TENTANGKITA, JAKARTA – Ustad Didin Hafidhudin, Guru Besar Ilmu Agama Islam Universitas Ibnu Khaldu (UIKA) Bogor memberikan ceramah ba’da subuh, terutama kajian tentang tafsir Al Quran.
Kali ini Ustadz Didin memberikan ceramah tentang Tafsir Al-Quran Surat Asy-Syura ayat 1-6.
- “Haa Mim,
- ‘Ain Sin Qaf,
- Demikianlah Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana mewahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada orang-orang yang sebelummu.
- Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Mahaagung, Mahabesar.
NGAJI BUYA ARRAZY: Benarkah Imam Mahdi (Turun) dari Indonesia?
- Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Allah) dan malaikat-malaikat bertasbih memuji Tuhannya dan memohonkan ampunan untuk orang yang ada di bumi.
- Ingatlah, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; adapun engkau (Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka”.
Menurut Prof Didin, surat ini menekankan pentingnya musyawarah dalam kehidupan berjamaah, baik dalam keluarga, maupun dalam masyarakat.
Musyawarah dilakukan untuk membahas apa yang terbaik, namun bukan membahas hal-hal yang sudah jelas hukumnya dalam Islam.
“Segala sesuatu yang telah status dan hukumnya tidak perlu dibicarakan. Misalnya kita tidak lagi membicarakan bagaimana riba menjadi halal karena itu pasti haramnya,” ujar dia.
Prinsip musyawarah menurut Ayat 38 Surat Assyura adalah :
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.
Musyawarah dalam Islam menurut Didin berbeda dengan prinsip demokrasi berdasarkan suara terbanyak.
NASIHAT USTADZ ADI HIDAYAT: Kalimat Nabi Yunus Untuk Mempercepat Doa Dikabulkan
Isi dari rukun islam dan rukun iman tidak perlu dimusyawarahkan lagi, mencontohkan.
Musyawarah dilakukan pada hal-hal yang bermanfaat, seperti memakmurkan masjid, atau mengelola zakat.
Ada sebuah Hadist Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa “Tidak akan pernah rugi orang yang suka bermusyawarah. Tidak akan pernah menyesal orang yang beriistikharah”.
Istikharah juga masuk dalam kategori bermusyawarah, namun dengan Allah SWT.
Kita meminta petunjuk dalam menentukan pilihan yang sama-sama baik.
Rasulullah SAW juga sering bermusyawarah dengan istri dan keluarganya.
Dengan Siapa Kita Bermusyawarah?
Lakukan musyawarah dengan orang-orang yang baik, menegakkan salat dan berbuat baik.
“Bermusyawarah dengan orang-orang seperti ini insya Allah pendapatnya masih akan dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Didin.
Sebaliknya, jika bermusyawarah dengan orang yang tidak pernah menegakkan salat, maka hal yang keluar mungkin berasal dari nafsunya saja, bukan dari pikiran jernih karena Allah SWT.
NASIHAT USTADZ ADI HIDAYAT: Petunjuk Quran untuk Mendapatkan Keturunan (1)
Surat ini dinamakan Assyura karena perintah untuk bermusyawarah menurut ajaran islam.
Perintah musyawarah juga ada di dalam Surat Ali Imran 159, yang artinya:
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.
Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal”.
*Diolah dari catatan “Ta’lim Bakda Subuh KH Didin Hafidhuddin” yang ditulis oleh Prof Bustanul Arifin.
Nasihat Ustadz Adi Hidayat: Sering-sering Minta Bimbingan Allah saat Memasuki Usia 40