Jumat, 22 November 2024

LGBT dalam Pandangan Islam Menurut Habib Ali al-Jufri di Tengah Ajakan #UnsubscribePodcastCorbuzier

Muncul unggahan video yang menayangkan ceramah ulama kelahiran Jeddah Habib Ali al-Jufri mengungkapkan pandangan Islam tentang LGBT

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Muncul unggahan video yang menayangkan ceramah ulama kelahiran Jeddah Habib Ali al-Jufri mengungkapkan pandangan Islam tentang LGBT di tengah-tengah ajakan untuk #UnsubscribePodcastCorbuzier.

Channel YouTube Deddy Corbuzier kehilangan banyak subscriber setelah mengunggah video yang berjudul “Tutorial Jadi G4y di Indo !! = Pindah ke Jerman (Tonton sblm Ngamuk) Ragil and Fred – Podcast”.

Video tersebut berisi obrolan Deddy dengan salah seorang WNI yang tinggal di Jerman bernama Ragil.

Baca juga: Di Tengah Ajakan #UnsubscribePodcastCorbuzier di Twitter, Subscriber YouTube Deddy Corbuzier Berkurang 100 Ribu

Ragil adalah seorang homoseksual yang tinggal di Jerman bersama pasangannya.

Di media sosial, terutama Twitter tagar #UnsubscribePodcastCorbuzier itu tentulah podcast berkali-kali jadi trending.

Ajakan ini diserukan terutama oleh netizen yang tidak sepakat dengan apa yang dilakukan Deddy, karena dianggap memberikan panggung atau ikut mengkampanyekan perilaku menyimpang, seperti homoseksualitas.

Berdasarkan pemantauan tentangkita.co pada 10 Mei 2022 subscriber kanal YouTube Deddy Corbuzier sejumlah 18,6 juta.

Baca juga: BMKG: Suhu Panas 36 derajat Bisa Terjadi Hingga Pertengahan Mei, Jaga Stamina dan Cairan Tubuh

Angka tersebut berkurang sekitar 100 ribu dibandingkan kemarin yang berada pada 18,7 juga subscriber.

Di tengah ramainya sahut menyahut komentar dan kecaman tentang LGBT, sebuah postingan muncul memuat video ceramah Habib Ali al-Jufri, ulama kelahiran Jeddah, Arab Saudi.

Habib Ali, ulama berkebangsaan Uni Emirate Arab menjelaskan dengan panjang lebar LGBT menurut sudut pandang Islam.

Menurut dia ada dua aliran ekstrem dalam menyikapi LGBT.

Sikap terhadap LGBT pertama adalah menganggapnya sebagai kemerdekaan hak, mendukung dan memperjuangkannya.

Baca juga: Suhu Panas Rawan Dehidrasi: Ini Cara Hindari Dehidrasi Selain Banyak Minum 

Sikap lain adalah berikutnya menganggap pelaku LGBT harus dihukum, dihina, dibasmi bahkan dibunuh.

Aspek yang pertama dibahas adalah kondisi manusianya, karena memang pada dasarnya ada manusia yang dilahirkan dengan kondisi kelamin ganda.

Hal ini menurut Habib Ali tidak bisa dikontrol oleh manusia, sehingga manusia yang berakal tidak mungkin menghina dan merendahkan hal tersebut.

Ini adalah ujian dari Allah, kata dia.

Menurut dia kondisi fisik ini sebenarnya bukan masalah utama, namun kondisi mental orang tersebut.

Baca juga: Jenis, Kriteria dan Jumlah Hewan Qurban Sesuai Anjuran Rasulullah, Jangan Salah Pilih Ya

Karena itu, orang dengan kondisi seperti ini harus dibantu untuk melewati ujian dari Allah dengan cara bimbingan untuk menentukan sikap, apakah laki-laki atau perempuan.

Bisa jadi diarahkan pada kelamin yang dominan baik laki-laki maupun perempuan.

Orientasi seksual juga dipengaruhi oleh pola asuh orang tua.

Misalnya orang tua memperlakukan anak laki-laki seperti perempuan karena mereka menginginkan anak perempuan. Mereka mendandani hingga mengajari berperilaku perempuan.

Hal ini bisa berdampak pada anak, misalnya anak laki-laki berperilaku seperti perempuan atau sebaliknya untuk waktu yang lama.

Aspek kedua adalah terkait dengan orientasi yang dimiliki.

Menurut Habib Ali, ada beberapa tipe orang dengan orientasi LGBT.

Ada orang dengan orientasi LGBT namun berusaha menghapuskan orientasi seksual tersebut dan ingin kembali ke orientasi heteroseksual.

Menurut Habib Ali, golongan ini perlu dimuliakan atas usahanya berusaha kembali ke jalan yang lurus.

Baca juga: Cek Penerima KJP Plus Tahap 1 Tahun 2022, Ini Cara Lihat Penerimanya 

Berikutnya adalah orang dengan orientasi seksual LGBT, namun tidak memiliki kekuatan sekuat orang yang tipe pertama, sehingga dia masih sering terjatuh dalam orientasinya.

Mereka tidak membanggakan orientasi seksual yang menyimpang itu dan mengakui salah. Mereka juga berusaha bertaubat namun kembali ke masalah yang sama.

Orang seperti ini, masih bisa mendapatkan ampunan atas usahanya untuk bertaubat, kata Habib Ali.

Golongan lain adalah orang yang berorientasi seksual LGBT namun tidak berkeinginan berubah dan tidak mengakui bahwa hal tersebut adalah perilaku menyimpang.

Hal ini sama dengan mengingkari Allah, karena menganggap sesuatu hal yang salah menjadi benar.

Baca juga: Steven Gerrard: Saya akan ‘Sakiti’ The Reds (Live Streaming Aston Villa vs Liverpool)

Golongan lain adalah orang dengan orientasi seksual LGBT, tidak ingin untuk kembali menjadi heteroseksual, tidak ingin berubah, tidak mengakui bahwa hal tersebut adalah salah malah mengajak orang lain untuk ikut serta dan meminta negara mendukung mereka.

Menurut Habib Ali, selama orang dengan orientasi seksual LGBT mengakui kesalahan, ingin kembali dan tidak membanggakan perilakunya maka golongan orang semacam ini harus dibantu.

Namun kita harus bertindak tegas pada orang dengan orientasi LGBT namun tidak mengakui kesalahan, tidak mau kembali normal malah justru membanggakannya.

“Saya berpesan kepada para pengidap LGBT, kamu sangat dekat dengan Allah, bahkan jika kamu sampai bermaksiat.

Baca juga: Ajakan #UnsubscribePodcastCorbuzier Menggema di Twitter, Efektifkah?

“Namun, cobalah jujur pada Allah, jaga shalatmu dan jangan pedulikan penilaian orang lain (saat kamu berusaha berubah).

“Selama kamu bersungguh-sungguh untuk merubah keadaanmu, sebanyak apapun kamu terjatuh (lagi) pada maksiat itu, janganlah putus asa, (tetap) bertaubatlah kepada Allah.

“Sebaliknya, jika kamu tetap merasa benar dan membanggakannya, maka takutlah, kamu dalam bahaya besar.”

 

 

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...