Kamis, 21 November 2024

Kapan Awal Puasa Ramadhan 2024 atau 1445 Hijriah, Simak Ulasan Lengkap Ini 

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Kapan awal puasa Ramadhan 2024 akan tiba? Inilah bulan yang dinanti-nanti umat muslim di Indonesia dan seluruh dunia. 

Tahun 2024 hitungan tahun hijrian sudah masuk ke 1445. Untuk kamu ketahui pada 2023 lalu atau pemerintah menetapkan awal Ramadhan melalui sidang isbat jatuh pada Kamis 23 Maret. 

Tidak ada perbedaan tanggal awal bulan puasa Ramadhan dengan Muhammadiyah. 

Kemungkinan besar, pemerintah akan menetapkan awal puasa ramadhan 2024 pada Selasa 12 Maret 2024. 

Sedangkan untuk warga Muhammadiyah, awal puasa Ramadhan 2024 ditetapkan jatuh pada Senin 11 Maret 2024.

Perkiraan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1445 H pada 10 April 2024. Namun sekali lagi itu baru perkiraan, kepastian akan diambil melalui sidang isbat. 

Untuk kamu ketahui, kalender hijriah dihitung berdasarkan peredaran bulan, dengan demikian setiap tahun Ramadhan akan bergeser sekitar 10-11 hari dari tahun sebelumnya dalam kalender Masehi.

Sidang Isbat adalah perhelatan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Dalam sidang ini akan ditentukan kapan Ramadhan akan tiba dan biasanya digelar setiap 29 Sya’ban. 

Metode penentuan awal Ramadhan yang berlaku di Indonesia 

Setiap negara punya metode penentuan Ramadhan yang berbeda-beda. Pendapat para ahli, ulama, pakar hisab rukyat juga berbeda-beda tentang penentuan awal Ramadhan. 

Karena itu, pemerintah menggelar sidang isbat agar pendapat-pendapat tersebut bisa disatukan. 

Pada dasarnya metode penentuan awal Ramadhan adalah sebagai berikut: 

  1. Metode Hisab 

Ini adalah metode dengan perhitungan posisi hilal. Ulama-ulama besar seperti Ibnu Suraij, Taqiyyuddin al-Subki, Mutharrif bin Abdullah dan Muhammad bin Muqatil menggunakan metode ini untuk menetapkan awal puasa Ramadhan. 

Di Indonesia ormas Muhammadiyah selalu menggunakan metode ini untuk menentukan awal puasa ramadhan. 

Dasar hukum penentuan awal puasa Ramadhan dengan metode hisab adalah, Surat Yunus ayat (5). 

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu).”

Maksud ayat tersebut ditafsirkan bahwa tujuan diciptakan sinar matahari dan cahaya bulan serta penetapan tempat orbit keduanya dilakukan agar manusia mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Inilah yang dianggap sebagai perintah Allah agar manusia menetapkan awal dan akhir bulan dengan metode hisab. 

Dasar hukum metode hisab yang lain adalah sabda Rasulullah: 

إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

“Jika kalian melihat hilal (hilal Ramadhan) maka berpuasalah, dan jika kalian melihatnya (hilal Syawal) maka berbukalah. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka perkirakanlah ia.”

  1. Metode Rukyat

Kata lain metode rukyat ini adalah observasi atau melihat hilal secara langsung. Metode penentuan awal Ramadhan ini biasanya digunakan oleh sebagian besar ahli agama mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.  

Jika bulan atau hilal tidak terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan menjadi 30 hari. 

Dasar hukum metode ini adalah: 

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan bulan maka hendaklah ia berpuasa (pada) nya.”

Dasar hukum lain adalah sabda  Rasulullah SAW sebagai berikut:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

“Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihatnya. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka sempurnakanlah bilangan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (HR. Bukhari, hadits no. 1776).

Kami sertakan juga tanggal-tanggal penting dalam kalender Islam 1445 atau tahun 2024 

Januari (Jumadil-Akhirah – Rajab)

  • Tanggal 13: awal bulan Rajab (Bulan Mulia)
  • Tanggal 25 – 27: puasa Ayyamul Bidh Rajab

Februari (Rajab – Sya’ban)

  • Tanggal 8: Isra’ Mi’raj
  • Tanggal 11: awal bulan Sya’ban
  • Tanggal 23 – 25: puasa Ayyamul Bidh Sya’ban
  • Tanggal 25: Nisfu Sya’ban

Maret (Sya’ban – Ramadan)

  • Tanggal 12: awal bulan Ramadan (diperkiraan hari pertama puasa Ramadhan, kepastian menunggu hasil sidang isbat)
  • Tanggal 28: Peringatan Nuzulul Qur’an

April (Ramadan – Syawal)

  • 10: awal bulan Syawal (Hari Raya Idul Fitri)
  • 22-24: Jangan lupa puasa Syawal

Mei (Syawal – Dzulqaidah)

  • Tanggal 9: awal Dzulqaidah
  • Tanggal 21-23: puasa Dzulqaidah.

Juni (Dzulqaidah – Dzulhijjah)

  • 8: awal bulan Dzulhijjah
  • 8-17: 10 hari awal bulan Dzulhijjah
  • 16: Wukuf di Arafah (puasa Arafah)
  • 17: Hari Raya Idul Adha
  • 18-20: hari Tasriq
  • 21-23: puasa Ayyamul Bidh Dzulhijjah
Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...