Nang pe tabo bakmi ni cina i
Alai uttabo do anggo mie gomak i
Alani tabo ni mie gomak i
Holan tusi ma lao pikkiranki
TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Kalimat di atas hanya sepenggal dari lima bait lagu ‘Mie Gomak’ yang dinyanyikan oleh Labas Grup. Lagu itu hendak menggambarkan rasa mi gomak, yang kerap dijuluki Spaghetti dari Tanah Batak.
[Walaupun enak mi china…Lebih enak mi gomak…Karena enaknya mi gomak…Selalu ke situ pikiranku…]
Mi Gomak, orang banyak menyebutnya Spaghetti ala Batak, terasa indah dan mengundang selera. Pagi-pagi, saat matahari belum terlalu tinggi, mi itu tersaji di meja makan. “Wow…” Aku menatap mi itu.
Sudah lama tak menyikat mi ini. Ada rasa kangen. Rindu pada rasa pedasnya. Rasa lembutnya. Mi ini, yang memiliki ‘postur’ yang lebih besari dari mi umumnya, memberi suka cita.
- Baca Juga: Serial Kuliner (1): Tak Ada Seorang yang Sempurna, Kecuali Pizza
- Baca Juga: Serial Kuliner (2): Nasi Timbel Tak Pernah Bohongi Lidah
Mi ini sekilas nyaris sama dengan mi Aceh. Perbedaan utama terletak pada penggunaan bumbu rempah khas Batak, andaliman yang disebut juga merica Batak. Selain itu, tekstur mi juga berbeda. Mi aceh memakai mi kuning atau mi telur, sedangkan mi gomak memakai mi lidi berukuran besar dan padat sehingga teksturnya kenyal, padat, dan tidak mudah putus saat dimasak.
Sekilas Mi Gomak juga sangat mirip dengan Spaghetti dari Italia, tetapi terdapat perbedaan yaitu dari segi warna dan ukuran. Itu kenapa beberapa masyarakat di Sumatera Utara menyebut Mi Gomak sebagai Spaghetti Batak.
Ya. Mi gomak adalah masakan khas Batak Toba dan Batak Mandailing yang berasal dari wilayah Sumatera Utara. Masakan ini adalah hidangan khas daerah sekitar Danau Toba, mulai dari Porsea, Balige, Laguboti, Tarutung, hingga Tapanuli Selatan. Mi gomak juga dapat ditemukan di berbagai daerah di Sumatera Utara, mulai dari Medan, Siantar, Parapat, Labuhan Batu, Sibolga, hingga Deli Serdang. Namun, mi gomak, sudah terkenal di berbagai provinsi dan juga beberapa masyarakat Indonesia yang berbeda provinsi menyukai hidangan khas Batak (Toba dan Mandailing) ini.
Mi Gomak lahir dari masyarakat kelas bawah. Kebanyakan dari Masyarakat Sumatera Utara, menurut elibrary.unikom.ac.id, memiliki mata pencaharian dengan cara berladang. Setiap panen berlangsung, masyarakat akan mengadakan pesta panen. Namun, terdapat salah satu, hasil panen yang berlebihan yaitu ubi. Masyarakat mulai bosan dengan hanya memakan ubi saja.
Terdapat salah satu penduduk Sumatera Utara yang mengelolah ubi menjadi bentuk mi. Lalu membuat bumbu yang pas untuk mi tersebut. Sebab, pada zaman dahulu, tidak terdapat sendok, maka masyarakat Sumatera Utara membagikan mi dengan cara digomak atau digenggam. Ternyata terkuak yang digenggam hanya bumbunya saja, tapi, dan saat itulah, disebut dengan Mi Gomak.
Proses pembuatan Mi Gomak pada jaman dahulu berbahan dasar dari ubi, lalu seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun pembuatan Mi Gomak berubah menggunakan bahan dasar tepung.
Seiring berjalannya waktu, terdapat beberapa variasi mie gomak, yakni mi kuah dan mi goreng. Meski begitu, resep yang digunakan tetaplah sama dengan bumbu yang paling khas yakni andaliman. Andaliman merupakan jenis rempah-rempah yang hanya bisa ditemukan di wilayah Sumatera Utara. Andaliman inilah yang menjadi penyedap masakan karena mempunyai rasa pedas yang sangat khas. Karena andaliman hanya ada di tanah Sumatera Utara, hal ini yang membuat mie gomak semakin khas dan spesial.