TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Rusia kian terjepit di Eropa. Majelis Parlementer Dewan Eropa (PACE) berencana untuk mengadili pemimpin Rusia [termasuk Vladimir Putin] dan memperkuat sanksi kepada Rusia.
Dalam keterangan resminya di website mereka, dikatakan: “PACE menetapkan rencana untuk mengadili para pemimpin Rusia, memperkuat sanksi dan menghentikan ‘penghapusan’ identitas Ukraina.”
Keputusan ini terkait agresi Rusia ke negara Ukraina sejak 22 Februari 2022. Rusia sendiri, dalam agresi itu, menghadapi kerugian militer tanpa henti di wilayah Ukraina. Sekitar 538.060 tentara tewas. Ada 14.444 air targets ditembak jatuh, ribuan tank, kendaraan lapis baja dan truk dihancurkan oleh pembela Ukraina.
Majelis Parlementer Dewan Eropa (PACE) adalah cabang parlementer dari Dewan Eropa. Organisasi internasional beranggotakan 46 negara yang didedikasikan untuk menegakkan hak asasi manusia, demokrasi, dan supremasi hukum.
Majelis ini terdiri dari 306 anggota yang diambil dari parlemen nasional negara-negara anggota Dewan Eropa, dan bertemu empat kali setahun untuk sidang pleno selama seminggu di Strasbourg.
- BACA JUGA: Rusia Gunakan Senjata Kimia Melawan Prajurit Ukraina
- BACA JUGA: Rusia Kerahkan Persenjataan Malva 2S43 Di Ukraina
Dalam tiga resolusi PACE yang diadopsi Rabu (26/6), setelah debat bersama di Strasbourg, PACE menetapkan rencana mengadili Vladimir Putin dan para jenderalnya atas agresi terhadap Ukraina. Kemudian memperkuat sanksi terhadap Rusia dan melawan upaya mereka untuk “menghapus” identitas budaya Ukraina.
PACE menyetujui resolusi dan rekomendasi berdasarkan laporan Davor Ivo Stier (Kroasia, EPP/CD). Majelis menyatakan pengadilan khusus, yang dibentuk berdasarkan kesepakatan antara Dewan Eropa dan Ukraina –didukung oleh kesepakatan parsial yang diperluas dan terbuka bagi non-anggota negara-negara dan organisasi internasional lainnya– kini merupakan “pilihan terbaik. Dalam hal dasar hukum dan legitimasi politik” untuk mengadili kepemimpinan politik dan militer Rusia atas kejahatan agresi.
“Tidak akan ada perdamaian tanpa akuntabilitas,” kata para anggota parlemen, sambil mengundang kelompok inti untuk “menjaga momentum” menuju pengadilan. Lalu berterima kasih kepada Belanda atas tawarannya untuk menjadi tuan rumah di Den Haag, dan mendesak negara-negara dan organisasi internasional lainnya untuk berpartisipasi.
Ini adalah “kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan”, kata anggota parlemen Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE). Keputusan mengadopsi resolusi pada hari Rabu, 26 Juni. Resolusi yang membahas “Aspek hukum dan hak asasi manusia dari agresi federasi Rusia terhadap Ukraina,” yang mencakup proposal untuk membentuk pengadilan khusus untuk Rusia, seperti dilansir layanan pers PACE.
Dalam tiga resolusi yang diadopsi setelah debat bersama di Strasbourg, PACE telah menetapkan rencana untuk mengadili Vladimir Putin dan para jenderalnya atas agresi terhadap Ukraina, memperkuat sanksi terhadap Rusia dan melawan upaya Rusia untuk “menghapus” identitas budaya Ukraina.