Kamis, 4 Juli 2024

Waspadai Kemarau, Sejumlah Wilayah Berpotensi Alami Kekeringan

Dari hasil monitoring  dengan satelit menunjukkan  munculnya beberapa hotspot awal pada daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA –  BMKG mengingatkan waspadai kemarau. Sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada musim kemarau.

Kekeringan meteorologis adalah kekeringan yang disebabkan  tingkat curah hujan suatu daerah di bawah normal.

Prediksi Musim Kemarau Tahun 2024 di Indonesia

“Kondisi iklim dan kesiap-siagaan kekeringan 2024 sudah kami sampaikan kepada Presiden. Ini agar mendapat atensi khusus sehingga risiko dan dampak yang ditimbulkan  diantisipasi dan diminimalisir,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, dalam siaran persnya, Selasa (28/5).

Dwikorita menyampaikan  mayoritas wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang.

BACA JUGA

Selain itu, berdasarkan analisis curah hujan dan sifat hujan yang dilakukan BMKG, menunjukkan kondisi kering mulai memasuki wilayah Indonesia, khususnya di bagian Selatan Khatulistiwa.

Sebagian wilayah Indonesia (19%) dari Zona Musim sudah  memasuki musim kemarau. Diprediksi, sebagian besar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara  menyusul memasuki musim kemarau dalam tiga dasarian (30 hari) ke depan. “Musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September,” paparnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengungkapkan  sebagian wilayah Indonesia masih mengalami hujan yang berdampak pada bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar dan longsor. Sehingga, kesiapsiagaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mendesak perlu terus dilakukan.

Untuk itu, lanjut Dwikorita,  daerah dengan potensi curah hujan bulanan sangat rendah dengan kategori kurang dari 50mm per bulan perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mitigasi dan antisipasi dampak kekeringan.

BACA DEH  Perang Rusia-Ukraina: Pertemuran Sengit di Siverskyi Donets-Donbas

Adapun daerah tersebut: Sebagian besar Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Pulau Sulawesi, dan sebagian Maluku dan Papua.

BACA JUGA

Sementara itu,  dari hasil monitoring  dengan satelit menunjukkan  munculnya beberapa hotspot awal pada daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). “Perlu perhatian khusus guna  mengantisipasi terjadinya kebakaran di sepanjang musim kemarau.”

“Memperhatikan dinamika atmosfer jangka pendek terkini,  terdapat jendela waktu yang sangat singkat. Ini bisa dimanfaatkan secara optimal, sebelum memasuki periode pertengahan musim kemarau,” ujarnya.

 

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Kerugian Perang Rusia di Ukraina Rp2.489 Triliun

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - 'Operasi militer khusus' Rusia menyebabkan kerugian langsung  152 miliar dolar AS atau sekitar Rp2.489 triliun di...