TENTANGKITA.CO– Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) sudah menyiapkan nama-nama tim panelis dan moderator pada debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari menyampaikan, pihaknya memberikan kesempatan kepada masing-masing tim pasangan calon (paslon) capres-cawapres untuk mengusulkan nama-nama panelis dan moderator.
Harus disampaikan kepada KPU, dua hari lagi yaitu Hari Jumat tanggal 8 Desember 2023,” ujarnya Rabu 6 Desember 2023 kemarin. Ia menjelaskan bahwa moderator akan memimpin setiap debat Capres-Cawapres dari debat pertama hingga kelima. Setiap debat akan dipandu oleh dua moderator, seorang laki-laki dan seorang perempuan.
BACA JUGA:Seluruh Pendaki Gunung Marapi yang Masuk Data Sudah Ditemukan, Penyisiran Terus Dilakukan
Hasyim mengungkapkan bahwa masing-masing pasangan calon memiliki kesempatan untuk membawa tim pendukung sebanyak maksimal 50 orang.
Undangan akan disiapkan oleh KPU dan diberikan kepada masing-masing tim pasangan calon. Proses pemilihan tim yang akan diundang menjadi tanggung jawab dari masing-masing pasangan calon.
“Yang bisa masuk ke ruangan debat sebagaimana yang sudah-sudah pendaftaran capres-cawapres kan ada undangannya dan kemudian ada mekanisme untuk mengontrol dan memastikan siapa saja yang dapat masuk dengan membawa undangan tersebut,”
imbuhnya
“Untuk debat pertama tanggal 12 Desember 2023 akan dilaksanakan di Kantor KPU. Tentang siapa saja komposisi tim media televisi yang akan menyiarkan, nanti akan kami komunikasikan lebih lanjut, karena masih pembahasan antara Tim KPU dengan Tim Media Televisi,” ujarnya.
Penting untuk dicatat bahwa setiap pasangan calon, baik capres maupun cawapres, akan memiliki waktu untuk berbicara dalam debat sesuai dengan pembagian porsi yang telah ditentukan. Dalam konteks ini, capres akan berbicara pada debat pertama, ketiga, dan kelima. Sementara cawapres pada debat kedua dan keempat.
“Intinya hadir, pasangan calon hadir. Kemudian nanti soal tampilnya didampingi atau tidak nanti kita bicarakan bagaimana. Tetapi yang bicara sepenuhnya, kalau di capres ya capres, kalau cawapres ya sepenuhnya cawapres,” tegasnya.
Sementara itu Jurnalis Politik, Najwa Shihab mengungkapkan kritiknya terhadap format debat yang diselenggarakan oleh KPU.
Menurutnya debat yang dilaksanakan oleh KPU tidak menarik, sebab debatnya searah, terlalu kaku, pertanyaannya tidak menyentuh hal yang substansial, tidak ada follow up question, dan moderator hanya fungsinya sebagai time keeper.
Menurutnya, format debat yang searah dan kurang menyentuh isu-isu substansial, tidak memberikan kesempatan yang memadai bagi pemilih untuk membandingkan kandidat yang lebih baik. Ia menjelaskan perbedaan antara format debat di Indonesia dengan yang ada di Amerika.
Najwa menyebut bahwa di Amerika, Komisi Independen sangat serius dalam merancang berbagai format debat yang beragam, termasuk dengan panelis, moderator, atau format pertemuan.
BACA JUGA:4 Penyakit yang Muncul Saat Musim Hujan,Jangan Anggap Enteng
“Jadi ikut dalam rapat-rapat KPU dan Tim Sukses. Dalam berbagai rapat-rapat itu setidaknya ketika aku ikuti yah itu memang KPU nya tersandera oleh kepentingan timses. Timsesnya itu over protektif terhadap kandidatnya. Nah, mau ada debat langsung kah, mau ada follow up question, satu-satunya mau interaksi itu saling tanya,” jelasnya dilansir dari portal resmi Nahdlatul Ulama.
Menurutnya, KPU harus bisa independen dan memikirkan pemilih bukannya memikirkan peserta pemilu. Jika debat hanya memikirkan peserta pemilu, maka tidak akan banyak memberikan kontribusi kepada pemahaman pemilih.