TENTANGKITA.CO – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti cuaca ekstrem telah berlangsung di beberapa wilayah di Tanah Air dalam beberapa pekan terakhir.
Lantas, apa sih penyebab terjadinya cuaca ekstrem tersebut?
Berdasarkan keterangan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, sebagian wilayah Indonesia saat ini sedang berada pada fase peralihan antara kemarau ke musim hujan.
Hal itu ditandai dengan fenomena hujan lebat dan juga angin kencang atau puting beliung. Menurut dia, hal itu merupakan salah satu penyebab terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Indonesia.
“Saat ini juga masih terdeteksi terjadinya La Nina dengan intensitas lemah yaitu fenomena yang dipengaruhi adanya aliran massa udara di Samudra Pasifik akibat suhu muka air laut di Indonesia ini lebih hangat daripada suhu air laut di Samudra Pasifik bagian tengah barat,” tuturnya seperti dilansir oleh pmjnews.com.
Adapun fenomena seperti Indian Ocean dipole, yang memberikan kontribusi terhadap melimpahnya uap air pembentukan awan-awan konvektif di wilayah Indonesia, dan fenomena sirkulasi siklonik menyebabkan peningkatan awan-awan hujan dengan kecepatan angin yang tinggi juga turut berkontribusi pada fenomena cuaca ekstrem di Indonesia.
BACA JUGA: Ayo Cek Daftar Penerima KJP Plus Tahap 2 Tahun 2022 di kjp.jakarta.go.id
Dwikorita melanjutkan, fenomena cuaca ekstrem yang melanda kawasan Indonesia dipengaruhi faktor-faktor yang cukup kompleks dan terjadi bersamaan.
“Sangat kompleks pada cukup banyak fenomena yang terjadi secara bersamaan,” ujarnya.
Sebelumnya, di laman resmi BMKG, bmkg.go.id, Dwikorita menjelaskan tentang wilayah di Indonesia yang dilanda cuaca ekstrem.
BMKG telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem sebelumnya untuk periode 02-08 Oktober 2022, dan berdasarkan analisis terkini bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan.
Hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
Kemudian aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti MJO (Madden Jullian Oscillation) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin juga secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
BACA JUGA: BSU Ketenagakerjaan 2022 Tahap 6 & Tahap 7 Kapan Cair: Cara Cek Penerima BLT Subsidi Gaji
POTENSI CUACA
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprediksikan potensi curah hujan dengan INTENSITAS SEDANG-LEBAT yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 09-15 Oktober 2022 di wilayah sebagai berikut:
- Aceh
- Sumatra Utara
- Riau
- Riau
- Bangka Belitung
- Jambi
- Bengkulu
- Sumatra Selatan
- Lampung
- Banten
- DKI Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Sementara ituntuk periode 3 (tiga) hari kedepan (08-10 Oktober 2022), berdasarkan Prakiraan Berbasis Dampak, WILAYAH BERPOTENSI TERDAMPAK HUJAN LEBAT DENGAN KATEGORI SIAGA perlu diwaspadai di:
- Sebagian wilayah Aceh
- Sebagian wilayah Banten
- Sebagian wilayah DKI Jakarta
- Sebagian wilayah Jawa Barat
- Sebagian wilayah Jawa Tengah
- Sebagian wilayah Jawa Timur
- Sebagian wilayah Kalimantan Barat
- Sebagian wilayah Sulawesi Tengah
- (informasi lebih rinci hingga LEVEL KECAMATAN untuk potensi dampak hujan lebat dapat diakses di laman signature.bmkg.go.id).
BACA JUGA: BSU Ketenagakerjaan 2022 Tahap 5, Tahap 6, dan Tahap 7 Kapan Cair: Cek di Sini
POTENSI AWAN CUMULONIMBUS
Potensi pertumbuhan awan cumulonimbus (CB) di wilayah udara Indonesia pada tanggal 08-14 Oktober 2022 yaitu sebagai berikut:
Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL / Occasional) selama 7 hari kedepan diprediksi terjadi di: Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Laut Filipina, Samudera Hindia selatan Pulau Jawa hingga barat Pulau Sumatra.
Awan itu juga akan ada di sebagian kecil Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, dan Pulau Papua, Sebagian besar Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Seram, Laut anda, Laut Aru, Samudra Pasifik Utara Pulau Papua.
Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial >75% (FRQ / Frequent) selama 7 hari kedepan diprediksi terjadi di: Laut Cina Selatan.
BACA JUGA: BSU Ketenagakerjaan 2022 Tahap 6 & Tahap 7: Proyeksi Pencairan Lihat di Sini
POTENSI GELOMBANG TINGGI
Potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada tanggal 08-14 Oktober 2022 yaitu sebagai berikut:
Kategori Tinggi Gelombang 2.5 – 4.0 m : Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh, Perairan barat P. Simeulue hingga Kep. Mentawai, Perairan P. Enggano – Bengkulu, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Perairan selatan Bali hingga P. Sumba, Samudra Hindia selatan Banten hingga P. Sumba, Laut Natuna.
REKOMENDASI
Pihak-pihak terkait diharapkan melakukan persiapan antara lain:
- Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
- Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
- Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
- Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
- Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
- Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui :
- Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level kecamatan;
- Akun media sosial @infobmkg;
- Aplikasi iOS dan android “Info BMKG”;
- Call center 196 BMKG;
- atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.