mengingat sesar ini berkategori sangat aktif,” kata Kepala BMKG.

Dwikorita berharap pemerintah daerah secara aktif meningkatkan literasi dan melakukan langkah mitigasi guna mengantisipasi jatuhnya korban jiwa akibat gempa bumi.

Pemerintah daerah, kata dia, sebaiknya menetapkan standar bangunan aman gempa menjadi syarat diberikannya Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Demikian informasi terkait potensi ancaman gempa di Sesar Opak, lempeng megathrust, dan tsunami yang bisa melanda wilayah Yogyakarta menurut BMKG.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...