TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Gaza semakin memprihatinkan. Kekurangan bahan bakar membahayakan “seluruh arsitektur respon kemanusiaan” di Gaza, di mana limbah mentah sekarang mengalir di jalan-jalan, kepala badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan pada hari Kamis (16/11) atau Jumat (17/11) WIB.
From our📍#Gaza team @TomWhite:
There will NOT be a cross-border aid operation at the Rafah Crossing tomorrow.
The communications network in #Gaza is down because there is NO fuel.
This makes it impossible to manage or coordinate humanitarian aid convoys. pic.twitter.com/Kaj8z0lE9f
— UNRWA (@UNRWA) November 16, 2023
Dalam sebuah pengarahan yang luas kepada para jurnalis di Jenewa, Komisaris Jenderal The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengulangi seruan gencatan senjata dan membahas informasi keliru yang menargetkan badan tersebut, termasuk klaim bantuan diselewengkan.
Baca Juga
- Resolusi PBB: Hamas Diminta Bebaskan Semua Sandera
- Netanyahu Tolak Gencatan Senjata, Abaikan Resolusi Majelis Umum PBB
Dia mengatakan ia juga telah menerima laporan mengenai sekolah-sekolah PBB yang digunakan “untuk tujuan militer”.
Dalam pengarahan tersebut, mengutip laporan news.un.org, Lazzarini mengatakan dia menerima laporan Gaza mengalami pemadaman komunikasi karena kurangnya bahan bakar.
Dia mengulangi peringatan sebelumnya UNRWA kehabisan bahan bakar, sehingga membahayakan bantuan penyelamatan bagi 2,2 juta orang di Gaza. Segala sesuatu mulai dari pengiriman bantuan, pasokan air, hingga akses uang tunai dari mesin ATM akan terkena dampaknya.
“Kami tidak akan dapat menegakkan komitmen kami untuk membantu rakyat Palestina lebih lama lagi,” katanya. “Saya yakin ada upaya yang disengaja untuk mencekik operasi kami dan melumpuhkan operasi UNRWA.”
Baca Juga
- Ini Seruan Sekjen PBB Untuk Konflik Palestina dan Israel
- PBB Kibarkan Bendera Setengah Tiang, Kenang Petugas yang Terbunuh di Gaza
Kepala hak asasi manusia PBB Volker Türk pada hari Kamis menyambut baik seruan Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pertempuran di Gaza di mana “para dokter mengoperasi anak-anak yang berteriak tanpa obat bius, menggunakan telepon genggam sebagai penerangan”, sebelum mengimbau secara langsung kepada kedua belah pihak yang bertikai untuk meletakkan senjata mereka.
Berbicara di Jenewa, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia mendesak pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk “menciptakan ruang politik untuk keluar dari kengerian ini”.