TENTANGKITA, JAKARTA – Apa itu ilmu Laduni? Ngaji Buya Arrazy kali ini akan membahas secara singkat tetapi padat tentang pengertian ilmu Laduni tersebut.
Ngaji Buya Arrazy kali ini berdasarkan unggahan di kanal YouTube isKa pada 6 Desember 2021 dengan tema Tanya Jawab – memiliki Ilmu LADUNI.
Kajian Buya Arrazy itu menjawab pertanyaan jemaah tentang apakah ilmu Laduni itu harus melampaui waktu tertentu?
Sebelum menjawab pokok persoalan, Buya Arrazy menjelaskan dulu tentang definisi ilmu Laduni.
Ladun itu, menurut Buya Arrazy, adalah ilmu yang langsung turun dari sisi Allah kepada manusia.
“Allah itu…, qadim, (lalu) bagaimana mungkin langsung menurunkan ilmu kepada kita yang hadits (baru) ini? Maka (kita) harus mengenal hembusan Sang Qadim di dalam diri kita. Tapi ingat, hembusan itu bukanlah Allah. Hembusan itu hembusan saja.”
Cuma, menurut Arrazy Hasyim, ada beberapa kalangan pelaku ilmu kebatinan—yang membawa-bawa nama tasawwuf—merasa di dalam dirinya ada Tuhan.
“Nggak begitu.”
Lalu Buya Arrazy menjelaskan tentang ayat “Aku tiupkan ke dalamnya hembusan-Ku”.
“Hembusan itulah yang ada di dalam diri kita. Hembusan inilah yang bisa menampung ilmu Laduni. Jadi sebenarnya, di saat ditiupkan, di dalamnya sudah ada Laduni.”
Jadi, menurut Buya Arrazy, ketika Allah meniupkan ruh, hembusan itu, di dalamnya sudah ada ilmu Laduni.
“Maka yang disebut ladinu itu men-download ilmu Allah langsung dari ruh kita. Karena ruh kita adalah hembusan dari-Nya. Jadi deket gak tuh?”
Yang jadi persoalan adalah bagaimana manusia bisa men-download ilmu Allah tersebut.
“Kayak kita mau download sesuatu, aplikasi di HP, ada gak play store-nya. Tinggal pencet pencet doang. Masalahnya mau buka playstore gak punya email. Mau buka kalbu tapi tidak tahu cara bukanya. Gak punya nama email kalbunya. Jadi gak bisa bisa dibuka, kira-kira begitu.”
TENTANG KARTU PRAKERJA GELOMBANG 23
Cucu Buya Hamka: Jangan Catut Nama Kakek Soal Fatwa Haram Mengucapkan Selamat Natal
Apakah butuh waktu?
Menurut Buya Arrazy, kalau orang sudah punya nama ruhani, dia sudah mengenal dirinya. Itu yang sering dia sebut ‘orang yang mengenal nama ruhani’.
“Jika dia kenal dirinya, dia akan mampu mengakses ilmu Laduni. Tapi orang yang gak tau diri, ya gak bisa kenal.”
Menurut Buya Arrazy, ilmu Laduni itu turunnya detik ber detik. “Satu detik di dalam (ilmu) Laduni, sama dengan 70 ribu ilmu di luar. Itulah maksud Nabi mengatakan ‘satu bab ilmu lebih afdol dari seribu rakaat’. Karena shalat itu harus pakai ruh. Ruh itu tempat turunnya Laduni.”
NASIHAT USTADZ ADI HIDAYAT: Petunjuk Quran untuk Mendapatkan Keturunan (2)
PROFIL BUYA ARRAZY HASYIM
Buya Arrazy Hasyim dilahirkan di Koto Nan Ampek Payakumbuh pada 21 April 1986.
Sebelum belajar dengan ulama luar negeri, di dalam negeri ia pernah belajar ilmu Tauhid dan Tasawuf dari Syaikh Buya Hasan Basri Dt. Sati Piladang, Syaikh Mawlana Muhammad Nuruddin dan Syaikh Kasril Koto Nan Ampek.
Selain itu, ia juga belajar Kitab Ihya’ Ulum al-Din dan al-Hikam dari Buya Nu’man Basyir Koto Nan Gadang.
Setelah itu, di Jakarta ia belajar 6 kitab hadis (Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa’I, dan Sunan Ibn Majah) selama 4 tahun kepada Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA.
Pada tahun 2006, 2007, dan 2008 sempat belajar dengan ulama-ulama Syiria dan India.
Buya Arrazay belajar Tauhid dan Ushul al-Fiqh dari Syaikh Prof. Dr. Muhammad Hassan Hitou, Fiqh dan Ushul al-Fiqh dari Syaikh Prof. Dr. Taufiq bin Muhammad Sa’id Ramadan al-Buthi.
Dia juga belajar Hadis dan Ilmu Hadis dari Syaikh Dr. Badi‘ Sayyid al-Lahham, Nahw dan Sharf dari Syaikh Dr. Ayman Syawwa.
Ulama muda ini mendapatkan Ijazah Kutub al-Sab‘ah dari Syaikh Prof. Dr. Khoja Muhammad Syarif Haydar Abad, Ijazah ‘Ammah dan Khashshah kitab-kitab dan ilmu keislaman dari Syaikh Abd al-Rabb al-Nazari, Zikrullah Rajali, Barakatullah al-Banjari, Amin al-Kurdi, Muhammad Aswad, Hisyam Kamil dan lainnya.
Buya Arrazy kemudian menempuh pendidikan formal S2 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang selesai 2009. Kemudian, pada 2017 Buya Arrazi menyelesaikan studi doktoral S3 di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah.
Kini Buya Arrazy Hasyim tercatat sebagai dosen di Pascasarjana Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Dua sempat mengajar ilmu Kalam dan Filsafat Islam di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012 sampai dengan 2019.
Dia juga aktif sebagai pengajar kitab Aqidah Ahlus Sunnah dan hadits Sunan An-Nasa’i dan Ibnu Majah di Pondok Pesantren Darussunnah. Pada akhir 2018, BuyaArrazy mendirikan Ribath al-Nouraniyah di Tangerang Selatan, takhassus Ilmu Akidah Ahlus Sunnah dan Tasawuf.