TENTANGKITA.CO– Di tengah sorotan industri film yang semakin berkembang di Indonesia, sebuah kolaborasi yang menarik antara talenta-talenta muda dari berbagai kalangan pendidikan telah berhasil menciptakan keajaiban di layar lebar.
Film “Setan Alas!” atau dengan judul internasional The Draft!, sebuah karya yang lahir dari kolaborasi antara siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mahasiswa, dan dosen, telah berhasil menembus seleksi dan memenangkan kompetisi bergengsi Indonesian Screen Awards di Jogja-Netpac Asian Film Festival dengan kategori Best Editing, Best Storytelling, hingga yang paling bergengsi, Best Film .
“Setan Alas!” merupakan buah karya yang menggambarkan semangat kolaborasi lintas generasi dalam industri kreatif. Dalam film ini, terjalin sinergi luar biasa antara siswa yang masih dalam tahap pembelajaran, mahasiswa yang penuh semangat, dan dosen yang berpengalaman dalam mengarahkan proses kreatif.
BACA JUGA:6 Rekomendasi Mitigasi Warga Pada Erupsi Eksplosif Gunung Marapi
Yusron Fuadi sendiri tercatat sebagai dosen Sekolah Vokasi UGM sekaligus mahasiswa S3 di Pengkajian Seni Rupa dan Seni Pertunjukan – Sekolah Pascasarjana – UGM. Diproduseri oleh Fani Pramuditya, Dosen DEB-Sekolah Vokasi UGM dan Munandar Aji Wibowo, alumni SV UGM.
Indonesian Screen Awards pada JAFF 2023 pun diikuti oleh film-film bergengsi tanah air, seperti Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, Women from Rote Island, Onde Mande dan Ali Topan.
Dalam kompetisi Indonesian Screen Awards, “Setan Alas!” telah menarik perhatian juri dengan narasi yang kuat, penggarapan editing yang presisi, dan untuk keberhasilannya dalam menggabungkan komedi dan horor sebagai meta-commentary tentang penderitaan dan pada akhirnya, kegembiraan dalam pembuatan film — sebuah surat cinta yang tulus kepada sinema horor.
Film ini bukan seperti film horor pada umumnya, Yusron Fuadi atau yang akrab disapa Mas Yos selaku sutradara dalam film ini mengumumkan bahwa “Setan Alas! adalah film horor yang “agak lain”, tentunya penonton akan diajak sedikit berpikir dalam film ini, mencari tahu kejutan apa yang mengancam pemeran utama.
Dalam wawancara terkait pencapaian ini, Mas Yos menyatakan rasa syukurnya “Kami sangat bersyukur dan bangga bisa menghadirkan karya kolaboratif ini dalam panggung kompetisi bergengsi. Ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara generasi muda dengan bimbingan yang tepat dapat menciptakan karya yang memiliki dampak dan potensi besar di industri film Indonesia,”katanya, Senin (4/12).
Film “Setan Alas” telah menarik perhatian penonton sejak pertama kali diputar dalam festival-festival film regional. Tiga kemenangannya dalam Indonesian Screen Awards pada Jogja-Netpac Asian Film Festival menjadi tonggak prestasi yang membanggakan bagi seluruh tim kreatif di balik layar. Tonggak prestasi karena beberapa film kompetitor adalah produksi dari PH besar di Jakarta, terlebih lagi menurut kritikus Hikmat Darmawan, Setan Alas adalah horor ugal-ugalan yang original dan tidak hirau untuk sangat memahami manusia dan berasyik masyuk dengan pemahaman tentang medium film dan genre horor, segar dan gila.
Tidak hanya menjadi pencapaian bagi mereka yang terlibat dalam produksi film, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk mengeksplorasi potensi kolaborasi lintas generasi dalam menciptakan karya-karya kreatif yang berkualitas tinggi. Kemenangan Setan Alas adalah kembalinya apresiasi terhadap imajinasi. Sky is the limits.