TENTANGKITA.CO – Sejumlah warga sipil Palestina tewas dan lainnya terluka akibat dua serangan udara Israel yang dilakukan malam hari pada 7 Oktober 2023.
Serangan udara Israel, menurut sumber lokal dalam pemberitaan Kantor Berita Palestina, wafa.ps, menargetkan dua rumah tempat tinggal di kota Rafah dan Gaza di Jalur Gaza yang terkepung.
Koresponden WAFA menyebut sebuah pesawat Israel melakukan serangan udara ke bangunan perumahan tanpa peringatan sebelumnya di lingkungan Shabora di Rafah. Wilayah tersebut berada di bagian selatan Jalur Gaza.
Salah satu serangan udara Israel mengakibatkan korban jiwa dan cedera sepuluh warga sipil Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan. Korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Abu Youssef Al-Najjar di kota tersebut.
Serangan udara Israel lainnya menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal di lingkungan Zaytoun di Kota Gaza. Aksi militer itu menyebabkan cedera pada penghuninya. Korban luka segera dilarikan ke Rumah Sakit Al-Shifa di kota tersebut.
Agresi Israel terus berlanjut sejak dini hari, menyebabkan sejumlah besar korban jiwa, cedera, dan kerusakan parah pada bangunan, rumah, properti, dan infrastruktur di seluruh Jalur Gaza.
Situasi di Jalur Gaza, menurut pemberitaan WAFA, masih sangat mengerikan, dimana warga sipil menanggung beban terbesar akibat serangan Israel yang sedang berlangsung.
PM ISRAEL NYATAKAN PERANG
Sebelumnya, PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel dalam status perang menyusul serangan roket yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya sedang berperang dengan Hamas. Otoritas militer juga akan memanggil pasukan cadangan untuk meningkatkan angkatan bersenjata.
“Musuh akan membayar harga yang belum pernah diketahui sebelumnya,” PM Israel Benjamin Netanyahu seperti diberitakan media online dunia.
Hamas merupakan akronim Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah atau Gerakan Perlawanan Islam, sebuah sayap militan yang menentang pendudukan Negara Zionis itu di Palestina.
Serangan Hamas ke wilayah Isreal pada Sabtu 7 Oktober, menurut media massa internasional, disebut-sebut sebagai yang terbesar dari yang pernah ada sebelumnya.
Selain memanggil pasukan cadangan, otoritas militer Israel pun langsung menyalakan ‘alarm perang’ dengan memerintahkan serangan balasan akibat aksi Hamas tersebut.
Dari pemberitaan media massa internasional, saling serang pada Sabtu 7 Oktober mengakibatkan sekitar 300 warga Israel dan lebih dari 200 warga Palestina tewas. Selain korban tewas, sekitar 1.590 orang Isreal dan 1.697 orang warga Palestina terluka.
Dari keterangan otoritas Israel seperti ditulis media dunia, ada tentara dan warga sipil Israel yang disandera oleh kelompok Hamas. Kelompok Hamas juga mengaku telah menyandera sejumlah warga sipil dan tentara.
Sementara itu, Hamas menyatakan bahwa serangan ke Isreal pada 7 Oktober hanyalah permulaan. Kelompok militan itu mengaku sedang mempersiapkan pertempuran panjang.
Kegagalan militer dan intelijen Israel dalam mengantisipasi serangan tersebut juga membuat dunia kaget.
Dunia internasional terbelah menyikapi serangan Hamas ke Israel. Sebagai contoh, pemerintah Iran memuji militan Palestina atas serangan tersebut.
Namun, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutuk apa yang disebutnya sebagai ‘serangan mengerikan terhadap Israel yang dilakukan oleh teroris Hamas’.
Menurut Presiden Joe Biden, Israel mempunyai hak untuk membela diri. “Dukungan pemerintahan saya terhadap keamanan Israel sangat kuat dan tidak tergoyahkan.”
Pertumpahan darah yang terjadi kemarin merupakan peningkatan ketegangan paling signifikan antara Hamas dan Israel selama bertahun-tahun.