TENTANGKITA, JAKARTA – Gejala yang dirasakan oleh individu yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron diketahui lebih ringan dibanding varian Delta, sehingga disebut-sebut sebagai akhir dari pandemi Covid-19.
Pasien N yang terdeteksi terinfeksi Omicron di Wisma Atlet tidak merasakan gejala apa-apa.
Jika disimpulkan gejalanya tidak jauh berbeda dengan flu biasa yang sering menyerang saat musim hujan.
Gejalanya didominasi badan yang terasa pegal-pegal, meriang, pilek, radang tenggorokan ringan, bersin-bersin, kelelahan hingga berkeringat di malam hari.
BACA JUGA: APA YANG PERLU DIKHAWATIRKAN DARI VARIAN OMICRON?
BACA JUGA: PFIZER KLAIM TEMUKAN OBAT YANG EFEKTIF LAWAN OMICRON
Angka kematian juga cenderung rendah. Di Afrika Selatan, tempat varian ini pertama ditemukan, grafik kasus meningkat tinggi namun grafik kematian tetap flat.
Virus juga hanya mendominasi saluran pernafasan, sehingga tidak menyebabkan radang paru.
Kurang lebih 20 -30 kasus kematian per harinya, dari 37.000 kasus harian.
Sedikit sekali laporan yang merasakan gejala batuk kering dan anosmia seperti yang dialami pada Delta.
Fakta yang mengkhawatirkan adalah kecepatan Omicron menyebar.
Di Afrika Selatan, tempat varian ini pertama kali ditemukan, kasus Omicron sudah mencapai 98 persen dari total infeksi menggantikan varian Delta.
Varian Omicron: Indonesia Prioritaskan Vaksinasi Covid-19 pada Anak
BACA JUGA: PEMERINTAH BELUM TAHU DAMPAK VARIAN OMICRON PADA EKONOMI
Di London sudah 40 persen dari total infeksi.
Hal ini menimbulkan keyakinan di kalangan para ahli bahwa varian Omicron ini adalah tanda-tanda berakhirnya pandemi.
Keyakinan ini muncul karena kecepatan virus menyebar namun di satu sisi keparahannya berkurang, sehingga akan menimbulkan kekebalan alamiah.
Jadi akan ada banyak orang yang tertular oleh varian baru itu dan membentuk antibodi alamiah.
Itulah yang akan membuat masyarakat kuat menghadapi virus di masa depan. Kurang lebih seperti influenza yang biasa dialami oleh masyarakat.
Omicron Masuk Indonesia: Prof Zubairi Ingatkan Pentingnya Karantina Tanpa Terkecuali
Pandemi Berakhir Tergantung Masyarakat
Sebagian ahli mengungkapkan berakhirnya pandemi tergantung dari kesediaan masyarakat untuk beradaptasi.
Serangan virus bisa berakhir jika masyarakat sudah bisa menghadapinya dan mengubah cara pendekatan dengan virus yang mungkin akan terus ada selamanya.
Masyarakat bisa meningkatkan ketahanan tubuh dengan vaksinasi.
Selain itu dengan menguatkan imun tubuh seperti berolahraga, dan asupan makan yang bergizi dan seimbang.
Masyarakat juga harus konsisten dengan kebiasaan baru yaitu menjaga jarak, menjaga kebersihan dan tidak bepergian jika tidak perlu.
Melawan pandemi Covid-19 memang tidak hanya tergantung pada penemuan medis atau industri farmasi, namun juga adaptasi perilaku masyarakat.