TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Di antara negara-negara dengan jumlah perokok terbanyak, ada sepuluh negara yang menonjol karena tingkat dan peringkat merokoknya yang signifikan dan satu di antaranya Indonesia (di posisi kedelapan).
Sebaliknya, terdapat negara-negara yang berhasil mencapai tingkat merokok yang relatif rendah, yang menunjukkan keberhasilan upaya pengendalian tembakau. Misalnya, Ghana dan Nigeria melaporkan tingkat merokok masing-masing serendah 3,5% dan 3,7%.
10 Negara Teratas Dengan Persentase Perokok Tertinggi Di Dunia
1 | Nauru | 48,5% |
2 | Myanmar | 44,1% |
3 | Serbia | 39,8% |
4 | Papua Nugini | 39,3% |
5 | Timor Leste | 39,2% |
6 | Bulgaria | 39% |
7 | Lebanon | 38,2% |
8 | Indonesia | 37,6% |
9 | Latvia | 37% |
10 | Kroasia | 36,9% |
- BACA JUGA: Jakarta Akan Jadi Kota Tak Ramah Bagi Perokok
- BACA JUGA: Ini Sebab Kenapa Siswa Dicoret dari Daftar Penerima KJP Plus, Paling Banyak Karena Merokok dan Tawuran
Nauru menempati posisi tertinggi, dengan tingkat merokok 48,50%. Myanmar, menurut laporan wisevoter.com, berada di urutan dengan tingkat merokok sebesar 44,10%. Serbia menempati peringkat ketiga dengan tingkat merokok 39,80%, sedangkan Papua Nugini menempati peringkat keempat dengan tingkat merokok 39,30%.
Timor Timur menempati peringkat kelima dengan tingkat merokok 39,20%, disusul Bulgaria di peringkat keenam dengan tingkat merokok 39%. Lebanon menempati posisi ketujuh dengan tingkat merokok 38,20%.
Indonesia berada di peringkat kedelapan dengan tingkat merokok 37,60%, sedangkan Latvia berada di peringkat kesembilan dengan tingkat merokok 37%. Kroasia melengkapi sepuluh besar negara dengan perokok terbanyak, peringkat kesepuluh dengan tingkat merokok 36,90%.
- BACA JUGA: Awas Ya, Siswa Ketahuan Merokok Bisa Dicabut Sebagai Penerima KJP Plus Tahap 1 Tahun 2023
- BACA JUGA: Yang Masih Suka Ngebul Nih, Studi Terbaru: Vape Lebih Berbahaya dari Rokok
Kawasan Tanpa Rokok di DKI
Sekretariat DPRD Provinsi DKI Jakarta berkomitmen mendukung percepatan pembentukan Peraturan Daerah (Perda) tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Hal tersebut diungkap Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris DPRD DKI Jakarta Augustinus usai menerima audiensi dari tim advokasi peraturan daerah Kawasan Tanpa Rokok. Ia menyampaikan akan menindaklanjuti usulan Raperda kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi agar Raperda tersebut dapat didalami Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) pada tahun depan.
“Masukkan tadi sudah banyak dan kami akan tindaklanjuti. Nah jadi kami juga mohon waktu, ini akan kami sampaikan ke pimpinan,” ujarnya di gedung DPRD DKI Jakarta, belum lama ini.
Kementerian Kesehatan merilis hasil survei global penggunaan tembakau pada usia dewasa (Global Adult Tobacco Survey-GATS) yang dilaksanakan tahun 2011 dan diulang pada tahun 2021 dengan melibatkan sebanyak 9.156 responden.
Dari hasil survei tersebut, dalam kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan signifikan jumlah perokok dewasa aktif sebanyak 8,8 juta orang. Perlu diketahui, jumlah perokok aktif berdasarkan survei (Global Adult Tobacco Survey-GATS) tahun 2011, sebanyak 60,3 juta orang dan tahun 2021 menjadi 69,1 juta perokok.
Selain itu, hasil survei GATS menunjukkan adanya kenaikan prevalensi perokok elektronik hingga 10 kali lipat, dari 0.3% (2011) menjadi 3% (2021). Sementara itu, prevalensi perokok pasif juga tercatat naik menjadi 120 juta orang.