TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Sekitar 135 serangan terhadap fasilitas kesehatan telah didokumentasikan di Gaza selama sebulan terakhir, dan Dr. Harris dari WHO mengatakan ini adalah jumlah tertinggi yang tercatat dalam waktu yang singkat.
“Saya harap ini adalah yang terburuk yang pernah kita lihat,” kata juru bicara WHO Margaret Harris, Selasa (14/11).
“Hujan hanya akan menambah penderitaan” orang-orang di Jalur Gaza,” ujar Margaret Harris kepada para wartawan sebelumnya di Jenewa, pada saat gangguan pada pemompaan air limbah dan kekurangan air menyebabkan lonjakan penyakit yang ditularkan melalui air dan infeksi bakteri.
Children recounted stories that would haunt anyone who hears them.
We witnessed horrified people who entered the shelter still carrying white flags, symbols of surrender & desperate hope for sanctuary as they passed Israeli Armed Forces.#HearTheirVoiceshttps://t.co/yiw3eolf4H pic.twitter.com/3IJkg50T9t
— UNRWA (@UNRWA) November 11, 2023
Juru bicara WHO menunjuk pada “tren yang meningkat” dari serangan terhadap layanan kesehatan, yang juga terlihat dalam konflik lain yang sedang berlangsung di Sudan dan Ukraina.
“Tampaknya entah bagaimana pemahaman bahwa rumah sakit harus menjadi tempat yang aman, tempat di mana orang datang untuk dirawat ketika mereka membutuhkan, telah dilupakan,” katanya kepada para wartawan, yang dikutip dari news.un.org.
Ditanya tentang kemungkinan mengevakuasi pasien, Dr. Harris menjelaskan semua yang tersisa di Al-Shifa membutuhkan bantuan kritis untuk tetap hidup. Memindahkan mereka “akan menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan dalam situasi terbaik”, kata Dr. Harris, apalagi di tengah pengeboman, bentrokan bersenjata, dan kurangnya bahan bakar untuk ambulans.
“Cara terbaik adalah menghentikan permusuhan saat ini dan fokus untuk menyelamatkan nyawa, bukan mengambil nyawa,” tegasnya.
Baca Juga
- Jokowi Ajak Joe Biden Setop Konflik di Gaza (Video Dialog)
- Hamas Pakai Rumah Sakit Dukung Operasi Militer, 11.200 Warga Palestina Terbunuh
I am deeply disturbed by the horrible situation and dramatic loss of life in several hospitals in Gaza.
In the name of humanity, I call for an immediate humanitarian cease fire.
— António Guterres (@antonioguterres) November 14, 2023
238 Sandera Ditahan
Sementara itu, di Jenewa, keluarga dari 238 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza sejak 7 Oktober lalu akan melanjutkan advokasi mereka untuk pembebasan orang-orang yang mereka cintai pada hari Selasa.
Sebuah pertemuan diumumkan antara keluarga para sandera dan Mirjana Spoljaric, Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), sebuah organisasi mitra kemanusiaan PBB.
Baca Juga: Fatwa Terbaru MUI: Dukungan Agresi Israel ke Palestina Hukumnya Haram
Dalam sebuah pernyataan, ICRC mengatakan Spoljaric juga akan bertemu dengan pihak berwenang Israel dan organisasi tersebut “secara terus-menerus melakukan advokasi atas nama para sandera yang ditahan di Gaza, termasuk secara langsung dengan Hamas dan para pihak yang mungkin memiliki pengaruh terhadap kedua belah pihak”.