TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Hamas dan sekutu Jihad Islam telah menolak usulan Mesir agar mereka melepaskan kekuasaan di Jalur Gaza dengan imbalan gencatan senjata permanen, dua sumber keamanan Mesir mengatakan pada Senin (25 Desember).
Dua pejabat dari Hamas dan kelompok Jihad Islam kemudian secara terpisah membantah apa yang dikatakan sumber tersebut tentang perundingan tersebut, tulis asiaone.com.
Izzat al-Rishq, anggota biro politik Hamas, menambahkan: “Tidak akan ada negosiasi tanpa penghentian agresi sepenuhnya.”
BACA JUGA
- Militer Israel Gerebek Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza
- Konflik Israel-Hamas: DK PBB Belum Sepakati Gencatan Senjata
“Kepemimpinan Hamas berupaya sekuat tenaga untuk mengakhiri agresi dan pembantaian rakyat kami sepenuhnya, bukan hanya sementara,” katanya, mengacu pada lebih dari 20.000 warga Palestina yang tewas dalam perang 11 minggu dengan Israel.
Seperti pemberitaan sebelumnya, pada tanggal 7 Oktober 2023, kelompok Islam Sunni Palestina Hamas (sebuah kelompok yang ditunjuk oleh AS organisasi teroris asing, atau FTO) memimpin serangan mendadak terhadap Israel dari Gaza Jalur darat, laut, dan udara.
Serangan itu terjadi pada hari libur Yahudi, 50 tahun setelah peristiwa Serangan mendadak Mesir-Suriah yang memicu Perang Yom Kippur tahun 1973. Cakupan serangannya dan tindakan mematikan terhadap Israel belum pernah terjadi sebelumnya dalam 16 tahun kekuasaan Hamas Gaza, dan sifat kekerasan yang terjadi mengejutkan warga Israel.
BACA JUGA
- Sambil Marah-marah, Duta Besar Israel untuk Inggris Tzipi Hotovely Tolak Solusi Dua Negara
- Gencatan Senjata Israel – Hamas: 33 Bocah dan 6 Perempuan Palestina Dibebaskan dari Penjara Militer
PERAN IRAN
Crsreports.congress.gov dalam laporannya menulis kemungkinan peran Iran dalam serangan Hamas Kemungkinan peran Iran dalam perencanaan, dukungan, atau eksekusi serangan Hamas adalah sebuah pertanyaan yang menarik menarik perhatian banyak Anggota Kongres.
Nasional Penasihat Keamanan Jake Sullivan menggambarkan Iran sebagai “terlibat dalam serangan ini dalam arti luas,” mengingat tingkat dukungan yang telah diberikan kepada Hamas selama bertahun-tahun.
Namun, Presiden Joe Biden mengatakan pada tanggal 15 Oktober, “benarkah [Iran] memiliki pengetahuan sebelumnya; apakah mereka membantu merencanakan serangan itu …tidak ada bukti mengenai hal itu pada saat ini.”