TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Pada kelompok warga yang mengaku diberi/dijanjikan akan diberi imbalan jika memilih calon/partai [pada Pemilu 2024] yang tertentu, dukungan terhadap Anies – Muhaimin dan Ganjar – Mahfud lebih besar. Ini kemungkinan besar karena tawaran tersebut lebih banyak berasal dari PKB dan PDIP.
Data diperoleh dari Rilis Temuan Survei Nasional: Evaluasi Publik atas Pelaksanaan Pemilu 2024 dan Isu-Isu Malpraktek Elektoral dari Indikator pada Rabu (28/2). Survei dilakukan 18-21 Februari 2024 dan diumumkan Rabu (28/2).
- Sampel dipilih melalui metode Random Digit Dialing (RDD) sebanyak 1227 responden.
- RDD adalah proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
- Margin of error survei diperkirakan ± 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
- Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang
dilatih.
BACA JUGA
- Pemilu 2024: Hitung Riil Sementar KPU 77,11 Persen, Prabowo-Gibran Sulit Dikejar
- Real Count Pileg 2024 KPU, Puan Maharani Seng Ada Lawan
BANSOS DAN SERANGAN FAJAR
- Sekitar 22,5% warga menerima bansos dari pemerintah dalam beberapa bulan terakhir
jelang pemilu 2024. - Efek bansos terhadap pilihan capres-cawapres tidak besar, juga tampak tidak secara
langsung. Kelompok yang menerima bansos cenderung lebih tinggi tingkat kepuasannya
terhadap kinerja Presiden, dan kelompok yang semakin puas dengan kinerja Presiden dalam
banyak temuan survei cenderung memilih Prabowo – Gibran. - Sekitar 18,4% warga mengaku diberi/dijanjikan diberi imbalan untuk memilih salah satu calon atau partai menjelang pemungutan suara 14 Februari lalu, mayoritas tidak ada yang
memberi atau menjanjikan imbalan. - Pada kelompok warga yang mengaku diberi/dijanjikan akan diberi imbalan jika memilih
calon/partai yang tertentu, dukungan terhadap Anies – Muhaimin dan Ganjar – Mahfud
lebih besar. Ini kemungkinan besar karena tawaran tersebut lebih banyak berasal dari PKB
dan PDIP.
BACA JUGA
- Real Count KPU Pilpres (12.00): Persaingan Suara Anies vs Prabowo di Sini Masih Ketat
- Survei Membuktikan, Mayoritas Publik Puas Terhadap Pemilu 2024 dan Akui Jurdil
Kesimpulan survei itu merujuk pada pertanyaan:
– Menjelang pemungutan suara 14 Februari lalu, apakah ada orang yang memberi atau menjanjikan memberi imbalan (uang, barang, dll.) untuk memilih salah satu calon presiden/wakil presiden atau partai? 18,4 persen mengatakan ya, 80,3 mengatakan tidak ada dan 1,4 persen tidak tahu/tidak menjawab.
Mereka yang menjawab ya 18,1 persen, 80,5 persen tidak, 1,3 tidak tahu/tidak jawab. Dari 18,1 persen, 29,2 persen dari Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, 48,1 persen Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, 22,7 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
– Calon/Partai pemberi serangan fajar (base menerima imbalan), jika ada dari Capres/Cawapres mana:
- Ganjar-Mahfud : 21.1 persen
- Prabowo-Gibran: 20,1 persen
- Anies-Muhaimin: 16,9 persen
- Tidak tahu/tidak jawab: 41,2 persen
Lalu, jika ada, dari partai/calon partai mana?
- PKB: 13,9 persen
- PDI-P: 12,6 persen
- Golkar: 7,6 persen
- Gelora: 7,4 persen
- Gerindra: 6,8 persen
- Nasdem: 5,3 persen
- Hanura: 4,4 persen
- Demokrat: 3,6 persen
- PKS: 2,7 persen
- PAN: 1 persen
- PPP: 0,4 persen
- Perindo: 0,2 persen
- PSI: 0,2 persen
- Ummat: 0,1 persen
- PBB: 0,0 persen
- Buruh: 0,0 persen
- PKN: 0,0 persen
- Garuda: 0,0 persen
- Tidak Tahu/Tidak Jawab: 0,0 persen