TENTANGKITA, JAKARTA – Keresahan warga terhadap aksi klitih di Yogyakarta makin membesar.
Seharian klitih dan tanda pagar #YogyaTidakAman #SriSultanYogyaDaruratKlitih menjadi trending di platform media sosial Twiiter.
Para netizen mendukung agar penguasa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengambil langkah-langkah tegas untuk menghentikan aksi klitih yang makin membuat mereka merasa tidak aman.
Netizen juga saling berbagi cerita tentang klitih, ada yang menjadi korban, menyaksikan klitih menghancurkan sebuah keluarga, hingga kehidupannya yang menjadi tidak aman gara-gara klitih.
GKR Hemas: Atasi Klitih Tidak Bisa Hanya dari Sisi Hukum tapi Perlu Pendampingan
Akun twitter penulis @puthutea mengkampanyekan tanda pagar tersebut.
Naikkan tagar #SriSultanYogyaDaruratKlithih, Biar gubernur Yogya turun tangan. Berpuluh tahun masalah yg meresahkan masyarakat terjadi, byk korban jiwa, tp pemda tak melakukan tindakan yg jelas,“ cuit dia.
Penulis Kalis Mardiasih juga mencuit,
“Isu klithih ini isu kelas. Lha yang kena wong2 cilik yg pada motoran: buruh pulang kerja shift malam, driver ojol yg dines malem, bahkan ibu2 tukang pijet langgananku ga berani datang malem mergo klithih. #SriSultanYogyaDaruratKlithih #YogyaTidakAman”
Akun lain @berieroots menceritakan
aku langsung markirin motorku di wamindo dan langsung masuk ke warmindo. belum sampai semenit dari aku parkir, ternyata benar klithih nya emang ngejar aku. mereka berdua lewat di depan warmindo dan teriak “BAJ******** sambil megacungkan cluritnya. #SriSultanYogyaDaruratKlithih
Akun @drsukma menulis :
Klitih ini masalah dari dulu dan gak pernah selesai karena gak ditindak sampai ke akarnya. Tiap ada korban, heboh, ditangkap 1-2 orang, pelaku lain tiarap, lalu sudah. Besok terulang lagi.. 2018, mahasiswa UGM bagi2 sahur, diklitih, dibacok sampai mati.
Hingga Desember 2021 ini tercatat sebanyak 17 kasus kejahatan jalanan, empat di antaranya masih belum terungkap, menurut data polisi.
Warga Yogyakarta Makin Resah Klitih, Ini Respons Sultan dan GKR Hemas
Dari 17 kasus itu, rinciannya tempat kejadian perkara tersebar di sejumlah kemantren, Mantrijeron dan Umbulharjo masing-masing tiga kasus, Wirobrajan dua kasus, serta Tegalrejo, Umbulharjo, Gondokusuman, Mergangsan dan Jetis masing-masing satu kasus. Dari 17 kasus ini pula, empat kasus belum terpecahkan.
Sementara di Kabupaten Bantul, dalam sepekan pada November 2021, sebanyak 23 pelaku klitih berhasil ditangkap.
Mereka beraksi di enam lokasi yang berbeda seperti di di Kapanewon Sewon dua kasus, dan lainnya satu kasus masing-masing di Bambanglipuro, Bantul, Banguntapan serta Wirobrajan (Kota Yogyakarta).
Dari 23 pelaku itu, 20 di antara berstatus pelajar.
Dari jumlah itu pula, tujuh di antaranya ditetapkan sebagai tersangka. Sisanya masih dalam proses penyelidikan.
Klitih di Yogyakarta Belum Juga Berakhir, Sultan Didesak Turun Tangan