TENTANGKITA.CO – Kondisi Emha Ainun Nadjib yang lebih dikenal dengan panggilan Cak Nun berangsus-angsur membaik dan sudah berkomunikasi.
Update informasi terkini tentang kondisi Cak Nun disampaikan laman caknun.com pada Sabtu 8 Juli 2023.
“Assalamualaikum wr. wb.
Teman-teman semua, alhamdulillah berkat doa dari teman-teman semua, para Jamaah Maiyah, para sahabat beliau, dan para tokoh masyarakat, perkembangan hari ini Mbah Nun semakin baik. Kondisi beliau sadar, stabil, dan bisa berkomunikasi.
Terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
Yogyakarta, Sabtu, 8 Juli 2023.”
Demikian informasi yang disampaikan caknun.com terkait dengan kondisi budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun.
BACA JUGA: Butuh Duit Rp6 Miliar Per Bulan, Kata Panji Gumilang: Enteng
Sebelumnya Cak Nun dilarikan ke RSUP Dr. Sardjito pada Kamis, 6 Juli 2023 sekitar pukul 14.30 WIB karena pendarahan otak
Sebelum jatuh sakit Cak Nun masih beraktivitas seperti biasa. Bahkan pada Minggu, 1 Juli 2023 lalu Cak Nun masih pentas di Kampung Mataraman sampai malam.
Selama ini, Cak Nun diketahui memiliki stamina fisik yang kuat. Hal itu bisa kita ketahui dari tulisan budayawan yang juga pengajar Universitas Gadjah Mada, Umar Kayam,
Dalam satu tulisannya, almarhum Umar Kayam mengaku kagum dengan daya tahan seorang Emha Ainun Nadjib.
“Bayangkan! Pada satu malam dia masih menulis di depan PC-nya beberapa karangan untuk berbagai media (sembari melayani tamu-tamunya yang tidak kunjung berhenti datang, kadang-kadang mengajak juga bergadang sembari makan gudeg), pada hari berikutnya dia sudah duduk di pesawat terbang yang akan membawanya ke berbagai kota di seantero nusantara ini.”
Begitu salah satu ungkapan dalam tulisan Umar Kayam yang diunggah laman caknun.com pada 29 Juli 2015..
BACA JUGA: Anak Kiai Ahmad Dahlan, Irfan Dahlan, Disebut Pengikut Ahmadiyah, Ini Bantahan Sang Cucu
Tak berhenti sampai di situ, Umar Kayam mengaku heran dengan stamina Emha Ainun Nadjib.
“Kadang-kadang saya bertanya dalam hati, ajian apa yang dimilikinya maka dia mampu mengerjakan itu semua. Bagi saya, Emha selalu ada dalam kondisi go, go, go, go. Sakit jarang sekali menghampirinya. Demit sepertinya tidak mau men-dulit, syaiton, apalagi, tidak doyan Emha,” tulis Umar Kayam.
Di masa tua, selepas usia 60-an tahun sampai sekarang yang sudah memasuki tahun ke-70, Emha yang mulai dipanggil Mbah Nun masih melakoni aktivitas yang membutuhkan stamina prima.
Bersama Kiai Kanjeng, grup musik gamelan yang dia bentuk, Cak Nun berkeliling kota hampir setiap pekan sekali.
BACA JUGA: Jumlah Santri Pesantren Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang versi Kemenag
Cak Nun yang bernama lengkap Muhammad Ainun Nadjib lahir di Menturo, Sumobito, Jombang, Jawa Timur pada 27 Mei 1953. Dia merupakan putra keempat dari lima belas bersaudara anak pasangan M. A. Lathief dan Halimah.
Emha muda pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Modern Gontor, Jawa Timur. Cak Nun juga sempat kuliah di Universitas Gadjah Mada tapi tidak menyelesaikan studinya.
Pada masa reformasi, Cak Nun disebut sebagai satu dari tiga tokoh mbeling dari Jombang. Dua nama lainnya adalah Abdurrahman ‘Gus Dur’ Wahid dan Nucholis ‘Cak Nur’ Madjid.