TENTANGKITA.CO – Yenny Wahid atau Zannuba Ariffah Chafsoh bisa menjadi figur alternatif untuk jadi cawapres berpasangan dengan Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo menghadapi Pilpres 2024, ujar pengamat dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin.
Yenny Wahid putri Presiden Abdurrahman Wahid ini punya keunggulan dan bisa menggaet pemilih dari kalangan perempuan apalagi dia adalah salah satu tokoh Nahdlatul Ulama.
“Mba Yenny Wahid ini bisa jadi figur alternatif. Bisa menjadi opsi alternatif bagi calon presiden manapun,” ujar dia seperti diberitakan Antaranews.com
Yenny Wahid pernah diusulkan sebagai bakal cawapres pendamping bakal capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. Ini karena kedekatan pemilih PDIP dan kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Namun baru-baru ini Yenny Wahid juga digadang-gadang bisa berduet dengan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan.
Yenny Wahid bisa menjadi cawapres Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo karena bisa merepresentasikan cawapres dari kalangan perempuan.
Sejauh ini kata dia tidak banyak nama perempuan yang masuk dalam bursa cawapres dari berbagai lembaga survei.
Yenny Wahid juga memiliki garis keturunan yang kuat dari Nahdlatul Ulama (NU). Sehingga dia dinilai bisa mendongkrak suara dari kaum Nahdliyin, terutama kalangan NU kultural.
Yenny menurut dia bukan hanya dekat dengan NU, tapi dia adalah representasi kontemporer NU.
Alasan lain kata Ujang adalah Yenny yang memiliki keluarga besar berada di Jawa Timur bisa menjadi pendulang suara karena provinsi ini adalah gudang suara dengan jumlah pemilih terbanyak di Indonesia.
Suara pemilih di Jawa Timur, kata Ujang jadi rebutan bagi banyak pasangan calon. Karena itu banyak calon yang punya program khusus untuk wilayah Jawa Timur. Gudang suara yang lain adalah Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta.
Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden kapan?
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu.
Syarat untuk mengajukan pasangan capres dan cawapres adalah mempunyai sedikitnya 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Di DPR saat ini ada 575 kursi, sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi. Alternatif lain pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.