TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Waspada. Daerah Jawa bagian barat memiliki potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode 3 – 9 Juni 2024.
Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengatakan situasi itu dapat terjadi di sebagian Sumatra, sebagian Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Papua.
“Masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi, agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem,” katanya dalam keterangan resmi di website BMKG.go.id, di Jakarta, Selasa (4/6).
Meskipun, katanya, sebagain besar wilayah di Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau. Dampak yang ditimbulkan dari cuaca ekstrem meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang. “Dan berkurangnya jarak pandang,” Andri.
BACA JUGA
Potensi Kekeringan
BMKG telah menyampaikan sebagian wilayah di Indonesia memasuki musim kemarau, serta potensi kekeringan yang dapat terjadi khususnya di wilayah Indonesia sebelah selatan Khatulistiwa paling tidak hingga akhir bulan September.
Meskipun demikian, dalam 24 jam terakhir, tercatat adanya intensitas hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah di Indonesia, yakni di wilayah Semarang (104.4 mm), Sambas (103.0 mm), Sarmi (94.0 mm), Ambon (69.9 mm), Toli-Toli (61.1 mm), Silangit (57.3 mm), dan Tanjung Pinang (50.8 mm).
Adanya potensi hujan sedang yang disertai kilat/petir di wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak beberapa hari lalu telah diinformasikan kepada pihak terkait dan masyarakat melalui platform diseminasi BMKG.
Kondisi ini terjadi akibat beberapa faktor dinamika atmosfer
- Aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di Jawa bagian barat yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan. Terutama di Jawa bagian barat dan termasuk Jabodetabek,
- Teramatinya pola pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi), suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa,
- Labilitas atmosfer yang tinggi
- Adanya indikasi adveksi dingin dari selatan Jawa sehingga menyebabkan kelembapan yang tinggi di wilayah pulau Jawa.
Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto di Jakarta, Senin (3/6 menyatakan sebagian wilayah Indonesia telah memasuki awal musim kemarau. Namun, sebagian wilayah lainnya, berada di masa peralihan musim. Di mana kandungan uap air dan labilitas atmosfer masih tinggi, yang memicu pertumbuhan awan-awan hujan yang signifikan.
BACA JUGA
- BMKG Prediksi Musim Kemarau 2024 Mundur
- Kekeringan Masih Melanda Kawasan Bekasi, Pemkab Perpanjang Status Masa Tanggap Darurat Bencana
Dia menambahkan terdapat potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan secara signifikan. Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut a.l.:
- Aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO)
- Gelombang ekuatorial Rossby dan juga Kelvin
- Adanya pola sirkulasi siklonik
- Potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin
“Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 9 Juni 2024”, imbuhnya.