Kamis, 4 Juli 2024

COVID-19 Kembali? Hati-Hati Varian Ini, Minggu Ke-19 Naik 11,76%

Mengenai situasi COVID-19 di Indonesia hingga Mei 2024, kasus konfirmasi mengalami peningkatan pada minggu ke-18 tahun 2024 sebesar 11,76% dibanding minggu sebelumnya. Merujuk data GISAID Indonesia 2024, saat ini sebagian besar kasus masih didominasi varian JN.1.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – COVID-19 kembali lagi? Pemerintah Indonesia kini mewaspadai penyebaran COVID-19 varian KP.1 dan KP.2 yang sedang bersirkulasi di Singapura.

Merujuk referensi yang dipublikasikan secara resmi oleh Kementerian Kesehatan Singapura, ada peningkatan kasus COVID-19 dari 13.700 kasus selama periode 28 April sampai 4 Mei menjadi 25.900 kasus pada periode 5-11 Mei 2024.

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), dalam pesannya di moh.gov.sg, sedang memantau dengan cermat peningkatan infeksi COVID-19 baru-baru ini di Singapura. Meskipun tidak ada indikasi  varian yang beredar lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian sebelumnya, kekebalan masyarakat kemungkinan besar telah berkurang seiring berjalannya waktu.

“Kami menghimbau masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi COVID-19 untuk melindungi diri mereka dari jenis virus yang ada saat ini dan yang sedang berkembang, serta melaksanakan tanggung jawab pribadi dan sosial untuk meminimalkan penularan,” tulis keterangan itu.

BACA JUGA

Keterangan dari Kementerian Kesehatan Indonesia di akun twitter mereka [x.com/KemenkesRI], menginformasikan  rata-rata kasus yang masuk rumah sakit di Singapura mengalami kenaikan dari 181 kasus (minggu ke-18) menjadi 250 kasus (minggu ke-19). Namun, rerata kasus yang masuk Unit Perawatan Intensif (ICU) harian, tetap rendah, yaitu tiga kasus (minggu ke-19) dan dua kasus (minggu ke-18).

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan, COVID-19 varian KP.1 dan KP.2, seperti yang menyebar di Singapura, merupakan subvarian turunan dari Omicron JN.1.

Secara global, subvarian JN.1  mendominasi di sebagian besar negara (54,3%). Secara lokal, proporsi gabungan KP.1 dan KP.2 saat ini mencapai lebih dari 2/3 kasus COVID-19 di Singapura.

BACA DEH  Jadwal Perempat Final Euro 2024 dan Laga Hari Ini (2/7) - LIVE

Hingga 3 Mei 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan KP.2 sebagai Variant Under Monitoring (VUM). Kendati demikian, tidak ada indikasi  varian KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan varian COVID-19 lain.

“Pemerintah Singapura melaporkan proporsi sublineage didominasi oleh sublinegae KP.1 dan KP.2. Belum ada indikasi, baik di global ataupun di lokal Singapura, bahwa dua subvarian ini menjadi lebih menular ataupun menjadi lebih dapat menyebabkan sakit berat, dibandingkan dengan varian yang lainnya,” kata Syahril di Jakarta, Rabu (22/5).

Data GISAID

Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dihimpun ASEAN BioDiaspora Virtual Center per 19 Mei 2024, varian COVID-19 yang bersirkulasi di kawasan negara-negara ASEAN pada 2023-2024 didominasi oleh JN.1.

Sementara itu, varian KP yang terdeteksi di ASEAN tidak hanya bersirkulasi di Singapura, melainkan ada juga di Malaysia, Thailand dan Kamboja. Di Indonesia, varian KP belum ditemukan.

“Sampai Mei 2024, kasus COVID-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Kalau subvarian KP, belum ditemukan,” lanjut Syahril.

BACA JUGA

Situasi COVID-19 di Indonesia

Mengenai situasi COVID-19 di Indonesia hingga Mei 2024, kasus konfirmasi mengalami peningkatan pada minggu ke-18 tahun 2024 sebesar 11,76% dibanding minggu sebelumnya. Merujuk data GISAID Indonesia 2024, saat ini sebagian besar kasus masih didominasi varian JN.1.

Meski terjadi peningkatan kasus COVID, Syahril menekankan, hal itu tidak diikuti dengan peningkatan angka rawat inap (hospitalisasi) dan kematian.

Data Laporan Mingguan Nasional COVID-19 Kemenkes RI periode 12-18 Mei 2024 mencatat, terdapat 19 kasus konfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi. Tren positivity rate mingguan di angka 0,65% dan nol kematian. Tren orang yang dites per minggu mencapai 2.474 orang.

BACA DEH  Kerugian Perang Rusia di Ukraina Rp2.489 Triliun

 

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Kerugian Perang Rusia di Ukraina Rp2.489 Triliun

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - 'Operasi militer khusus' Rusia menyebabkan kerugian langsung  152 miliar dolar AS atau sekitar Rp2.489 triliun di...