Jumat, 22 November 2024

Putin: Sanksi Barat terhadap Rusia karena Ukraina Adalah Pernyataan Perang

Presiden Rusia memperingatkan agar tidak memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina di tengah perang

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap Moskow berkaitan dengan Ukraina adalah deklarasi perang, kata Presiden Rusia Vladimir Putin. 

Saat peringatan Hari Perempuan Internasional 2022 bersama karyawan wanita sejumlah maskapan penerbangan Rusia, Putin  mengatakan masalah-masalah yang kini dihadapi negaranya adalah upaya untuk memerangi Rusia.

BACA JUGAUkraina: Serangan Rusia ke Chernihiv Tewaskan 47 Orang

“Banyak yang terjadi, apa yang kita hadapi, adalah cara memerangi Rusia. Sanksi yang dijatuhkan mirip dengan deklarasi perang,” katanya. .

Putin memperingatkan bahwa setiap upaya mengaktifkan zona larangan terbang di atas Ukraina akan bergabung dengan konflik.

BACA JUGARusia Akhirnya Kuasai Pembangkit Nuklir Terbesar di Eropa, PLTN Zaporizhzhia

“Sekarang kami mendengar bahwa perlu menetapkan zona larangan terbang di atas wilayah Ukraina. Tidak mungkin melakukan ini di wilayah Ukraina sendiri, itu hanya mungkin di wilayah beberapa negara tetangga.

“Tetapi setiap gerakan ke arah ini akan kami anggap sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata di negara yang wilayahnya akan menimbulkan ancaman terhadap prajurit kami.

BACA JUGAPengamat Komunikasi: Pembicaraan di Belarusia Turunkan Tensi Krisis Rusia – Ukraina

“Kami akan segera menganggap mereka sebagai peserta konflik militer, dan tidak peduli organisasi mana yang mereka ikuti,” tegasnya.

Putin menegaskan bahwa Rusia tidak mungkin mengizinkan Ukraina untuk mengembangkan senjata nuklir. 

BACA JUGAKLJ atau Kartu Lansia Jakarta 2022 Kapan Cair? Ini Penjelasan Dinas Sosial 

Ukraina, menurut dia bisa cepat menjadi kekuatan nuklir dengan warisan Soviet dan bantuan Barat.

“Ukraina telah memiliki kompetensi nuklir sejak zaman Soviet. Dan untuk pengayaan dan elemen nuklir, mereka dapat mengatur pekerjaan ini. Selain itu, Kyiv memiliki kompetensi rudal. Dan di sana, dari seberang lautan, mereka juga akan membantu melakukannya.

BACA DEH  Pneumonia Ancaman Serius bagi Anak-Anak, Kematian Terjadi Setiap 43 Detik

“Kami mengupayakan demiliterisasi negara, karena kami ingin secara jelas dan eksplisit memahami senjata mana yang ada di mana, di bawah kendali apa,” katanya.

BACA JUGAInternational Women’s Day 2022 : 2,4 Miliar Wanita Tak Punya Hak Ekonomi Seperti Pria

Konsekuensi Parah jika Ukraina Gabung ke NATO 

Dalam sambutannya selanjutnya, Presiden Rusia mengatakan niat Ukraina bergabung dengan NATO dapat menyebabkan konsekuensi yang parah juga.

Menurut Putin, tujuan operasi Rusia di Ukraina adalah denazifikasi dan demiliterisasi negara, memberikan status netral. Mengapa status netral?

Karena jika memiliki status netral, maka tidak akan bergabung dengan NATO. 

BACA JUGALink Live Streaming X Factor Indonesia Gala Show 6: Sip, Tayang 7 Maret Pukul 18.00 WIB

Jika Ukraina adalah kekuatan nuklir dan anggota NATO, aliansi tidak akan membutuhkan rudal balistik untuk menghadapi Rusia. 

Hal itu akan membuat Rusia tetap berada di bawah todongan senjata nuklir tepat di perbatasannya sendiri, kata Putin.

BACA JUGAPencairan KJP Tahap 2 Berakhir Bulan Depan, Penerima Selanjutnya Lebih Banyak?  

Tujuan demiliterisasi, katanya, hampir tercapai karena gudang senjata, amunisi, penerbangan, dan sistem pertahanan udara hampir hancur.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...