Rabu, 4 Desember 2024

40 Orang Tewas di Tenda Pengungsi Akibat Serangan Militer Israel, Palestina Minta Dunia Bertindak

Sebelumnya, pada 26 Mei 2024 waktu setempat, sedikitnya 40 warga sipil tewas dan lainnya terluka, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dalam pemboman pendudukan Israel terhadap tenda-tenda pengungsi di barat laut kota Rafah, di selatan Jalur Gaza.

Hot News

TENTANGKITA.CO, RAMALLAH PALESTINA — Juru Bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, mengecam tindakan sengaja tentara pendudukan Israel.menargetkan tenda-tenda pengungsi di Rafah, di Gaza Selatan.

Pemerintah Palestina, seperti dilansir kantor berita wafa.ps, menyebut aksi brutal militer Istrael dengan menargetkan tenda pengungsi di Rafah, Gaza, sebagai pembantaian yang melampaui batas.

Untuk itu, Juru Bicara Kepresidenan Palestina menegaskan perlu ada intervensi segera untuk menghentikan kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.

Nabil Abu Rudeineh menambahkan bahwa tindakan pasukan pendudukan Israel atas pembantaian keji ini merupakan tantangan terhadap semua resolusi legitimasi internasional, khususnya keputusan Mahkamah Internasional (ICJ).

Dalam keputusannya, ICJ memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan militernya terhadap kota Rafah dan pemberian perlindungan kepada rakyat Palestina.

Dia menegaskan bahwa posisi Amerika Serikat yang mendukung pendudukan secara finansial dan politik adalah alasan utama terjadinya ‘pembantaian keji’ yang dilakukan oleh pendudukan, yang merupakan pelanggaran terhadap semua tabu.

Juru Bicara Kepresidenan Palestina itu menganggap pemerintah AS bertanggung jawab atas kejahatan-kejahatan ini, yang menurutnya merupakan aib bagi kemanusiaan.

Nabil Abu Rudeineh menekankan bahwa dunia harus segera mengambil tindakan untuk menghentikan agresi besar-besaran yang dilakukan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem.

Dia juga meminta agar dunia mewajibkan otoritas pendudukan Israel untuk menghentikan kejahatan mereka yang akan berujung pada ledakan. Kejahatan pendudukan Israel di beberapa wilayah Palestina mengancam stabilitas internasional, kata Juru Bicara Kepresidenan Palestina.

Nabil Abu Rudeineh menuntut pemerintah AS memaksa Israel untuk menghentikan kegilaan dan genosida yang dilakukannya di Gaza, khususnya di Rafah “yang telah berulang kali kami peringatkan agar tidak melakukan invasi.”

Pemerintah Palestina meminta pemerintah AS untuk mewajibkan Israel menghentikan agresinya di Tepi Barat, termasuk Yerusalem, yang menjadi sasaran agresi berkelanjutan yang menargetkan warga negaranya dan tempat-tempat suci umat Islam dan Kristen.

40 ORANG TEWAS

Sebelumnya, pada 26 Mei 2024 waktu setempat, sedikitnya 40 warga sipil tewas dan lainnya terluka, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dalam pemboman pendudukan Israel terhadap tenda-tenda pengungsi di barat laut kota Rafah, di selatan Jalur Gaza.

Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa setidaknya 40 warga tewas dan lainnya terluka setelah pasukan pendudukan Israel menyerang dengan setidaknya delapan roket.

Militer Israel menargetkan tenda-tenda orang yang berlindung di kamp pengungsian yang baru-baru ini didirikan di dekat gudang Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB. untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), barat laut Rafah.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan bahwa krunya mengangkut sejumlah besar jenazah dan korban luka setelah pendudukan menargetkan tenda-tenda pengungsi di Rafah.

PRCS memperingatkan bahwa rumah sakit tidak mampu menangani jumlah korban yang besar ini sebagai akibat dari penghancuran sistem kesehatan yang disengaja oleh pendudukan di Gaza, dan mencatat bahwa beberapa korban diangkut ke pusat kesehatan darurat.

PRCS membenarkan bahwa orang-orang yang berada di dalam tenda, kebanyakan anak-anak dan perempuan, terbakar hidup-hidup.

Untuk diketahui, kawasan sasaran yang dipenuhi ribuan pengungsi ini sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman oleh penjajah.

Pendudukan Israel melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza, yang dimulai pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, menewaskan 35.984 orang, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, dan melukai 80.643 lainnya. Ribuan korban masih hilang di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Kompolnas: Penempatan Polri di TNI Khianati Reformasi

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Gagasan penempatan Polri di bawah TNI mengkhianati cita-cita reformasi. Pemisahan itu merupakan hasil dari gerakan reformasi...