TENTANGKITA.CO, JAKARTA — Sedikitnya 137 orang termasuk tentara dan warga sipil tewas pada hari pertama intervensi Rusia di Ukraina, kata presiden Ukraina, Jumat.
Volodymyr Zelenskyy memberikan data awal tentang jumlah korban tewas dalam pesan video di Facebook, kantor berita resmi Ukraina Ukrinform melaporkan.
BACA JUGA: Ini Suasana Terakhir Ukraina Setelah Dihantam Serangan Invasi Rusia
Dia juga mengatakan bahwa “kelompok sabotase musuh” telah memasuki ibukota Kyiv dan meminta masyarakat untuk berhati-hati dan mengikuti aturan jam malam, dikutip dari Anadolu Agency.
Tentara Ukraina juga mengklaim merebut kembali bandara Hostomel di wilayah Kyiv dari pasukan Rusia, Kamis malam.
BACA JUGA: Ukraina Klaim Tembak Jatuh 5 Pesawat dan 1 Helikopter Rusia
Bandara itu kini berada di bawah kendali pasukan Ukraina, kata Oleksiy Arestovich, wakil kepala Kantor Kepresidenan Ukraina.
Pasukan Ukraina menghancurkan agresor Rusia, tambah dia.
BACA JUGA: GEMPA SUSULAN DI PASAMAN SUMBAR: Skala Mag 5,2
Krisis Donbas dan intervensi militer Rusia ke Ukraina
Krisis ini dimulai saat terjadi “Revolusi Maidan” pada Februari 2014.
Revolusi ini menyebabkan mantan Presiden Viktor Yanukovych melarikan diri dari negara itu dan membuat pemerintah pro-Barat berkuasa di Ukraina.
BACA JUGA: Cek Daftar Penerima Sementara KJP Tahap 1 Tahun 2022 di Sekolah
Kondisi diikuti dengan aksi Moskow mencaplok wilayah Krimea dan kelompok separatis mendeklarasikan kemerdekaan di wilayah Donetsk dan Luhansk di Donbas di Ukraina timur.
Kedua wilayah ini memiliki populasi etnis Rusia yang besar.
Bentrokan antara pasukan separatis yang didukung Rusia dan tentara Ukraina terus meluas hingga ditandatangani Perjanjian Minsk 2014 dan 2015 dengan intervensi kekuatan Barat.
BACA JUGA: Link Live Streaming PSIS vs Borneo FC, Sama-sama Harus Menang demi Amankan Posisi
Konflik terus berlangsung selama bertahun-tahun dengan pelanggaran gencatan senjata terus-menerus.
Hingga Februari 2022, sekitar 14.000 orang telah tewas dalam konflik di Ukraina timur.
BACA JUGA: Jadwal Liga 1 Hari Ini: Bali United, PSIS Semarang dan PSS Sleman Pertahankan Posisi
Ketegangan mulai meningkat akhir tahun lalu ketika Ukraina, AS dan sekutunya menuduh Rusia mengumpulkan puluhan ribu tentara di perbatasan.
Mereka mengklaim bahwa Moskow bersiap menyerang tetangganya yang pro-barat.
BACA JUGA: Kartu Anak Jakarta (KAJ) 2022 Cair Maret, Belum Dapat Kartu? Urus ke Sini
Menentang ancaman sanksi oleh Barat, Moskow secara resmi mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka awal pekan ini, diikuti dengan dimulainya operasi militer di Ukraina pada Kamis.
Presiden Vladimir Putin mengatakan operasi itu bertujuan untuk melindungi orang-orang yang “menjadi sasaran genosida” oleh Kyiv dan untuk “demiliterisasi dan de-Nazifikasi” Ukraina.