TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Buya Arrazy Hasyim memberikan pandangannya tentang Rizieq Shihab yang disebut habib oleh para pengikutnya.
Dalam tayangan ceramahnya yang beredar di YouTube, Buya Arrazy Hasyim mengaku mencintai semua habib termasuk Habib Rizieq Shihab.
“Semua habib saya cinta. Mau habib alim (berilmu), habib jahil (tidak berilmu) saya cinta. Mau habib berpolitik, habib tidak berpolitik saya cinta karena dia dzuriyat (keturunan) Rasulullah,” kata Buya Arrazy.
Meski begitu, Buya Arrazy mengaku dirinya memiliki pendirian yang didapatnya dari belajar yang mungkin berbeda dengan pemikiran habib tertentu.
“Boleh gak (berbeda pemikiran)? Habib sama habib aja beda. Habib Quraish Shihab beda dengan Habib Rizieq. Habib Jindan beda dengan Habib Rizieq. Maka, pro kepada salah satunya bukan berarti pro kepada kebenaran. Itu mahabah antum aja, senangnya pergerakan yang mana.”
Selanjutnya Buya Arrazy mengaku dirinya memandang nasab (keturunan/darah) dari Habib Rizieq, Habib Jindan, dan yang lain di darahnya mengalir darah Nabi Muhammad.
“Karena hormat kepada darah mereka, nasab mereka, maka kita cinta. Tapi tolong bedakan antara cinta dengan fikrah (pemikiran).”
Menurut Buya Arrazy, para keturunan Nabi Muhammad berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia misalnya melalui Wali Songo. “Negeri ini kalau gak ada habaib, gak ada Islam.”
NGAJI BUYA ARRAZY: Apa Itu Ilmu Laduni?
NGAJI BUYA ARRAZY: 4 Hadits tentang Mimpi Bertemu Nabi
NGAJI BUYA ARRAZY: Benarkah Imam Mahdi (Turun) dari Indonesia?
PROFIL BUYA ARRAZY
Buya Arrazy Hasyim dilahirkan di Koto Nan Ampek Payakumbuh pada 21 April 1986.
Sebelum belajar dengan ulama luar negeri, di dalam negeri ia pernah belajar ilmu Tauhid dan Tasawuf dari Syaikh Buya Hasan Basri Dt. Sati Piladang, Syaikh Mawlana Muhammad Nuruddin dan Syaikh Kasril Koto Nan Ampek.
Selain itu, ia juga belajar Kitab Ihya’ Ulum al-Din dan al-Hikam dari Buya Nu’man Basyir Koto Nan Gadang.
Setelah itu, di Jakarta ia belajar 6 kitab hadis (Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa’I, dan Sunan Ibn Majah) selama 4 tahun kepada Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA.
Pada tahun 2006, 2007, dan 2008 sempat belajar dengan ulama-ulama Syiria dan India.
Buya Arrazay belajar Tauhid dan Ushul al-Fiqh dari Syaikh Prof. Dr. Muhammad Hassan Hitou, Fiqh dan Ushul al-Fiqh dari Syaikh Prof. Dr. Taufiq bin Muhammad Sa’id Ramadan al-Buthi.
Dia juga belajar Hadis dan Ilmu Hadis dari Syaikh Dr. Badi‘ Sayyid al-Lahham, Nahw dan Sharf dari Syaikh Dr. Ayman Syawwa.
Ulama muda ini mendapatkan Ijazah Kutub al-Sab‘ah dari Syaikh Prof. Dr. Khoja Muhammad Syarif Haydar Abad, Ijazah ‘Ammah dan Khashshah kitab-kitab dan ilmu keislaman dari Syaikh Abd al-Rabb al-Nazari, Zikrullah Rajali, Barakatullah al-Banjari, Amin al-Kurdi, Muhammad Aswad, Hisyam Kamil dan lainnya.
Buya Arrazy kemudian menempuh pendidikan formal S2 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang selesai 2009. Kemudian, pada 2017 Buya Arrazi menyelesaikan studi doktoral S3 di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah.
Kini Buya Arrazy Hasyim tercatat sebagai dosen di Pascasarjana Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Dua sempat mengajar ilmu Kalam dan Filsafat Islam di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012 sampai dengan 2019.
Dia juga aktif sebagai pengajar kitab Aqidah Ahlus Sunnah dan hadits Sunan An-Nasa’i dan Ibnu Majah di Pondok Pesantren Darussunnah. Pada akhir 2018, BuyaArrazy mendirikan Ribath al-Nouraniyah di Tangerang Selatan, takhassus Ilmu Akidah Ahlus Sunnah dan Tasawuf.
NASIHAT USTADZ ADI HIDAYAT: Dunia Tempatnya Capek (Surat Ad Dhuha)
NGAJI BUYA ARRAZY: Begini Adab Imam Malik Terhadap Makam Nabi
Ceramah lengkap Buya Arrazy bisa dilihat di kanal YouTube MRBJTV dengan link di bawah mulai 5:41:04.