TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat untuk tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi Gunung Merapi Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bagi masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan.
Sebagian daerah Kabupaten Magelang terjadi hujan abu setelah terjadi guguran awan panas di Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
- Baca Juga: Gunung Berapi: Merapi dan Semeru Kembali Erupsi Jumat (9/2)
- Baca Juga: Kapolri Kerahkan Tim Bantu Evakuasi Erupsi Gunung Marapi
Petugas Pemantau Gunung Merapi di Pos Babadan, Yulianto, di Magelang, Rabu (3/4), menyampaikan pada pukul 06.26 WIB terjadi awan panas guguran Gunung Merapi dengan amplitudo max 48 mm dan durasi 171.32 detik, serta estimasi jarak luncur maksimal 1.700 meter ke barat daya.
Menurut catatan geologi.esdm.go.id Pada 27-28 Maret 2024 sebagai berikut:
- a) Pada tanggal 27 Maret 2024 terjadi lima kali letusan eksplosif. Salah satu letusan pukul 00:13 WIB memiliki energi cukup besar dengan tinggi kolom abu 1500 meter di atas puncak. Letusan ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38.7 mm dan durasi sekitar 1 menit 45 detik. Lontaran batu pijar teramati melalui kamera CCTV dominan masih jatuh di area puncak G. Marapi. Suara dentuman dari letusan dapat terdengar cukup jauh dengan intensitas yang cukup kuat.
- b) Kegempaan tanggal 27 Maret 2024 terekam 5 kali gempa Letusan, 13 kali gempa Hembusan, 11 kali gempa Low Frequency, 42 kali gempa Vulkanik Dangkal, 1 kali gempa Vulkanik Dalam, 2 kali gempa Tektonik Lokal, 2 kali gempa Tektonik Jauh, dan Tremor Menerus dengan amplitudo maksimum 1-11 mm (dominan 1 mm).