TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Puluhan ribu orang mengambil bagian dalam protes anti-pemerintah di Israel saat Perdana Menteri Benjamin Nethanyahu menjalani operasi hernia yang “sukses”.
Para pengunjuk rasa di Yerusalem mendesak pemerintah untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata guna membebaskan puluhan sandera yang ditahan di Gaza oleh Hamas, tulis yahoo.com.
Mereka juga meminta pemerintah untuk mengadakan pemilu dini, yang baru akan dilaksanakan pada musim semi tahun 2026.
- Baca Juga: Israel Makin Menggila di Jalur Gaza, 77 Orang Tewas Akibat Serangan Selama 24 Jam
- Baca Juga: Kejamnya Israel, Tembaki Warga Gaza saat Tunggu Bantuan, 104 Orang Tewas
Sementara itu, mengutip laporan unrwa.org, Pasukan Keamanan Israel (ISF) melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza, yang mengakibatkan lebih banyak korban sipil, pengungsian dan penghancuran rumah dan infrastruktur sipil lainnya.
Serangan udara dan pemboman berlanjut di Gaza utara, Khan Younis dan Rafah di mana UNRWA memperkirakan total 1,2 juta orang kini tinggal, sebagian besar berada di tempat penampungan formal dan informal.
Hambatan akses terus melemahkan kemampuan aktor kemanusiaan untuk menjangkau masyarakat di Jalur Gaza. Menurut OCHA, sejak 1 Maret, 30 persen misi bantuan kemanusiaan ke Gaza utara ditolak oleh otoritas Israel. UNRWA terkena dampak yang sangat besar, di mana pemerintah Israel terus menolak akses UNRWA ke Gaza utara untuk memberikan bantuan pangan darurat. Tidak ada perubahan signifikan dalam jumlah pasokan kemanusiaan yang masuk ke Gaza atau peningkatan akses ke wilayah utara.
Dari tanggal 1 – 30 Maret, rata-rata harian 159 truk bantuan telah menyeberang ke Gaza setiap hari. Jumlah tertinggi pada bulan ini terjadi pada 28 Maret, ketika 264 truk memasuki Gaza melalui penyeberangan darat Karem Abu Salem (Kerem Shalom) dan Rafah. Jumlah ini masih jauh di bawah kapasitas operasional penyeberangan perbatasan dan target 500 truk per hari. UNRWA adalah organisasi kemanusiaan terbesar di Gaza.
- Baca Juga: Gaza: Rafah Tempat Pengungsi Palestina Diserang Israel
- Baca Juga: Benjamin Netanyahu: Israel Tolak Pembentukan Negara Palestina
Sejak 7 Oktober, lebih dari 1,8 juta orang, atau 85 persen populasi, telah menerima bantuan tepung. Selain itu, hampir 600.000 orang telah menerima paket makanan darurat dan hampir 3,6 juta konsultasi pasien telah diberikan di pusat dan titik kesehatan.