TENTANGKITA, JAKARTA – Pemerintah memastikan bahwa varian terbaru Covid-19 yaitu Omicron telah masuk ke Indonesia.
Pasien adalah seorang pekerja di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta dan tidak merasakan gejala apa-apa.
Sejauh ini data di dunia menyebutkan bahwa gejala Omicron lebih ringan dari varian Covid-19 sebelumnya yaitu Delta.
Jika disimpulkan gejalanya tidak jauh berbeda dengan flu biasa yang sering menyerang saat musim hujan.
Orang yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron biasanya merasakan:
- Sakit Kepala
- Bersih-bersih
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Tidak kehilangan penciuman
- Batuk terus menerus
- Kelelahan
- Tenggorokan gatal
- Demam ringan
- Keringat pada malam hari
Dr Jaka Pradipta, Sp.P seorang pulmonologist atau dokter spesialis paru menjelaskan dalam akun Twitternya soal varian omicron ini.
Menurut dia Omicron ini seperti virus Corona dengan “Baju Baru”.
Mutasi terjadi dalam jumlah banyak sehingga “kurang” dikenali oleh antibodi di tubuh.
Ini menyebabkan kasus reinfeksi di beberapa negara terjadi.
Omicron Masuk Indonesia: Prof Zubairi Ingatkan Pentingnya Karantina Tanpa Terkecuali
Namun swab PCR dan antigen tetap dapat mendeteksi.
“Bagaimana gejalanya? Sejauh ini data di dunia menyatakan lebih ringan dibanding Delta,” ujar dia.
“Gejala Omicron didominasi badan pegal2, meriang, pilek dan radang tenggorokan ringan. Batuk kering dan anosmia seperti pada Delta sedikit dilaporkan.”
Sedangkan angka kematian juga cenderung rendah.
Di Afrika Selatan, tempat varian ini pertama ditemukan, grafik kasus meningkat tinggi namun grafik kematian tetap flat.
Kurang lebih 20 -30 kasus kematian per harinya, dari 37.000 kasus harian.
Penelitian di Hongkong menunjukkan jumlah virus Covid-19 varian omicron pada saluran napas lebih besar 70 kali lipat dibanding delta sehingga penularan lebih hebat.
Namun jumlahnya pada organ paru lebih kecil 10 kali lipat dibanding varian Delta, sehingga peradangan pada paru menjadi lebih ringan.
Menurut dr Pradipta, gejala yang ringan dan tidak khas ini terkadang malah membuat bahaya karena orang tidak sadar sedang terinfeksi.
Dengan demikian penyebaran omicron menjadi semakin luas.
Penyakit Diabetes Melitus: Penyebab, Tanda, Gejala dan Cara Pengobatan
Di Afrika Selatan jumlah kasus Omicron sudah mencapai 98 persen dari total infeksi menggantikan varian Delta.
“Lambat laun Omicron menyebar ke seluruh Dunia. Kita lihat saja UK (Inggris) dalam beberapa hari sudah menjadi puluhan ribu kasus. 40 persen varian di London saat ini sudah Omicron,” ujar dia.
Jika Gejala Ringan Mengapa Khawatir dengan Varian Omicron?
Menurut dr Pradipta tingkat penularan yang tinggi ini, lebih cepat dari Delta maka akan membuat orang sakit bersama-sama.
Orang tua, muda sekaligus orang dengan komorbid dan belum divaksin akan terinfeksi dan meningkatkan kebutuhan rumah sakit.
Di Afrika Selatan, saat ini ada 4.000 pasien yang dirawat di seluruh rumah sakit negara itu.
Kabar baiknya 90 persen tidak memakai oksigen tambahan, dan banyak yang tidak bergejala namun dirawat karena memiliki penyakit lain.
Data menunjukkan puncak grafik #omicron bisa dicapai dalam 3-4 minggu, sedangkan kita bisa mencapai puncak grafik Delta kemarin selama kurang lebih 6-8 minggu.
Varian Omicron Masuk Indonesia: Menkeu Belum Tahu Dampak Ekonominya
“Bisa dibayangkan betapa kacaunya apabila ini terjadi..” ujar dia.
Namun di sisi lain ringannya gejala Omicron dan penularan yang lebih cepat diartikan beberapa ilmuwan sebagai akhir dari pandemi.
“Karena virus melemah dan malah akan membuat peningkatan kekebalan alami. Kita lihat saja bagaimana di UK ya,” ujar dia.
Pfizer Klaim Temukan Obat Atasi Varian Omicron, Diberi Nama PAXLOVID