TENTANGKITA.CO– Konflik antara Palestina dan Israel masih terus saja berlanjut. Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan keprihatinan yang teramat dalam atas meningkatnya warga sipil yang menjadi korban.
Hingga hari ini tercatat lebih dari 1000 korban konflik Palestina Israel yang kebanyakan adalah warga sipil. Mereka menjadi korban pada pertempuran antara Hamas dan militer Israel yang dilakukan sejak beberapa waktu lalu di Jalur Gaza.
Keprihatinan Putin disampaikan melalui telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
BACA JUGA:Fisipol UGM Rumuskan Transformasi Digital dan Perubahan Iklim
“Penekanannya diberikan pada situasi yang memburuk secara tajam di zona konflik Israel-Palestina”, kata Kremlin dalam pernyataannya tentang diskusi para pemimpin tersebut.
“Keprihatinan mendalam diungkapkan mengenai terus meningkatnya kekerasan dan meningkatnya jumlah korban sipil,” ungkap Putin.
Baik Putin maupun Endorgan sepakat menyatakan perlu gencatan senjata secepat mungkin dan dimulai kembali proses negoisasi.
Pada Selasa 10 Oktober kemarin Putin juga mengkritik kebijakan Washington di Timur Tengah, yang menurutnya gagal karena tidak mempertimbangkan kebutuhan rakyat Palestina.
Putin juga menyebut pembentukan negara Palestina “perlu” dan menyalahkan ledakan kekerasan terbaru pada kebijakan AS di wilayah tersebut.
Putin mengatakan Washington berusaha untuk “memonopoli” upaya-upaya dalam menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina, dan dia menuduh AS tidak berusaha mencari kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, namun justru memaksakan ide-idenya sendiri untuk mencari solusi dari konflik tersebut.
AS telah mengabaikan kepentingan rakyat Palestina, termasuk keinginan mereka akan negara merdeka.
Putin tidak menyebutkan peran Rusia dalam proses perdamaian Timur Tengah. Bersama dengan AS, PBB, dan Uni Eropa, Moskow sejak tahun 2002 telah menjadi bagian dari “Kuartet” kekuatan yang bertugas membantu menengahi perundingan perdamaian Israel-Palestina.
Putin juga memperingatkan bahwa peperangan yang terjadi saat ini “lebih dari sekadar mengkhawatirkan”.
“Ini berpotensi berbahaya karena tumbuh dan menyebar dari zona konflik Arab-Israel saat ini,” ujarnya melalui Jubir Putin,Dmitry Peskov .
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa pihaknya siap membantu mencapai penyelesaian antara Israel dan Palestina dengan mengoordinasikan anggota regional.
Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menyatakan pihaknya berhubungan erat dengan para pemain terkemuka di kawasan, yang perannya dalam menstabilkan situasi dan menciptakan kondisi. Maka membangun dialog langsung dengan Palestina-Israel sangat diperlukan.