Senin, 25 November 2024

NASIHAT USTADZ ADI HIDAYAT: Petunjuk Quran untuk Mendapatkan Keturunan (1)

Hot News

TENTANGKITA, JAKARTA – Nasihat Ustadz Adi Hidayat kali ini akan membahas tentang petunjuk Al Quran untuk mendapatkan keturunan.

Tentu, kata Ustadz Adi Hidayat, pasangan suami istri tentu berharap mendapati keturunan yang sholeh, yang dapat meneruskan visi dan misi kehidupan berkeluarga.

Sekaligus juga membawa bekal terbaik untuk menghadap Allah SWT dan menghimpun kehidipan yang kekal abadi dengan rahmat Allah di surga.

Di dalam Al Quran, menurut Ustadz Adi Hidayat, ada beberapa isyarat berupa amalan-amalan yang ditunjukkan oleh para Nabi dan Rasul yang kalau didawamkan atau dirutinkan sehingga Allah akan berkenan menganugerahkan keturunan.

Pertama ada di surat Nuh ayat ke 10 sampai dengan ke-12

Di ayat ini, menurut Ustadz Adi Hidayat, ada satu hal yang sangat menarik ketika Nabi Nuh as meminta kepada umatnya untuk beriman kepada Allah SWT untuk memperbaiki diri.

“Lalu beliau berkata, ‘Aku katakan kepada umatku ya Allah…beristigfarlah kepada Allah SW’… evaluasi diri kalian.”

Bagi orang yang belum beriman, menurut Ustadz Adi Hidayat mengutip ahli tafsir, Istighfar di sini berarti berimanlah kepada Allah, Tuhan yang memberikan kehidupan, perawatan, kecukupan kebutuhan.

Bagi orang sudah beriman, ujar Ustadz Adi Hidayat, tentu kalimat istifghar adalah ajakan imbauan sekaligus arahan untuk mengoreksi diri, mengevaluasi dan membangun kedekatan yang lebih dengan Allah SWT dan dengan itu berhasil meraih cinta Allah SWT.

Cinta inilah yang menjadikan segala pemberian Allah mudah dianugerahkan kepada hamba-Nya. Rumus ini, kata Ustadz Adi Hidayat, bisa didapatkan di Surat Ali Imran ayat 31

“Katakan (hai Muhammad SAW), jika kalian hamba-hamba Allah serius mencintai Allah SWT maka buktikan cinta itu dengan mengikuti aku yaitu Nabi Muhammad SAW. Ikuti jalan-jalan Nabi, ikuti petunjuk Rasulullah baik dalam rangka beribadah kepada Allah ataupun tata kelola kehidupan dalam konteks muamalah yang semua itupun dalam  pengabdian kepada Allah SWT. Maka Anda akan berpeluang mendapatkan cinta Allah SWT.”

Jika Allah sudah mencintai seorang hamba maka pemberian pertama di rumus ayat ini adalah menganugerahkan mengampuni dosa-dosa.

Dari ayat tersebut, menurut Ustadz Adi Hidayat, cinta itu sama dengan ampunan Allah. Selanjutnya, kalau Allah sudah cinta kepada seorang hamba, maka yang diberikan pertama kali, mengampuni dosanya.

“Pengertian atau pemahaman terbaliknya dari situ, jika ingin mendapati cinta Allah, maka perbanyak mohon ampun kepada Allah SWT. Mohon ampun itulah yang disebut istighfar,” ungkap Ustadz Adi Hidayat dalam ceramah di kanal YouTube Adi Hidayat Official bertajuk Petunjuk Al Quran untuk mendapat keturunan.

Selanjutnya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa orang-orang yang rajin beristigfar mudah mendapatkan nikmat, mudah mendapatkan rezeki Allah SWT, dimudahkan dalam urusan dalam konteks beraktivitas bekerja sepanjang istighfar itu dilakukan dengan penuh keimanan.

“Dan Allah akan berkenan menganugerahkan kepada Anda dengan limpahan harta dan keturunan. Jadi ada korelasi antara istighfar dengan keturunan, ada korelasi antara istighfar dengan harta benda, ada korelasi antara istighfar dengan kemudahan beraktivitas dalam meraih nikmat yang kita dambakan.”

Kalau dirutinkan, dilakukan dengan benar bukan sekadar lisan, dengan penuh keyakinan maka kita akan melihat bagaimana hal itu akan terjadi. “Janji Allah akan dipenuhi.”

TENTANG KJMU TAHAP 2 TAHUN 2021

Ini Dalil Yasinan dan Tahlilan Menurut Buya Arrazy, Bukan Bid’ah

PROFIL USTADZ ADI HIDAYAT (UAH)

Ustadz Adi Hidayat (UAH), seperti disebut di laman seperti disebut di laman www.quantumakhyar.com, memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI.

Di dua sekolah dasar ini dia juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang. Dalam program ini, dia juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama.

Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orang tuanya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama.

Di madrasah ini, dia juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.

Tahun 1997, dia melanjutkan pendidikan Tsanawiyyah hingga Aliyah (setingkat SMP-SMA) di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut.

Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional. Di Ponpes inilah ia mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama.

Guru utama dia, Buya KH. Miskun as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan dia terhadap al-Qur’an dan pendalaman pengetahuan.

Selama masa pendidikan ini dia telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Provinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarah al-Qur’an.

Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Jogjakarta.

Dia juga sering kali dilibatkan oleh pamannya KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.

Ustaz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf.

Tahun 2003, dia mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas al-Azhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek.

Tahun 2005, dia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyyah Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.

Pengajian Gus Baha: Ini Ajaran tentang Tawadhu dan Ikhlas

STUDI DI LIBYA

Di Libya, Adi Hidayat belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan al-Qur’an, hadis, fikih, usul fikih, tarikh, Lughah, dan selainnya.

Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan dia mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini.

Selain pendidikan formal, dia juga ber-talaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.

Dia belajar al-Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri).

Adi Hidayat juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir dia ialah Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits dia pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).

Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya dia pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria).

Dia mendalami ilmu lughah melalui syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (pakar bahasa dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (pakar bahasa dan sastra), Dr. Abdullâh Ustha (pakar nahwu dan sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (pakar ilmu arudh), juga masyayikh lainnya.

Adapun ilmu tarikh, dia pelajari di antaranya dari Ustaz Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh tersebut, dia juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.

Di akhir 2009 dia diangkat menjadi amînul khutabâ, Ketua Dewan Khatib Jami’ Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah.

Dia juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah islâmiyyah di kanal At-Tawâshul TV Libya.

Awal tahun 2011 dia kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian dia berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.

CERAMAH LENGKAP LIHAT DI TAUTAN INI

Demikian nasihat Ustadz Adi Hidayat mengenai pentunjuk Al Quran untuk mendapatkan keturunan, yakni anjuran untuk memperbanyak istighfar.

 

 

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Liga Inggris Minggu (24/11): Ipswich v Manchester United

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Laga Liga Inggris pada Minggu (24/11) akan menghadirkan pertarungan tim dengan nama besar sekaligus mempertaruhkan reputasi...