TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Nuzulul Quran yang artinya turunnya Alquran dari tempat tinggi ke bumi diperingati sebagai salah satu momentum penting pada Ramadhan.
Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya wahyu Allah pada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril.
BACA JUGA: Jangan Ditinggalkan, Ini Keutamaan Tadarus Alquran di Bulan Ramadhan
Di Indonesia, Nuzulul Quran biasanya diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan, sehingga tahun ini jatuh pada 19 April 2022.
Menurut situs nu.or.id, ada tiga penjelasan tentang nuzulul quran.
BACA JUGA: Surat Yasin, Tulisan Latin Serta Terjemahannya
Teori pertama, pada malam lailatul qadar, Alquran, dalam jumlah dan bentuk yang utuh dan komplit, diturunkan ke langit dunia (sama’ al-dunnya).
Setelah itu, dari langit dunia, Alquran diturunkan ke bumi secara bertahap sesuai kebutuhan selama 20/23/25 tahun.
BACA JUGA: Download Lagu Religi di MP3 Juice, Penyejuk Hati saat Ramadhan
Teori kedua, Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia selama 20 malam Lailatul Qadar dalam 20 tahun (lailatul qadar hanya turun sekali dalam setahun).
Setelah itu dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW sesuai kebutuhan.
Teori ketiga, Al-Qur’an turun pertama kali pada malam lailatul qadar.
BACA JUGA: Shalat Tarawih sama Qiyamu Ramadhan Itu Beda Gak Sih? Ini Penjelasan Muhammadiyah
Selanjutnya, al-Quran diturunkan ke bumi secara bertahap dalam waktu berbeda-beda.
Teori pertama paling masyhur (populer) dan didukung banyak ulama.
Teori ini diperkuat banyak hadits sahih.
BACA JUGA: Niat Puasa Ramadhan Harus Setiap Malam atau Bisa Sebulan Penuh? Ini Lafadz-nya
Teori kedua dipelopori oleh al-Muqatil dan Abu Abdillah al-Halimi dalam kitab Minhaj, juga al-Mawardi dalam tafsirnya.
Teori ketiga dikemukakan oleh al-Sya’bi, dkk.
Semua teori sepakat Alquran “diturunkan” (munazzal) pada malam lailatul qadar.
BACA JUGA: Link Live Streaming Shalat Tarawih, Simak Bacaan Alquran Merdu dari Mekkah
Hanya saja, para ulama berbeda pendapat, apakah ia diturunkan sekali dalam lailatul qadar atau lebih.
Masing-masing ulama juga berbeda pendapat soal apa makna “al-inzal” dan bagaimana proses “al-inzal” berlangsung.
BACA JUGA: Shalat Tarawih dan Witir: Ada yang 47 Rakaat, 41 Rakaat, 39 Rakaat, 23 Rakaat dan 11 Rakaat
Yang pertama mengatakan, “al-inzal” adalah “al-idzhar”, yaitu ”melahirkan”, “menjelaskan”, menghadirkan” atau “memperlihatkan”.
Jadi, posisinya tidak harus dari ketinggian (langit) menuju tempat rendah (bumi) seperti terkandung pada kata “nazala”.
Pendapat kedua, Allah SWT memberikan pemahaman kepada Malaikat Jibril yang ketika itu berada di langit. Kemudian Jibril turun ke bumi menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA: Cak Nun Bilang Kalau Sudah 2 Kali Gak Bisa Jangan Sampai 3 Kali, Sindir Jokowi?
Karena itu, pilihan katanya adalah “nazala”.
Lantas, bagaimana proses komunikasi antara Jibril dan Nabi Muhammad SAW berlangsung? Mengingat keduanya bukan dari jenis makhluk yang sama.
Para ulama memberikan dua kemungkinan: Jibril beralih rupa menjadi manusia, atau sebaliknya.
BACA JUGA: Ini Doa Kamilin yang Dibaca Sesudah Shalat Tarawih
Pertanyaan selanjutnya, Al-Quraan seperti apakah yang diturunkan kepada Jibril dan dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW? Ada tiga teori.
Pertama, Al-Qur’an diturunkan kepada Jibril lafdzan wa ma’nan (kata dan maknanya secara sekaligus).
BACA JUGA: Ini Tuntutan Demonstrasi Mahasiswa 11 April 2022: Tidak Tunda Pemilu, Tidak 3 Periode
Penjelasannya begini, Jibril menghapal Alquran yang tertulis dalam lauhul mahfudz (tablet yang terjaga), kemudian dibacakan ulang kepada Nabi Muhammad SAW.
Menurut teori ini, ukuran setiap huruf di lauhul mahfudz sebesar Gunung Qaf.
Di bawah huruf-huruf itu ada maknanya masing-masing yang hanya diketahui Allah SWT.
BACA JUGA: Pedoman Ibadah Ramadhan, Pejabat Dilarang Bukber, Sahur Bersama, dan Open House Idul Fitri
Kedua, Jibril membacakan AlQuran kepada Nabi Muhammad SAW menggunakan makna khusus.
Selanjutnya Nabi Muhammad SAW menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab.
Ketiga, Jibril hanya menyampaikan “makna” Al-Qur’an.
BACA JUGA: Gerakan Shalat Ternyata Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Masya Allah
Selanjutnya, agar Al-Qur’an dipahami audiensnya, Nabi Muhammad SAW “membungkusnya” dengan bahasa Arab.
Sumber : https://www.nu.or.id/opini/penjelasan-seputar-nuzulul-quran-ITVUD