TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Sebuah “lonjakan tragis… yang sama sekali tidak terhindarkan” dalam kematian anak-anak, bakal terjadi di Gaza.
“Sekitar 160 anak terbunuh setiap hari,” demikian peringatan dari badan-badan kemanusiaan PBB pada hari Selasa, tulis newsun.org.
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PBB, Christian Lindmeier, menggemakan keprihatinan dari Dana Anak-Anak PBB tentang ancaman tambahan yang serius dari wabah penyakit massal di daerah kantong tersebut.
Peringatan itu setelah enam minggu pengeboman dari udara oleh pasukan Israel sebagai tanggapan atas serangan teror Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu di Israel bagian selatan yang merenggut 1.200 nyawa dan sekitar 240 orang sandera.
Baca Juga
- Israel dan Hamas Setuju Gencatan Senjata 4 Hari, Saling Bebaskan Sandera
- Israel dan Hamas Sepakati Pembebasan Sandera
"Everyone must do their part to facilitate ongoing discussions to stabilize the situation on the ground and avoid another devastating escalation in #Gaza," said Special Coordinator @TWennesland today at the #UN Security Council.
His full briefing 👇https://t.co/x7NZmqRWTD— UNSCO (@UNSCO_MEPP) June 24, 2021
“Israel dan Hamas mencapai kesepakatan untuk membebaskan 50 sandera – warga Israel atau mereka yang berkewarganegaraan ganda – di tangan para milisi di Gaza dengan imbalan jeda pertempuran selama empat hari, yang pertama sejak eskalasi militer setelah serangan pada tanggal 7 Oktober.”
“PBB bekerja sama dengan semua pihak dan mitra terkait… untuk memantapkan gencatan senjata, memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan yang mendesak dan menstabilkan situasi di Gaza,” ujar Koordinator Khusus Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, merujuk kepada konflik yang terjadi antara Israel dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina di daerah pendudukkan tersebut.
“Pembebasan kepada perempuan dan anak-anak.” Untuk setiap pembebasan tambahan 10 sandera, tulis asianews.it, Israel berniat menambah satu hari gencatan senjata. Sebagai gantinya, negara Yahudi itu akan membebaskan 150 wanita dananak-anak Palestina dari penjara.
Baca Juga
- PBB: 1,7 Juta Warga Palestina Mengungsi Sejak Perang 7 Oktober 2023
- Resolusi PBB: Hamas Diminta Bebaskan Semua Sandera
Qatar dan Amerika Serikat menengahi perjanjian tersebut, dan mengatur masuknya truk-truk bantuan, bahan bakar dan pasokan medis ke Jalur Gaza.
Dalam sebuah posting media sosial Presiden Palestina Mahmoud Abbas, tulis aawsat.com, menyambut baik kesepakatan kemanusiaan antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza melalui perantara pihak asing, dan menyerukan solusi yang lebih luas untuk konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama.
Pemerintahan Abbas, yang berbasis di daerah pendudukkan Tepi Barat, “menghargai upaya (mediasi) Qatar-Mesir”, menginginkan gencatan senjata dengan Israel dan “implementasi solusi politik berdasarkan legitimasi internasional,” tulis pembantu senior Palestina Hussein Al-Sheikh di media sosial.