TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Setelah lebih dari 13 jam berada di dalam pesawat kepausan, Paus Fransiskus mendarat di Jakarta, saat ia memulai Perjalanan Apostoliknya yang ke-45 ke luar negeri, dan terpanjang sejauh ini dalam masa kepausannya, ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Paus Fransiskus mendarat di Jakarta, Indonesia, pada Selasa (3/9) dan akan tinggal hingga tanggal Jumat (6/9). Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas hari ini menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Pesawat yang membawa Paus Fransiskus mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pukul 11.26 WIB.
Paus Fransiskus tiba di Jakarta untuk memulai Perjalanan Apostoliknya yang ke-45 ke luar negeri ke Asia dan Oseania. Penerbangan tersebut tiba beberapa menit lebih awal di Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta.
Penerbangan kepausan ITA-Airways, yang membawa Paus dan para wartawan yang mengikuti Perjalanan tersebut, meninggalkan Bandara Internasional Fiumicino di Roma pada pukul 5:32 waktu setempat pada Senin (2/9) sore. Di dalam pesawat, Bapa Suci secara pribadi menyapa pers yang menyertainya, tulis vaticannews.va.
Tujuan kunjungan Paus Fransiskus ini bisa diketahui lewat logo yang ditampilkan. Berikut makna logo dan moto kunjungan Paus Fransiskus.
Logo dan Motto kunjungan Paus Fransiskus
Indonesia: Paus, Garuda Emas dan Moto Iman: Persaudaraan – Kasih Sayang
Logo ini menampilkan Paus dengan tangan terangkat untuk memberkati, berdiri di depan “Garuda” emas, elang suci, yang digambarkan dengan cara yang mengingatkan pada kain “batik” tradisional Indonesia.
Peta Indonesia, negara kepulauan yang dicirikan oleh berbagai macam kelompok etnis dan sosial, bahasa, budaya, dan kepercayaan agama, terpampang di sana. Perjalanan Apostolik ini diberi motto: ‘Faith – Fraternity – Compassion’ [Iman – Persaudaraan – Kasih Sayang].
Papua Nugini: Salib dan Moto Berdoa
Papua Nugini: “Ajari kami berdoa” Selanjutnya, Paus akan melakukan perjalanan ke Papua Nugini, di mana ia akan tinggal hingga tanggal 9 September.
Inti dari logo untuk kunjungan ini adalah salib, yang digambarkan dengan warna-warna yang dimaksudkan untuk membangkitkan matahari terbit dan terbenam di Papua Nugini.
Di salib tersebut, terlihat Burung Cendrawasih, yang melambangkan Papua Nugini.
Moto untuk Perjalanan Apostolik ini adalah “Berdoa”, yang diilhami oleh permintaan para murid kepada Yesus: “Tuhan, ajarilah kami berdoa” (Luk 11:1).
Timor Leste dan nilai inkulturasi
Dari Papua Nugini, Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke Timor Leste, dan akan tinggal di sana hingga 11 September.
Di tengah logo perjalanan ini, kita melihat Paus Fransiskus mengangkat tangannya untuk memberkati. Di belakangnya terdapat bola dunia, yang memperlihatkan peta Timor Leste. Di atas, tertulis sebuah lengkungan, terdapat motto kunjungan kepausan, “Semoga imanmu menjadi budayamu”, sebuah dorongan kepada masyarakat Timor untuk menjalankan iman mereka sesuai dengan budaya dan tradisi mereka.
Singapura: “Persatuan—Harapan.”
Perhentian terakhir Paus adalah negara kepulauan Singapura, yang akan dikunjunginya pada 11-13 September.
Logo untuk Perjalanan Apostolik ini menggambarkan salib bergaya, yang terinspirasi oleh bintang yang menuntun orang Majus, Ekaristi, dan lima bintang pada bendera Singapura.
Di kedua sisi Salib terdapat motto Perjalanan Apostolik: “Persatuan—Harapan.” “Persatuan” mengungkapkan persekutuan dan keharmonisan di antara umat beriman, baik di dalam Gereja maupun dalam konteks masyarakat dan hubungan keluarga.
Sementara itu, “Harapan” menunjukkan bahwa Perjalanan Apostolik akan menjadi mercusuar harapan bagi umat Kristen di wilayah tersebut, terutama bagi mereka yang mengalami diskriminasi dan penganiayaan.