TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Jelang Ramadhan, makam-makam di Indonesia ramai oleh masyarakat yang berziarah, namun apakah benar ziarah kubur ini sudah sesuai dengan ajaran Islam, atau malah syirik?
Peziarah berdoa di makam orang tua, kerabat, leluhur dan tokoh masyarakat yang dianggap penting.
BACA JUGA : Bacaan Doa Malam Lailatul Qadar Berdasarkan Hadits Nabi (Hikmah Ramadhan)
Mereka ziarah kubur jelang ramadhan selain berdoa juga mencabuti rumput dan menaburkan bunga di atasnya.
Mari kita bahas, apakah ziarah kubur jelang Ramadhan termasuk syirik?
Abu Hafsin Ketua Dewan Tanfid Nahdlatul Ulama Jawa tengah mengatakan ziarah kubur mempunyai banyak manfaat, termasuk mengingatkan orang pada jasa-jasa orang yang telah meninggal.
BACA JUGA: Shalat Tarawih atau Qiyamu Ramadhan, Dalil dan Tata Cara Menurut Muhammadiyah
Ziarah sebelum Ramadhan sebenarnya tidak diatur spesifik dalam syariah. Ini adalah kegiatan yang bersumber dari tradisi masyarakat Jawa yang disebut “nyadran”.
Karena Ramadhan itu penyucian diri, ziarah kubur bagus saja dilaksanakan, kata dia.
BACA JUGA: Malam Lailatul Qadar Turun Tanggal Berapa Ramadhan? Ini Penjelasan Muhammadiyah
“Bukan untuk meminta-minta pada arwah orang meninggal, tapi mengingatkan, tentang kematian dan jasa orang yang diziarahi,”ujar dia.
Menurut situs nu.or.id, melalukan ziarah kubur pada waktu-waktu tertentu seperti menjelang bulan Ramadhan hukumnya adalah sunnah.
BACA JUGA: Kapan Saat Tepat Bayar Zakat Fitrah? Malam Pertama Ramadhan Sudah Bisa
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya Fatawa Fiqhiyah al-Kubra.
“Beliau (Ibnu Hajar) ditanya tentang berziarah ke makam para wali pada waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khusus ke makam mereka. Beliau menjawab, berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang disunnahkan. Demikian pula perjalanan ke makam mereka.‘
BACA JUGA: Ini Dia, 5 Persiapan Sambut Ramadhan, Harus Jasmani Rohani
Rasulullah saw juga menjelaskan bahwa seorang Muslim yang menziarahi makam keluarganya seperti bapak, ibu, paman, bibi, dan saudara-saudaranya yang lain, maka dia akan memperoleh pahala sebesar pahala orang haji mabrur dan kelak jika ia sudah meninggal akan diziarahi malaikat.
Berikut haditsnya:
أنبأنا إسماعيل بن أحمد أنبأنا حمزة أنبأنا أبو أحمد بن عدى حدثنا أحمد بن حفص السعدى حدثنا إبراهيم بن موسى حدثنا خاقان السعدى حدثنا أبو مقاتل السمرقندى عن عبيد الله عن نافع عن ابن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” من زار قبر أبيه أو أمه أو عمته أو خالته أو أحد من قراباته كانت له حجة مبرورة, ومن كان زائرا لهم حتى يموت زارت الملائكة قبره.
Artinya: Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa berziarah ke makam bapak atau ibunya, paman atau bibinya, atau berziarah ke salah satu makam keluarganya, maka pahalanya adalah sebesar haji mabrur. Dan barang siapa yang istiqamah berziarah kubur sampai datang ajalnya maka para malaikat akan selalu menziarahi kuburannya.
BACA JUGA: NGAJI BUYA ARRAZY: Ciri Pengikut Dajjal, Tak Percaya Habib!
Dalam hadits lain Rasulullah juga memaparkan bahwa orang yang menziarahi makam kedua orangtuanya pada setiap hari Jumat, maka perbuatannya itu tergolong dalam kategori berbakti kepada keduanya.
Hadits tersebut berbunyi:
حدثنا محمد بن أحمد أبو النعمان بن شبل البصري, حدثنا أبى, حدثنا عم أبى محمد بن النعمان عن يحي بن العلاء البجلي عن عبد الكريم أبى أمية عن مجاهد عن أبى هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “من زار قبر أبويه أو احدهما فى كل جمعة غفر له وكتب برا
Artinya:
Rasulullah bersabda: Barangsiapa berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari Jumat, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya (HR Abu Hurairah).
BACA JUGA: Hukum Mengucapkan Selamat Natal: Ini Pandangan Buya Arrazy
Penjelasan spiritual
Sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman Arizal Mutakhir mengatakan ziarah diidentifikasi sebagai aktivitas mengunjungi makam leluhur atau tokoh-tokoh penting masyarakat.
Menurut dia, ziarah kemudian diartikan sebagai laku spiritual untuk mengingat jasa-jasa orang yang sudah meninggal dan menghormati leluhur.
BACA JUGA: FATWA MUHAMMADIYAH: Hukum Bolehkah Perempuan Haid Masuk Masjid Ikut Pengajian
Setelah bertemu dengan ajaran Islam, ziarah menjadi sebuah ritual untuk mengingat kematian dan akhirat.
Ketiadaan ziarah tahun ini akibat wabah Covid-19 menurut dia akan memotong salah satu siklus kehidupan spiritual masyarakat.
BACA JUGA: PENGAJIAN GUS BAHA: Cerita Nabi Ibrahim dan Malaikat Izrail Saat Mau Mencabut Nyawa
“Ziarah ini mengingatkan bahwa perjalanan manusia ada titik hentinya. Ini semacam siklus kehidupan manusia,” ujar dia.
Budayawan Ahmad Tohari mengatakan bagi sebagian masyarakat Indonesia, tidak pulang berziarah akan membuat masyarakat secara spiritual “kurang”.
“Ziarah ini semacam tonggak batin. Mereka pulang berziarah itu kan sekalian silaturahmi, ekspresi keterikatan garis keturunan,” ujar dia.