Jumat, 22 November 2024

Konflik Israel-Hamas Selasa (25/6) Renggut Nyawa Adik Ismail Haniyeh

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan timpalannya dari Israel, Yoav Gallant,  meningkatnya konflik antara Israel dan Hizbullah dapat memicu perang regional dan mendesak adanya solusi diplomatik.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Konflik di Gaza, Palestina akan kian rumit. Terlebih setelah rumah Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh,  di Al Shati, Gaza diserang Israel dan  menewaskan adik perempuan dan laki-lakinya.  Serangan IDF itu terjadi pada Selasa, kata Hamas pada Selasa (25/6) pagi.

“Adik perempuan pemimpin senior Hamas Ismail Haniyeh dilaporkan tewas dalam serangan IDF di kamp Al-Shati di Gaza pada hari Selasa, media Israel, mengutip sumber-sumber Palestina, melaporkan pada Selasa pagi.” Demikian isi pesan di twitter @IsraelWarRoom.

Serangan Israel menghantam “rumah keluarga Haniyeh di kamp pengungsi Al-Shati,” kata Hamas, “yang mengakibatkan kematian sepuluh warga sipil, termasuk saudara perempuan pemimpin gerakan Hamas, saudara laki-laki Ismail Haniyeh.”

Image
Saudari Bos Hamas, Ismail Haniyeh tewas, Selasa (25/6) dalam serangan pasukan IDF./@IsraelWarRoom

Haniyeh, menurut jpost.com, menanggapinya dengan mengatakan: “Darahnya yang bercampur dengan darah rakyat kami hanya akan membuat kami lebih kuat.”

Pejabat setempat dan anggota keluarga mengatakan serangan udara Israel pada Selasa di Gaza utara menewaskan 10 kerabat pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, yang berbasis di Qatar.

Serangan tersebut menghantam sebuah rumah di kamp pengungsi Shati di sebelah barat Kota Gaza.

Serangan Israel pada awal perang sudah menewaskan tiga putra Haniyeh.

Militer Israel mengatakan pasukannya melakukan serangan udara yang menargetkan bangunan di Shati dan daerah lain di Gaza utara yang dikatakan digunakan oleh militan Hamas yang terlibat dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel.

Pertempuran terbaru terjadi ketika Mahkamah Agung Israel memutuskan  militer harus merekrut siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks. Keputusan bulat pada hari Selasa ini dapat memberikan tekanan tambahan pada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang bergantung pada dua partai ultra-Ortodoks dalam koalisinya.

BACA DEH  Pneumonia Ancaman Serius bagi Anak-Anak, Kematian Terjadi Setiap 43 Detik

Di Washington, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan timpalannya dari Israel, Yoav Gallant,  meningkatnya konflik antara Israel dan Hizbullah dapat memicu perang regional dan mendesak adanya solusi diplomatik.

Bahkan ketika konflik Israel-Hamas  memasuki bulan kesembilan, pasukan Israel hampir setiap hari saling baku tembak dengan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran. “Perang lain antara Israel dan Hizbullah bisa dengan mudah menjadi perang regional, dengan konsekuensi buruk bagi Timur Tengah,” kata Austin, tulis voice of america.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...