Jumat, 22 November 2024

Gencatan Senjata Israel – Hamas: 33 Bocah dan 6 Perempuan Palestina Dibebaskan dari Penjara Militer

Menurut laporan WAFA, jumlah tahanan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel mencapai 7.500 orang, termasuk 72 orang perempuan dan 250 orang anak di bawah umur.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Otoritas Israel membebaskan 39 tahanan yang terdiri dari 33 anak-anak dan 6 perempuan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran fase kedua antara Hamas dan dan Israel.

Sebanyak 39 tahanan itu dibebaskan dari penjara militer Israel di Ofer, yang dibangun secara ilegal di tanah Palestina di barat daya kota Beitunia, sebelah barat Ramallah, dan dari penjara Kompleks Rusia di Yerusalem yang diduduki.

Mobil milik Komite Palang Merah Internasional (ICRC) membawa sebagian besar tahanan dari penjara militer Ofer ke kotamadya Al-Bireh di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel.

Di tempat terpisah, seperti ditulis Kantor Berita Palestina, WAFA, lima wanita dan satu anak dibebaskan dari penjara Kompleks Rusia, dan disambut hangat oleh keluarga mereka.

SERUKAN PEMBEBASAN SELURUH TAHANAN

Ratusan orang berkumpul di alun-alun Kota Al-Bireh menyambut para tahanan yang dibebaskan. Mereka slogan merayakan pembebasan dan menyerukan pembebasan semua tahanan yang ditahan di beberapa penjara Israel.

Gelombang kedua tahanan yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan pertukaran itu termasuk enam wanita. Keenamnya adalah: Israa Jaabis, Fadwa Hamada, Aisha Afgani, Nurhan Awwad, Shorouq Duwayat, dan Maysoun Musa.

BACA JUGA: Keutamaan Membaca Ayat dan Surat Tertentu dalam Al Quran Menurut Imam Nawawi

Sejak Sabtu dini hari, ratusan warga dan kerabat para tahanan telah berkumpul di depan pintu masuk penjara militer Ofer dan Lapangan Kota Al-Bireh untuk menunggu pembebasan putra dan putri mereka dari penjara Israel.

Di Yerusalem yang diduduki, pasukan pendudukan Israel melarang keluarga para tahanan perempuan yang dibebaskan untuk merayakan atau menerima ucapan selamat di rumah.

Mereka juga menghalangi kedatangan tahanan wanita Israa al-Jaabees yang dibebaskan selama beberapa jam.

Sebelumnya, pada Jumat lalu, otoritas Israel membebaskan 39 tahanan yang terdiri dari 24 wanita dan 15 anak di bawah umur, Jumat malam waktu setempat, 24 November 2023.

Pembebasan 39 tahanan perempuan dan anak-anak Palestina tersebut merupakan bagian dari pertukaran pelepasan sandera.

Sebagian tahanan sebelumnya ditahan di penjara militer Ofer, sebelah barat Ramallah, ke kota Beitunia. Mereka dibawa dengan menggunakan bus dan kendaraan milik Komite Palang Merah Internasional.

BACA JUGA: Gigi Hadid Marah Israel Anggap Warga Palestina sebagai Teroris

Sementara itu, seperti dilaporkan Kantor Berita Palestina, WAFA, sebanyak sembilan tahanan perempuan warga Yerusalem dibebaskan dari pusat penahanan al-Moskobiya di Yerusalem.

Menurut laporan WAFA, jumlah tahanan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel mencapai 7.500 orang, termasuk 72 orang perempuan dan 250 orang anak di bawah umur.

Pembebasan para tahanan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas. Kedua belah pihak menyetujui untuk menghentikan serangan selama 4 hari dimulai Jumat 24 November.

ISRAEL DIMINTA HENTIKAN AGRESI

Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh menyerukan diakhirinya agresi komprehensif Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Hal tersebut disampaikan Shtayyeh saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Portugal João Gomes Cravinho dan Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon di kantornya di Ramallah.

“Kami ingin menghentikan agresi komprehensif yang dilancarkan pasukan pendudukan terhadap rakyat kami di Gaza dan Tepi Barat,” kata Shtayyeh seperti dilansir WAFA.

BACA JUGA: Israel Serang Rumah Warga di Gaza, 15 Orang Tewas, RS Indonesia Juga Dihajar Pesawat Tempur

PM Palestina itu juga menyerukan agar Israel bertanggung jawab membuka semua penyeberangan untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza dan tidak membatasi masuknya bantuan melalui jalur Gaza. penyeberangan Rafah dengan Mesir.

Dia juga menyerukan agar rakyat Palestina dapat kembali dengan bebas ke rumah mereka di Jalur Gaza utara.

PM Palestina itu menegaskan bahwa serangan pasukan pendudukan dan teroris penjajah di Tepi Barat harus dihentikan, dan menekankan bahwa ada kebutuhan mendesak bagi intervensi internasional untuk mencairkan dana pajak Palestina yang dipegang oleh pemerintah pendudukan.

Mohammed Shtayyeh menyerukan pembentukan front internasional untuk mengakui negara Palestina, mendukung keanggotaan penuhnya di PBB, mengakhiri pendudukan, dan menerapkan solusi dua negara.

“Harus ada solusi politik yang komprehensif di seluruh wilayah Palestina untuk mengakhiri pendudukan dan menjaga persatuan rakyat dan tanah Palestina,” ujarnya.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...