TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Info DBD, sampai saat ini, belum ada satu pun bahan alam, baik makanan, minuman, maupun obat-obatan, yang bisa menahan penurunan jumlah trombosit pada penderita demam berdarah dengue (DBD) pada tujuh hari fase kritis .
Hal itu dikatakan oleh dr. Ifael Yerosias Mauleti, Sp. P. D., (K.), FINASIM, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan penyakit tropik dan infeksi di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, yang dikutip dari Kemkes.go.id, Kamis (20/6).
“Pada hari pertama sampai ketujuh, mau mengonsumsi apa pun, trombosit pasien DBD akan tetap turun. Tapi, setelah melewati fase itu, khasiatnya baru bisa terlihat, yakni bisa meningkatkan daya tahan tubuh di masa pemulihan dan mungkin juga menambah jumlah trombosit,” kata dia.
- BACA JUGA: INFO DBD: Waspada, Ini Jumlah Pasien Meninggal Hingga Senin (17/6)
- BACA JUGA: Nyamuk Dengue 5 Kali Lebih Ganas Saat Musim Panas, Begini Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
Ifael menambahkan, tidak ada satu pun makanan atau minuman yang bisa secara langsung memperburuk penyakit DBD, sehingga sebenarnya tidak ada pantangan makan/minum bagi pasien DBD yang tidak memiliki penyakit penyerta lain.
“Sebenarnya tidak harus herbal atau bahan alam. Saya sering katakan kepada pasien saya agar makan makanan yang bergizi dan yang paling penting di tujuh hari pertama DBD adalah cukupi kebutuhan cairan. Jadi, tidak perlu sulit-sulit mencari buah jambu, angkak, sari kurma, atau yang lain. Makan dan minumlah apa pun yang bergizi. Itu bisa berguna di fase pemulihan,” ujarnya.
Dari sisi medis, Ifael menilai, pemberian herbal atau bahan alam pada pasien DBD ini sebenarnya tidak jadi masalah jika bahan yang dikonsumsi benar-benar bahan alam yang diproses masih secara alami, seperti rebusan, jus, atau larutan.
Namun, masyarakat perlu berhati-hati dan menginformasikan kepada tenaga kesehatan. Terutama apabila pasien sedang dalam perawatan mengonsumsi produk herbal yang sudah dalam bentuk olahan, apalagi pabrikan.
“Bila sudah dalam bentuk pil, kapsul, atau jamu pabrikan, sebaiknya memberitahu tenaga kesehatan yang merawat agar kami bisa tahu isi kandungannya,” kata Ifael.