TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diumumkan oleh ketua umum Yahya Cholil Staquf.
Sejumlah nama politisi masuk menjadi pengurus organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, seperti Nusron Wahid, Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa.
Ada juga sosok pengusaha dan politisi PDIP Mardani Maming yang menjadi bendahara umum.
Sebelum terpilih menjadi Ketua PBNU, Gus Yahya, panggilan Yahya Cholil Staquf mengatakan saatnya NU harus berhenti menjadi pihak yang berkompetisi dalam politik praktis.
NU belakangan memang dekat dengan politik.
BACA JUGA: INI INFO TANGGAL PENCAIRAN KJP PLUS FEBRUARI, RESMI!
Wakil Presiden Ma’ruf Amin, sebelum berkompetisi dalam Pilpres 2019 adalah Rais Aam PBNU.
NU juga akrab dengan dukung mendukung calon presiden, meski sudah lama dilakukan namun saat kontestasi capres Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi, nuansa dukung mendukung di kalangan NU sangat kental.
Gus Yahya menyatakan kondisi itu “cukup”. Luka-luka bangsa akibat masuknya NU ke politik harus disembuhkan.
Dalam sebuah wawancara dengan media, Gus Yahya menyatakan tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden maupun wakil presiden.
Selain itu, siapapun yang akan maju sebagai presiden maupun wapres sebaiknya jangan ikut PBNU.
NU di bawah kepemimpinan Gus Yahya tidak akan masuk dalam politik praktis, khususnya capres atau cawapres.
BACA JUGA: ABDEL DAN DESTA TANDING PINGPONG KAPAN? INI JADWALNYA
Bisakah NU lepas dari politik kekuasaan?
NU tidak akan pernah bisa benar-benar lepas dari politik. Sebagai organisasi massa Islam terbesar kader-kadernya juga tersebar di banyak kelompok politik.
Sekjen Saifullah Yusuf atau Gus Ipul adalah politisi kawakan di Jawa Timur.
Dia menjadi wakil gubernur dua kali dan kini adalah wali kota Pasuruan.
Kemudian Khofifah Indar Parawansa adalah Gubernur Jawa Timur yang sebelumnya menjadi tim sukses Presiden Joko Widodo.
Keduanya adalah politisi yang mempunyai masa depan pada pentas nasional.
Nama Khofifah bahkan muncul dalam survei Capres 2024 dan diperkirakan bisa mendulang suara besar jika dipasangkan dengan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Lembaga survei Datasight mengungkapkan bahwa Duet Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Timur tersebut memiliki tingkat keterpilihan atau elektabilitas sebesar 34,90%%.
elektabilitasnya melebihi duet pasangan Prabowo-Puan dengan raihan elektabilitas sebesar 30,40% dan Airlangga-AHY dengan raihan 9,90%.
Modal massa yang besar, dan perkembangan elektabilitas para kader NU serta dinamika politik jelang Pilpres 2024 ini akan tidak akan menggoda PBNU untuk kembali main-main politik?
Kita tunggu saja?
Berikut daftar pengurus PBNU periode 2022-2027 kepemimpinan Yahya Cholil Staquf.
Tanfidziyah
Ketua Umum: Yahya Cholil Staquf
Wakil Ketua Umum:
Zulfa Mustofa
Muhammad Hilal
Nizar Ali
Nusron Wahid
Ketua-ketua Bidang
Khofifah Indar Parawansa
Alissa Wahid
Muhammad Mukri
Hasib Wahab Chasbullah
Abdul Hakim Mahful
Ishfah Abidal
Umarsyah
Sekretaris Jenderal
Saifullah Yusuf
Wakil Sekretaris Jenderal
Abudssalam Sohib
Sulaiman Tanjung
Maryati Solihah
Najib Azca
Faisal Zaimima
Abdul Qodir bin Aqil
Bendahara Umum
Mardani Maming
Musytasar
Ahmad Mustofa Bisri (Ketua)
Ma’ruf Amin
Nurul Huda jazuli
Dimyati Rois
Lutfi bin Yahya
Baharudin
Nafisah Sahal Mahfud
Sinta Nuriyah
Mahfudoh
Habib Zein bin Umar bin Smith
Said Aqil Siradj
Syuriah
Miftachul Akhyar (Rais Aam)
Wakil Rais Aam: Afifudin Muhadjir
Anwar Iskandar
Muhammad Mustafa Aqil Siradj
Ali Akbar Marbun
Abun Bunyamin
Muhammad Nuh
Nazaruddin Umar
Abdul Ghofur Maimoen
Bahaudin Nur Salim
Katib Aam: Said Asrori
Katib:
Muhammad Afifudin
Hilmi Muhammad
Lutfi bin Muhammad Alatos
Abdul Hofir Rozin
Asrorun Niam Soleh