Jumat, 22 November 2024

NASIHAT USTADZ ADI HIDAYAT: Petunjuk Quran untuk Mendapatkan Keturunan (2)

Sekarang kita lanjut membahas nasihat Ustadz Adi Hidayat tentang petunjuk Al Quran untuk mendapatkan keturunan setelah langkah pertama berupa istighfar seperti dilakukan oleh Nabi Nuh.

Hot News

TENTANGKITA, JAKARTA – Sekarang kita lanjut membahas nasihat Ustadz Adi Hidayat tentang petunjuk Al Quran untuk mendapatkan keturunan setelah langkah pertama berupa istighfar seperti dilakukan oleh Nabi Nuh.

Nasihat Ustadz Adi Hidayat selanjutnya bercerita tentang Nabi Zakaria yang terus bermohon kepada Allah SWT seperti tercantum dalam Al Quran surat ke-21 Al Anbiya ayat 89-90.

“Dan ingatlah kisah Nabi Zakaria. Nabi Zakaria itu sudah sepuh, punya istri namanya dalam bahasa Latin dikenal dengan Elizabeth. Elizabeth ini saudarinya Hannah. Hannah ini istri (dari) Imran. Imran dan Hannah punya anak namanya Maryam. Maryam punya anak namanya Isa as.

Nabi Zakaria menikah dengan Elizabeth belum punya keturunan. Menrut nasihat Ustadz Adi Hidayat, istri Nabi Zakaria divonis, mohon maaf, sudah menopouse dan mandul.

Namun, dengan segala keteguhan hati dan kekuatan jiwa, beliau bermohon kepada Alla SWT. Dan doanya ini (Nabi Zakaria) diabadikan di Quran. Menurut nasihat Ustadz Adi Hidayat , kita diminta oleh Allah untuk bisa mengamati, mempelajari, bahkan menirunya, meneladaninya.

“Ingatlah kisah Nabi Zakaria as yang berdoa ‘Ya Allah jangan biarkan aku sendiri. Jangan biarkan aku tidak memiliki keturunan sedangkan Engaku yang terbaik dalam menganugerahkan keturunan.”

Dan apa yang terjadi? Menurut Ustadz Adi Hidayat, Allah menjawab “Kami lekas jawab doanya. Dan Kami anugerahkan kepadanya seorang anak lelaki namanya Yahya. Dan Kami memperbaiki kondisi istrinya yang divonis secara medis tidak mungkin punya keturunan, kata Allah tidak ada yang mustahil bagi Allah.”

Kalau Anda ingin melihat doa Nabi Zakaria lebih detail, silakan lihat surat ke-19 Maryam dari ayat ke-2 sampai dengan ke-9. “Anda akan temukan runtutan doanya yang sangat menyentuh dan boleh saja kita amalkan untuk bermohon kepada Allah SWT.”

Nasihat Ustadz Adi Hidayat melanjutkan pelajaran tentang apa yang harus dilakukan setelah berdoa.

“Ada yang menarik, sertai doa itu dengan amalan-amalan pendukung,” ujar Ustadz Adi di kanal YouTube Adi Hidayat Official dengan judul Petunjuk Al Quran untuk mendapat keturunan yang diunggah pada 10 Oktober 2021.

Apa amalannya pendukungnya?

“Sungguh mereka itu orang-orang yang senantiasa bergegas mengerjakan kebaikan, pioner kebaikan. Apa saja (tentang kebaikan mereka mengerjakan) paling duluan…. Bergegas mengerjakan sebuah kebaikan.”

“Dan tidak putus bermohon kepada Kami dengan penuh harap. Dan merasakan khawatir kalau sekiranya doa itu tidak terjawab. Jadi boleh saja kita punya kekhawatiran sepanjang yang diminta itu baik. Jadi berdoa dengan penuh harap disertai dengan kebaikan-kebaikan. Dan khusyu, sangat merasakan kedekatan dengan Allah. Membangun ketawakalan dan kekuatan, kepercayaan yang tinggi.”

BACA DEH  Pneumonia Ancaman Serius bagi Anak-Anak, Kematian Terjadi Setiap 43 Detik

“Istighfar, isi dengan doa seperti Nabi Zakaria, dan sertai (dengan) amalan pendukung. Di antara amalan pendukung yang paling kuat, shalat. Itu yang terbaik. Itu ditemukan di surat ketiga Ali Imran ayat 38 sampai 39.”

TAUTAN NASIHAT LENGKAP USTADZ ADI HIDAYAT

NASIHAT USTADZ ADI HIDAYAT: Petunjuk Quran untuk Mendapatkan Keturunan (1)

PROFIL USTADZ ADI HIDAYAT (UAH)

Ustadz Adi Hidayat (UAH), seperti disebut di laman seperti disebut di laman www.quantumakhyar.com, memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI.

Di dua sekolah dasar ini dia juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang. Dalam program ini, dia juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama.

Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orang tuanya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama.

Di madrasah ini, dia juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.

Tahun 1997, dia melanjutkan pendidikan Tsanawiyyah hingga Aliyah (setingkat SMP-SMA) di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut.

Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional. Di Ponpes inilah ia mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama.

Guru utama dia, Buya KH. Miskun as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan dia terhadap al-Qur’an dan pendalaman pengetahuan.

Selama masa pendidikan ini dia telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Provinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarah al-Qur’an.

Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Jogjakarta.

Dia juga sering kali dilibatkan oleh pamannya KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.

Ustaz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf.

Tahun 2003, dia mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas al-Azhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek.

BACA DEH  Pneumonia Ancaman Serius bagi Anak-Anak, Kematian Terjadi Setiap 43 Detik

Tahun 2005, dia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyyah Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.

TENTANG FATWA BUYA HAMKA SOAL NATAL

Ini Dalil Yasinan dan Tahlilan Menurut Buya Arrazy, Bukan Bid’ah

STUDI DI LIBYA

Di Libya, Adi Hidayat belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan al-Qur’an, hadis, fikih, usul fikih, tarikh, Lughah, dan selainnya.

Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan dia mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini.

Selain pendidikan formal, dia juga ber-talaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.

Dia belajar al-Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri).

Adi Hidayat juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir dia ialah Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits dia pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).

Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya dia pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria).

Dia mendalami ilmu lughah melalui syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (pakar bahasa dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (pakar bahasa dan sastra), Dr. Abdullâh Ustha (pakar nahwu dan sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (pakar ilmu arudh), juga masyayikh lainnya.

Adapun ilmu tarikh, dia pelajari di antaranya dari Ustaz Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh tersebut, dia juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.

Di akhir 2009 dia diangkat menjadi amînul khutabâ, Ketua Dewan Khatib Jami’ Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah.

Dia juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah islâmiyyah di kanal At-Tawâshul TV Libya.

Awal tahun 2011 dia kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian dia berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.

Demikian Nasihat Ustadz Adi Hidayat tentang petunjuk Al Quran untuk mendapatkan keturunan.

 

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...