Minggu, 24 November 2024

Muhammadiyah Salurkan Rp1,6 Triliun untuk Pelihara Anak Yatim dan Dhuafa Setiap Tahun

Menurut Mariman, jumlah anak yatim di LKSA milik Muhammadiyah yang terdata telah mendapat bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebanyak 8.911 orang.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Muhammadiyah diperkirakan menyalurkan dana Rp1,6 triliun setiap tahun untuk menyantuni anak yatim piatu dan kaum dhuafa atau orang miskin.

Angka santunan Rp1,6 triliun per tahun untuk anak yatim itu disampaikan oleh Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mariman Darto.

Dua kelompok rentan itu; anak yatim dan kaum dhuafa memang menjadi perhatian Muhammadiyah sejak dibentuk oleh Kiai Ahmad Dahlan. Ulama besar itu mengusung teologi Al Maun, surat dalam Al Quran yang berbicara tentang kewajiban menolong anak yatim dan dhuafa.

Saat ini, seperti dilansir laman Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id, organisasi masa Islam terbesar kedua di Indonesia itu membina 1.012 panti asuhan atau LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) di seluruh Tanah Air.

Dalam peluncuran program Comma (Collaborative Muhammadiyah) di Jakarta Pusat pada Sabtu 9 Desember 2023, Mariman menyajikan data yang didapat dari kunjungannya ke 35 panti asuhan.

Terdapat pola yang sama di setiap panti asuhan itu dari sisi komposisi yakni penghuni panti asuhan rata-rata adalah 20 persen anak yatim dan 80 persen duafa.

BACA JUGA: Siapa Orang yang Pertama Kali Shalat Maghrib: Nabi Isa

Menurut Mariman, jumlah anak yatim di LKSA milik Muhammadiyah yang terdata telah mendapat bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebanyak 8.911 orang.

DANA INTERNAL

Dengan menggunakan angka anggaran ideal untuk setiap anak-anak di LKSA sesuai standar platform crowdfunding Kitabisa yaitu Rp3 juta per kepala per bulan, maka Muhammadiyah telah memberikan santunan sebanyak Rp26,733 miliar kepada anak yatim dalam sebulan.

Dengan menghitung 20 persen anak yatim dan 80 persen dhuafa, maka anggaran total LKSA Muhammadiyah untuk kebutuhan anak yatim dan kaum dhuafa akan menjadi lima kali lipat sebesar Rp133,665 miliar.

“Kalau setahun bayangkan, bantuan Muhammadiyah untuk mereka itu Rp1,6 triliun,” ungkap Mariman.

Ketua MPKS PP Muhammadiyah itu mengaku heran ternyata Muhammadiyah mampu mencukupi sendiri kebutuhan sesuai dengan perhitungan tersebut. Pasalnya, menurut Mariman, anggaran dari pihak eksternal di luar MPKS sangat kecil.

Mariman pun merasa bangga bahwa warga dan pegiat di organisasi Islam itu tulus menjalankan peran sosial sesuai dengan teologi Al Maun yang diusung oleh pendiri Muhammadiyah, Kiai Ahmad Dahlan.

Dana dari Lazismu, lembaga amil zakat Muhammadiyah, menurut Mariman, tidak akan cukup memenuhi kebutuhan dana tersebut.

“Rata-rata yang didapatkan oleh Lazismu antara Rp400 miliar sampai dengan Rp500 miliar (per tahun) tidak akan cukup untuk membantu itu, karena kebutuhan kita Rp1,6 triliun,” katanya.

BACA JUGA: Orang yang Pertama Kali Shalat Ashar: Nabi Yunus

Lantas, Mariman juga menghitung bantuan dari Kemensos. “Bantuan per makanan saja itu hanya cukup karena per bulan Rp900.000 kalau dikalikan dengan jumlah ini, dengan 8.000 sekian itu jumlahnya tidak sampai dari Rp200 miliar,” ujarnya.

PROGRAM COMMA

Terungkapnya data kebutuhan yang sebesar itu, kata Mariman membutuhkan terobosan dan strategi jitu. Mariman kemudian bersyukur atas diluncurkannya program digital baru bernama Comma (Collaborative Muhammadiyah).

Dengan program crowdfunding yang transparan seperti Comma, Mariman yakin kebutuhan bagi LKSA di lingkungan Muhammadiyah dapat lebih stabil untuk terpenuhi secara merata.

Apalagi, pengumpulan dana pada metode ini telah diatur lewat Undang-undang (UU) Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang.

“(Pengumpulan donasi) itu bisa kita lakukan tetapi tidak bisa dengan cara manual. Itulah kenapa kemudian kehadiran Mas Timi menjadi sangat penting yang di hari ini perizinannya tidak perlu ke Kementerian Agama, cukup dengan Kemensos. Alhamdulillah perhatian Bu Menteri kepada Muhammadiyah sangat luar biasa,” katanya.

Timi (Alfatih Timur) adalah co founder platform Kitabisa yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPKS PP Muhammadiyah untuk kemitraan dan inovasi. Timi merupakan salah satu inisiator pendirian program Comma di Commafund.id.

BACA JUGA: Sejarah Muhammad Darwis Berganti Menjadi Kiai Ahmad Dahlan, Pemberian Ulama Besar Mekkah Madzhab Syafii

Mariman juga memuji Kemensos karena lembaga itu telah menyalurkan bantuan Rp11,36 miliar dan bantuan per makanan hampir Rp200 miliar.

Lewat program Comma, Mariman optimistis Persyarikatan Muhammadiyah dapat lebih masif memberikan kontribusi kepada negara dalam membantu mengatasi persoalan anak-anak terlantar, terutama anak yatim dan duafa.

Tidak heran, menurut Mariman, kalau Muhammadiyah memandang penting gagasan tentang Comma dan berharap semangat itu bisa menjawab tantangan penting bagi persyarikatan itu.

“Tantangan perubahan visi pengembangan Muhammadiyah ke depan bahwa berkembangnya kualitas pelayanan kesejahteraan sosial berbasis keluarga, komunitas, dan institusi untuk memperkuat ketahanan sosial kita,” ujarnya.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Liga Inggris Minggu (24/11): Ipswich v Manchester United

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Laga Liga Inggris pada Minggu (24/11) akan menghadirkan pertarungan tim dengan nama besar sekaligus mempertaruhkan reputasi...