Jumat, 22 November 2024

Indonesia Pelopori Koferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin

Wibowo Prasetyo menyebut ada kecenderungan konflik dunia semakin meningkat dan mengkhawatirkan yang harus direspons.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin (KMBAAA) di Bandung pada 20—22 Desember 2023.

Sebagai mitra dalam pelaksanaan Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin (KMBAAA) itu, Kemenag menggandeng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Menurut rencana, kegiatan KMBAAA tersebut akan digelar di dua tempat yang memiliki nilai kesejarahan yakni Gedung Merdeka dan Hotel Savoy Homann, Bandung.

Gedung Merdeka pada masa lalu adalah tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika pada tahun 1955.

Menurut Staf Khusus Menteri Agama (Menag) Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo, KMBAAA menjadi ikhtiar Kemang untuk menguatkan moderasi beragama di tingkat global.

Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin juga menjadi langkah Indonesia dalam mengupayakan perdamaian dunia, di tengah konflik yang terus terjadi di sejumlah negara.

Menag Yaqut Cholil Qoumas telah mendapat mandat sebagai Ketua Pelaksana Sekretariat Bersama Penguatan Moderasi Beragama berdasarkan Perpres No 58 tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama.

BACA JUGA: Orang yang Pertama Kali Shalat Isya: Nabi Musa

“KMBAAA menjadi forum strategis internasionalisasi Moderasi Beragama di kawasan Asia Afrika dan Amerika Latin,” kata Wibowo Prasetyo di Jakarta, Jumat 15 Desember 2023.

Menurut Staf Khusus Menag itu, KMBAAA tidak hanya menggaungkan tentang moderasi beragama.

“Akan dibahas dalam KMBAAA, sejumlah langkah strategis dalam rangka berpartisipasi dalam perdamaian global dan mencari penyelesaian terbaik atas konflik yang masih terjadi di sejumlah negara,” katanya seperti dilansir laman Kemenag.

KONFLIK GLOBAL MENINGKAT

Wibowo Prasetyo menyebut ada kecenderungan konflik dunia semakin meningkat dan mengkhawatirkan yang harus direspons.

Dia memberikan contoh perang Rusia dan Ukraina yang belum juga tuntas, lalu terjadi krisis di Gaza karena Israel berkonflik dengan Hamas. Krisis di Gaza, menurut dia, bahkan bahkan dikhawatirkan menyebar ke seluruh Timur Tengah.

Eskalasi perang tersebut, kata dia, terus mengambil nyawa warga sipil, mengganggu penyediaan perawatan medis untuk menyelamatkan nyawa.

Perang juga mengacaukan layanan mendasar untuk bertahan hidup, dan meninggalkan banyak keluarga yang berduka atas hilangnya orang yang dicintai.

“Dunia memberikan reaksi atas konflik-konflik ini, namun dampaknya belum sesuai harapan. Sejumlah pemimpin negara belum berbicara secara terbuka tentang konflik yang sedang berlangsung ini. Apalagi, upaya Dewan Keamanan PBB membuat resolusi khusus tentang perang, juga gagal dengan veto Amerika Serikat,” sebut Wibowo Prasetyo.

BACA JUGA: Siapa Orang yang Pertama Kali Shalat Maghrib: Nabi Isa

Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (Balitbang Diklat) Kemenag Kemenag Suyitno menjelaskan KMBAAA mengangkat tema Religion And Humanity dengan mengambil spirit Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung.

KMBAAA, menurut dia, dapat menjadi forum strategis dan berdampak bagi para pemimpin negara di Asia-Afrika dan Amerika Latin untuk bersatu menyuarakan dan mengupayakan penguatan peran PBB dalam menciptakan perdamaian abadi bagi seluruh dunia.

“KMBAAA ini menjadi preliminary event untuk sebuah perhelatan yang lebih besar di tahun 2024, yaitu Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dan Amerika Latin,” katanya.

Sebagai pre-conference event, KMBAAA pada tahun ini bermaksud mengundang enam negara anggota PBB yang berasal dari Global South, yaitu Brasil, Meksiko, Mesir, Arab Saudi, dan Afrika Selatan,” ungkap Suyitno.

Dia berharap Brasil, Meksiko Arab Saudi dan Afrika Selatan dapat mengirim delegasi resmi ke Jakarta yang dipimpin oleh Menteri atau Lembaga Urusan Agama masing-masing.

Para delegasi dari keenam negara ini bersama Indonesia akan menyampaikan pidato resmi menyikapi konstelasi geopolitik dunia, khususnya ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional yang saat ini sedang berlangsung.

“KMBAAA juga sekaligus merencanakan konferensi yang lebih besar di tahun 2024 terkait Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dan Amerika Latin,” sebut Suyitno.

BACA JUGA: Orang yang Pertama Kali Shalat Ashar: Nabi Yunus

RINCIAN TUJUAN KMBAAA

Secara rinci, tujuan pelaksanaan Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin adalah:

  1. Menggelorakan kembali api dan semangat Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung dan diplomasi Indonesia di Latin Amerika tentang perdamaian dan persatuan bagi masyarakat dunia;
  2. Mengembangkan peran diplomasi publik internasional Republik Indonesia melalui penguatan moderasi beragama;
  3. Mendorong terciptanya atmosfir perdamaian dan kerukunan umat beragama di dunia;
  4. Menangkal tumbuhnya budaya kekerasan dan kelompok keagamaan ekstrem;
  5. Mengajak para pemimpin, ilmuwan, dan praktisi dari beragam latar belakang budaya, politik dan agama untuk terlibat dalam dialog yang bermakna demi meningkatkan moderasi, toleransi, kesetaraan dan keselamatan;
  6. Berpartisipasi dan berkontribusi bagi terwujudnya Sustainable Development Goals (SDGs) dari perspektif agama;
  7. Menampilkan praktik-praktik baik toleransi beragama dan berbagi pelajaran mengenai pembangunan kerukunan umat beragama; dan
  8. Membuat rekomendasi mekanisme pembuatan kebijakan dan protokol dalam melakukan mitigasi dan penyelesaian masalah intoleransi, kekerasan dan ekstremisme keagamaan;

Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Latin Amerika bertemakan Religion for Humanity dengan subtema berikut:

  1. Religious Moderation, Nationalism and Multiculturalism
  2. Moderation in Divine Texts and Literature
  3. Moderation, Tradition and Education in Multifaith Contexts
  4. Moderation among Non-Religious Groups and Movements
  5. Moderation, Religious Authority, State Leadership and Identity Politics
  6. Moderation, Religion and Social (In) Justice
  7. Gender Equity, Women Roles and Moderation
  8. Religious Tolerance and Digital Media
  9. Youth, Religious Radicalism and Extremism
  10. Best Practices and Experiences of Religious Moderation

BACA JUGA: Orang yang Pertama Kali Shalat Dzuhur: Nabi Ibrahim

KMBAAA ini akan menggelar Plenary Sessions yang menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu: Prof. Nahlah Al-Shoaidy (Penasehat Utama Sheikh Al- Azhar Al-Syarif, Mesir), Dr. (HC) Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU, Indonesia), Prof. Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah, Indonesia).

Selanjutnya ada nama  Mahamahopadhyaya Bhadreshdas Swami (Tokoh Hindu, India), Prof. Samir Boudinar (Tokoh Moderate Muslims, Maroko) dan Ven. Napan Santibhaddo (Tokoh Moderate Buddhists, Thailand), Prof. Haiming Wen (Tokoh dan intelektual Konfusianisme, Cina, dan Matius Ho (Leimena Intitute).

Selain itu, akan digelar Conference Parallel Sessions oleh pembicara terpilih dari akademisi, peneliti dan praktisi dari dalam dan luar negeri.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...