TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Pemerintah Inggris membekukan aset dan melarang masuk 7 konglomerat Rusia, termasuk pemilik klub sepak bola Chelsea Roman Abramovich, gara-gara perang Moskow di Ukraina berlanjut.
Namun Chelsea mendapatkan dispensasi untuk terus bermain di Liga Premier.
BACA JUGA: Rusia Keluarkan Daftar Negara yang Tidak Bersahabat, Indonesia Tidak Masuk
“Menteri Luar Negeri Liz Truss pada Kamis 10 Maret 200 mengumumkan pembekuan aset penuh dan larangan bepergian terhadap tujuh oligarki terkaya dan paling berpengaruh di Rusia,” ujar sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Bisnis tujuh konglomerat Rusia yang mendapatkan sanksi dari Inggris ini terkait erat dengan Kremlin, tambah pernyataan itu.
BACA JUGA: Pertemuan Tripartit di Turki Bisa Jadi Akhir Perang Rusia Ukraina
Kekayaan kolektif ketujuh konglomerat itu sekitar USD19,7 miliar.
Saksi dijatuhkan sebagai upaya Inggris mengisolasi Presiden Rusia Vladimir Putin, mereka dilarang mengunjungi inggris dan tidak ada warga negara atau perusahaan Inggris yang boleh berbisnis dengan mereka.
“Mereka yang diberi sanksi Inggris termasuk Roman Abramovich, pemilik Chelsea Football Club, senilai lebih dari £9 miliar; industrialis terkemuka Oleg Deripaska senilai £2 miliar, dan CEO Rosneft Igor Sechin.”
BACA JUGA: Rusia Jadi Negara Paling Banyak Terkena Sanksi di Dunia Gara-gara Perang Ukraina
Kelompok oligarki lain yang berbasis di Rusia yang dekat dengan Putin juga mendapatkan sanksi, menurut pernyataan itu.
Mereka adalah Andrey Kostin, ketua bank VTB; Alexei Miller, CEO perusahaan energi Gazprom; Nikolai Tokarev, presiden perusahaan pipa milik negara Rusia Transneft dan Dmitri Lebedev, ketua Dewan Direksi Bank Rossiya.
BACA JUGA: Bandara Vinnytsia, Ukraina Benar-benar Hancur Dihantam Rudal Rusia
“Tidak ada tempat berlindung yang aman bagi mereka yang telah mendukung serangan kejam Putin di Ukraina,” kata Perdana Menteri Boris Jonson.
“Sanksi hari ini adalah langkah terbaru dalam dukungan tak tergoyahkan Inggris untuk rakyat Ukraina,” tambah mereka.
BACA JUGA: Israel: Kunjungan Presiden Isaac Herzog ke Turki adalah Momen Menyenangkan
“Kami akan tegas dalam mengejar mereka yang memungkinkan pembunuhan warga sipil, penghancuran rumah sakit dan pendudukan ilegal sekutu berdaulat.”
“Sanksi hari ini menunjukkan sekali lagi bahwa oligarki dan kleptokrat tidak memiliki tempat dalam ekonomi atau masyarakat kita,” kata Menteri Luar Negeri Liz Truss.
BACA JUGA: Putin: Sanksi Barat terhadap Rusia karena Ukraina Adalah Pernyataan Perang
Dia berkata: “Dengan hubungan dekat mereka dengan Putin, mereka terlibat dalam agresinya.
“Darah rakyat Ukraina ada di tangan mereka. Mereka harus menundukkan kepala karena malu.”
BACA JUGA: Rusia Akhirnya Kuasai Pembangkit Nuklir Terbesar di Eropa, PLTN Zaporizhzhia
Truss menambahkan bahwa mereka “tidak akan berhenti dalam misi ini untuk meningkatkan tekanan pada rezim Putin dan menghentikan dana untuk mesin perang brutalnya.”
Inggris sejauh ini telah memberikan sanksi kepada “lebih dari 200 individu, entitas, dan anak perusahaan Rusia yang paling signifikan dan bernilai tinggi sejak invasi, dengan lebih dari 500 di antaranya sekarang tercakup dalam daftar sanksi Inggris.”
BACA JUGA: Pengamat Komunikasi: Pembicaraan di Belarusia Turunkan Tensi Krisis Rusia – Ukraina
Klub Inggris Chelsea FC Peroleh Dispensasi Meski Dimiliki Konglomerat Rusia
Pemerintah Inggris mengatakan telah “pagi ini menerbitkan lisensi yang mengizinkan sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan sepak bola untuk dilanjutkan di Chelsea.”
Lisensi “termasuk izin bagi klub untuk terus memainkan pertandingan dan aktivitas terkait sepak bola lainnya yang pada gilirannya akan melindungi Liga Premier, piramida sepak bola yang lebih luas, penggemar setia, dan klub lain.”
BACA JUGA: Ini Cara Ketahui Status Peserta Kartu Prakerja Gelombang 23, Simak Baik-baik
“Lisensi ini hanya akan mengizinkan tindakan tertentu yang disebutkan secara eksplisit untuk memastikan individu yang ditunjuk tidak dapat menghindari sanksi Inggris. Lisensi akan terus ditinjau dan kami akan bekerja sama dengan otoritas sepakbola.”