Selasa, 25 Maret 2025

Ketika Malaikat Mengajukan ‘Cuti Lebaran’ Saat Lailatul Qadr

Ayat keempat Surat Al Qadr berbunyi yang artinya: Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.

Hot News

TENTANGKITA.CO: Belasan tahun silam saya pernah nulis PoV ulama yang rada berbeda dengan keumuman tafsir tentang Lailatul Qadr. Cuma waktu itu, sumber dari tulisan itu adalah buah pikiran Kiai Jalaluddin Rakhmat.

Nah, Kang Jalal—begitu panggilan akrab beliau—kan sudah terkenal sebagai ulama yang berpaham Syi’i. Jadi gitu deh, ada yang saja yang mengingatkan ini itu. Padahal, Kang Jalal sekadar mengutip penjelasan itu dari tafsir Mafatihul Ghaib karya Imam Fakhruddin Ar Razi, seorang ulama Sunni.

Lagi-lagi, Imam Ar Razi bagi sebagian orang rada berbau Syiah juga hehehehe karena kebetulan beliau lahir dan besar di Rayy, sebuah kota di Iran sekarang. Terlebih lagi, tafsir beliau memang terasa lebih rasional dibandingkan mufassir yang lain. Sebutan dalam bahasa Arab-nya, tafsir bil ra’yu. Lagi-lagi, yang begini ini konon mirip-mirip tafsir di kalangan Syi’i.

Oke, segitu dulu preambule-nya ya. Sekarang kita lanjut tentang point of view (PoV) yang berbeda tentang Lailatul Qadr.

Secara umum, sekarang saya mengutip penjelasan dari Pak Quraish Shihab, paling tidak ada empat tafsir tentang Malam Qadr. Penjelasannya singkat-singkat aja ya. Pertama, Lailatul Qadr diartikan sebagai Malam Penetapan. Pada momen itulah Allah menetapkan perjalanan hidup makhluk selama setahun.

Kedua, Malam Pengaturan. Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan tafsir pertama di atas. Menurut Pak Quraish, pada malam itu Allah mengatur khitah atau strategi bagi Nabi  Muhammad una mengajak manusia kepada kebaikan.

Ketiga, Malam Kemuliaan. Tafsir ini mungkin yang populer dan diketahui banyak orang termasuk kita-kita. Disebut mulia karena pada malam itu Nabi Muhammad mendapat kemuliaan dengan wahyu yang beliau terima.

Keempat, nah ini yang terkait dengan PoV yang saya  bilang rada berbeda yakni  ‘Malam yang Sempit’. Jadi pembahasannya rada panjang nih.

Mengutip Imam Qurtubi, Pak Quraish menyebut kenapa disebut Malam yang Sempit karena pada malam itu langit dan bumi dipenuhi oleh malaikat yang berduyun-duyun turun dari Langit ke Bumi.

Ayat keempat Surat Al Qadr berbunyi yang artinya: Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.

Pendapat serupa tentang makna ‘Malam yang Sempit’ juga saya sempet baca dari tulisan Pak Fathurrahman Kamal pada Mei 2021. Beliau ini Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

Pak Kamal mengutip pendapat Ibnu Qayyim yang meyebut makna Lailatul Qadr dalam dua pengertian. Pertama, Lailatul Qadr adalah malam yang agung. Kedua juga sebagai ‘Malam yang Sempit’.

Di tulisan belasan tahun yang lalu—tentu dengan gaya anak muda—saya menyebut malaikat ramai-ramai mengajukan izin kepada Allah untuk turun ke Bumi untuk melihat perilaku peribadatan manusia selama momen sakral di bulan Ramadhan itu. Maaf kalau saya menganalogikan para malaikat seperti penduduk Bumi mengajukan ‘cuti Lebaran’.

BACA DEH  Jangan Kasih Kendor!

Nah, kita balik lagi ke tafsir Imam Razi tentang bagaimana Bumi dan juga space antara Langit dan Bumi disesaki oleh Malaikat yang turun. Kalau pakai bahasa saya, berarti di depan dan belakang, kiri dan kanan kita, sebenarnya ada malaikat-malaikat yang kita gak bisa lihat aja.

Hehehe, karena alasan menyangkut Kang Jalal di atas, terpaksa saya cari-cari penjelasan tafsir Imam Ar Razi tentang surat Al Qadr dari pihak lain yang Sunni tulen.

Alhamdulillah ada tayangan di YouTube berisi pengajian Kitab Tafsir Ar Razi dari Dr Sahiron Syamsuddin. Lumayan panjang, ada beberapa seri. Saya  baru sampe serial kelima yang memang berkaitan dengan tafsir  ayat keempat dari surat Al Qadr.

Ternyata, miriplah penjelasan Kang Jalal dengan Pak Sahiron, pengajar di Pesantren Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Oh ya, Pak Sahiron ini lulusan IAIN Sunan Kalijaga untuk S1, McGill University, Kanada, untuk S2, dan Otto-Friedrich-Universität Bamberg, Jerman, untuk S3.

Intermezzo sedikit ya. Pak Sahiron selain menjadi dosen juga mengajar di Al Munawwir, pesantren yang didirikan oleh KH Muhammad Munawwir bin Abdullah Rosyad pada 15 November 1911. Pesantren ini kemudian dikenal sebagai pesantren Al Qur’an di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

Pesantren Krapyak, begitu orang NU lebih mengenal namanya, kemudian tambah terkenal ketika dipimpin oleh Kiai Ali Maksum, menantu dari Kiai Munawwir. Pak Ali, begitu ulama khos NU ini biasa dipanggil, sempat menjadi Rois Aam alias pimpinan tertinggi NU pada periode 1981—1984.

Pak Ali memiliki banyak murid yang kemudian terkenal juga sebagai ulama papan atas. Kita sebut saja Abdurrahman ‘Gus Dur’ Wahid meski beliau tak nyantri langsung di Krapyak dan Mustofa Bisri alias Gus Mus yang memang sempat nyantri di sana.

Cukup ya intermezzo-nya. Imam Ar Razi menyebut—seperti diungkap Kang Jalal dan Pak Sahiron—para Malaikat berduyun-duyun ‘cuti Lebaran’ turun ke Bumi untuk melihat amalan yang tidak pernah mereka saksikan di alam Langit.

DUA AMALAN

Paling tidak ada dua contoh amalan yang disebutkan oleh Imam Ar Razi. Pertama, amalan orang kaya (berkemampuan) yang membantu saudara-saudara para fakir. Kenapa begitu? Alasannya, karena di Langit gak ada tuh Malaikat yang masuk kategori fakir miskin!

Tafsir ini tentu sejalan dengan ajaran mulia yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Contohnya, dalam hadits yang bersumber dari Ibnu Abbas, Nabi mengatakan: “Sesungguhnya amal yang paling disukai Allah SWT setelah melaksanakan berbagai hal yang wajib adalah menggembirakan muslim yang lain.”

BACA DEH  Jangan Kasih Kendor!

Begitu juga dengan hadits populer yang bersumber dari Ibnu Umar yang menyatakan Nabi bersabda:

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini—masjid  Nabawi—selama sebulan penuh.”

Yang kedua, malaikat ingin menyaksikan jeritan para pendosa di Bumi atas kemaksiatan dan dosa yang pernah mereka lakukan selama ini. And tentunya meminta ampunan dari Allah.

Rintihan atau(kah) suara tobatnya orang-orang berdosa lebih Aku (Allah) sukai, dari besarnya jumlah orang-orang (malaikat) yang bertasbih di Langit,” kata Pak Sahiron mengutip Imam Ar Razi sambil beliau tetap mengingatkan bahwa membaca tasbih itu juga sesuatu kebaikan.

Tafsir yang kedua ini saya dapat juga penjelasannya dari Syaikh Wahbah az-Zuhaili. Lagi-lagi, saya  sih tak bisa baca langsung pandangan dari beliau maklum saya tak bisa berbahasa Arab. Tapi nama beliau sih sering sampe juga ke telinga saya .

Syaikh Wahbah  adalah salah satu mufassir kontemporer terkenal dari Suriah yang sempat menimba ilmu di Al Azhar dan Ain Syams, keduanya di Mesir. Beliau lahir pada 6 Maret 1932 dan dan wafat 8 Agustus 2015.

“Di antara faidah turunnya malaikat adalah meraka melihat macam-macam ketaatan di bumi yang belum pernah mereka lihat dilakukan oleh para penduduk langit. Mereka mendengar rintihan para pendosa, yang itu lebih disukai oleh Allah ketimbang suara orang-orang bertasbih,” tulis Syaikh Wahbah seperti dilansir laman NU Online, nu.or.id.

Pandangan Syaikh Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili itu termuat dalam At-Tafsir Munir.

“Bisa jadi, malam Lailatul Qadr ini adalah ketaatan bagi malaikat secara khusus di bumi. Para Malaikat juga mencari ketaatan itu dengan harapan bertambahnya pahala, seperti halnya seseorang pergi ke Makkah supaya ketaatan di sana mendapatkan pahala lebih besar,” tulis ulama Suriah tersebut.

Waduh ternyata sudah panjang juga ini  tulisan. Kita sudahkan sampai di sini saja ya. Semoga kita dan beserta keluarga berkesempatan bertemu dengan Lailatul Qadr, Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan. Insya Allah

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Jangan Kasih Kendor!

Oleh: Dr Naufal Mahfudz Dewan Pembina Nazhir Wakaf IPB University & Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Orwilsus BogorTENTANGKITA.CO...